10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!

Harus dituntaskan hingga seri terakhir

Formula 1 selalu menyajikan pertarungan menarik dalam setiap musimnya demi memperebutkan gelar juara dunia. Aksi saling mengejar poin pun selalu seru untuk diikuti pada setiap seri. Bahkan, tak jarang balapan penutup pada akhir musim menjadi penentu siapa pembalap terbaik pada musim itu.

Tak hanya susul-menyusul poin di tabel klasemen yang membuat ini menarik, tetapi juga beberapa insiden selama jalannya balapan pada musim itu semakin membuat situasi tak dapat diprediksi. Hal ini membuat selisih poin menjadi semakin menipis, seperti 10 persaingan dalam perebutan gelar juara dunia ini, bahkan ada yang hanya berselisih setengah poin saja!

1. Nelson Piquet vs Alain Prost (1983)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Alain Prost gagal menjadi juara dunia pada musim 1983 (revolutionwatch.com)

Musim 1983 terjadi duel menarik antara tiga pembalap, yakni Nelson Piquet, Alain Prost, dan Rene Arnoux, namun dua nama pertama menjadi yang terdepan dalam perebutan gelar juara dunia. Prost yang saat itu membela Renault sebenarnya memimpin cukup lama ketika musim berjalan.

Sayangnya, pada empat balapan terakhir ia mengalami tiga kali gagal finis. Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Nelson Piquet yang saat itu mengendarai Brabham. Piquet berhasil memenangi dua balapan pada GP Italia dan Eropa. Hasil tersebut membuat Piquet meraih 59 poin sedangkan Prost hanya 57. Gelar juara dunia musim itu juga menjadi yang terakhir bagi Brabham di ajang Formula 1.

2. Michael Schumacher vs Kimi Raikkonen (2003)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Kimi Raikkonen (kiri) vs Michael Schumacher (kanan) pada musim 2003 (roadandtrack.com)

Dominasi Ferrari begitu terlihat pada musim 2001 dan 2002, namun memasuki musim 2003 mereka mulai terusik oleh McLaren dengan pembalap mudanya, Kimi Raikkonen. Musim itu memang tak lagi didominasi tim kuda jingkrak dengan delapan pembalap berbeda sukses memenangi seri.

Schumacher dan Raikkonen menjadi yang terdepan dalam perebutan gelar juara dunia. Meskipun kala itu Raikkonen hanya memenangi 1 balapan berbanding 6 milik Schumacher, konsistensinya membuat poinnya tak berselisih jauh dengan Schumacher.

Seri terakhir di sirkuit Suzuka, Jepang pun menjadi ajang penentuan siapa pembalap terbaik musim itu. Kimi mampu tampil baik dengan mengunci posisi kedua, namun hasil itu tak cukup membuatnya menjadi juara dunia meskipun Schumacher hanya finis kedelapan. Pembalap asal Jerman itu akhirnya sukses meraih gelar juara dunia keenamnya dengan hanya berselisih 2 poin dari Raikkonen.

3. Alain Prost vs Nigel Mansell & Nelson Piquet (1986)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Alain Prost menjadi juara dunia pada musim 1986 (motorsportmagazine.com)

Pada musim 1986 terjadi persaingan sengit antara duo Williams, Nelson Piquet dan Nigel Mansell dengan Alain Prost yang membela McLaren. Kala itu ketiganya saling berbagi kemenangan dengan Mansell memenangkan 5 balapan, sementara Piquet dan Prost masing-masing dengan 4 kemenangan.

Seri terakhir di sirkuit Adelaide menjadi penentuan siapa yang akan menjadi juara nantinya. Saat itu Mansell sedang di atas angin. Ia hanya perlu berada di peringkat ketiga untuk menjadi juara. Namun, di pertengahan balapan ia mengalami pecah ban yang membuat mimpinya menjadi juara dunia pupus seketika.

Kedua pesaingnya pun sebenarnya juga mengalami masalah, Prost sempat mengalami pecah ban pada awal balapan yang membuatnya kehilangan banyak posisi. Sementara mobil Piquet sempat tergelincir. Namun, keduanya masih mampu melanjutkan balapan dengan Prost menjadi juara dan Piquet runner up. Hasil itu pun membuat Alain Prost meraih gelar juara dunia keduanya.

4. Mika Hakkinen vs Eddie Irvine (1999)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Mika Hakkinen (kiri) vs Eddie Irvine (kanan) pada musim 1999 (formula1.com)

Mika Hakkinen merupakan juara dunia pada musim 1998. Ia mendapat gelarnya setelah mengalahkan pembalap Ferrari, Michael Schumacher. Namun, pada musim 1999 pembalap asal Jerman itu mengalami cedera yang membuatnya absen dalam beberapa seri sehingga tak lagi bisa menyaingi Hakkinen.

Meski rival terbesarnya mengalami cedera, Hakkinen tak lantas dengan mudah meraih gelar juara. Ia mendapat persaingan sengit dari pembalap Ferrari lainnya, Eddie Irvine. Pada Akhir musim Hakkinen-lah yang menjadi juara dunia setelah memenangkan seri terakhir di sirkuit Suzuka. Hasil itu membuatnya mengemas 76 poin berbanding 74 milik Irvine.

5. Nelson Piquet vs Carlos Reutemann (1981)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Nelson Piquet menjadi juara dunia pada musim 1981 (formula1.com)

Musim 1981 merupakan salah satu musim paling kompetitif sepanjang sejarah Formula 1. Bahkan, saking ketatnya, lima pembalap teratas di akhir musim hanya dipisahkan tujuh poin saja. Kala itu dua pembalap terdepan adalah Nelson Piquet yang membela Brabham dan pembalap Williams, Carlos Reutemann.

Seri terakhir di Las Vegas menjadi pertarungan puncak di antara kedua pembalap asal Amerika Selatan itu. Akhir bahagia menjadi milik Piquet setelah ia mampu berada di posisi kelima, sementara Reutemann gagal mendulang poin setelah hanya mampu finis kedelapan. Gelar itu juga menjadi yang pertama dari tiga gelar juara dunia milik pembalap asal Brazil tersebut.

Baca Juga: 7 Pembalap Formula 1 Ini Mewarisi 'DNA Balap' dari Sang Ayah

6. James Hunt vs Niki Lauda (1976)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!James Hunt menjadi juara dunia pada musim 1976 (formula1.com)

Persaingan antara James Hunt dan Niki Lauda pada musim 1976 merupakan salah satu yang terbaik sepanjang sejarah. Bahkan, cerita keduanya diabadikan dalam film yang berjudul Rush (2013). Lauda sebenarnya mengawali musim itu dengan sangat baik dengan meraih 5 kemenangan, sedangkan Hunt hanya 2 kali.

Namun, hal itu berubah saat Lauda mengalami kecelakaan fatal yang hampir merenggut nyawanya pada GP Jerman. Secara mengejutkan ia hanya absen pada dua balapan dan kembali ketika GP Italia berlangsung. Ketika Lauda absen, Hunt sukses mendulang dua kemenangan tambahan. Hasil itu membuat perbedaan poin semakin menipis di antara keduanya.

Seri terakhir di sirkuit Fuji, Jepang, menjadi penentu gelar juara dunia. Namun, hujan yang begitu deras membuat Lauda memilih mundur dari balapan. Hal tersebut membuat Hunt merebut gelar juara dunia setelah finis ketiga. Pada tabel klasemen ia meraup 69 poin dan unggul satu poin saja dari Lauda.

7. Michael Schumacher vs Damon Hill (1994)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Michael Schumacher (kiri) vs Damon Hill (kanan) pada musim 1994 (axleaddict.com)

Tahun 1994 menjadi musim yang sulit dilupakan bagi para pencinta Formula 1. Hal itu disebabkan meninggalnya Roland Ratzenberger dan Ayrton Senna pada GP San Marino di sirkuit Imola. Namun, musim itu juga memunculkan juara dunia baru dalam diri Michael Schumacher.

Kala itu, ia yang mengendarai Benetton mendapat perlawanan ketat dari pembalap Williams, Damon Hill. Bahkan, mereka hanya dipisahkan satu poin saja pada akhir musim. Namun, gelar juara milik Schumacher tak lepas dari insiden kontroversial pada seri terakhir di sirkuit Adelaide, Australia.

Kala itu mobil Schumacher yang sudah mengalami kerusakan akibat membentur dinding coba disalip oleh Hill. Sayang, mobil keduanya mengalami benturan yang mengakibatkan mereka gagal melanjutkan balapan. Namun, banyak orang menganggap bahwa Schumacher sengaja menabrakan mobilnya ke arah Hill untuk meraih gelar juara dunia.

8. Kimi Raikkonen vs Lewis Hamilton & Fernando Alonso (2007)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Kimi Raikkonen menjadi juara dunia musim 2007 (news24.com)

Musim 2007 menjadi momen terindah dalam karier Kimi Raikkonen sebab ia berhasil meraih gelar juara dunia dalam musim pertamanya bersama Ferrari. Padahal, kala itu Raikkonen hanya dua kali berada di puncak podium, yakni pada seri pertama dan seri terakhir.

Pembalap asal Finlandia itu mendapat persaingan sengit dari duo McLaren, Lewis Hamilton dan dua kali juara dunia, Fernando Alonso. Namun, kemenangannya pada seri terakhir di sirkuit Interlagos, Brazil, membuatnya mengunci gelar juara dunia dengan hanya berselisih satu angka dari Hamilton dan Alonso. Gelar miliknya itu juga menjadi yang terakhir diraih Ferrari hingga saat ini.

9. Lewis Hamilton vs Felipe Massa (2008)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Felipe Massa gagal menjadi juara dunia musim 2008 (f1i.com)

Setelah kalah dari Kimi Raikkonen pada musim 2007, Lewis Hamilton membayarnya semusim berselang. Kali ini pembalap asal Inggris itu harus melawan Felipe Massa yang mengendarai Ferrari. Bahkan, Massa merengkuh lima kemenangan, lebih banyak dari Hamilton yang hanya empat kali menang.

Momen yang tak bisa dilupakan adalah pada seri penutup di GP Brazil. Kala itu Massa sukses meraih kemenangan di hadapan para pendukungnya sendiri. Namun, hal itu ternyata tak cukup menjadikannya juara dunia usai Hamilton berhasil finis kelima. Hasil itu membuat Massa tertinggal satu poin dari Hamilton.

10. Niki Lauda vs Alain Prost (1984)

10 Perebutan Gelar Juara F1 Paling Sengit, Hanya Beda Setengah Poin!Niki Lauda (kanan) vs Alain Prost (kiri) (espn.co.uk)

Setengah poin merupakan selisih paling tipis yang memisahkan peraih gelar juara dunia dengan peringkat kedua pada klasemen akhir. Hal itulah yang terjadi pada musim 1984 ketika duo McLaren, Niki Lauda dan Alain Prost, tengah bersaing memperebutkan gelar juara dunia. 

Ketika itu Lauda sukses mengunci gelar juara dunia ketiganya meskipun Prost meraih lebih banyak kemenangan. Namun, konsistensi membuat Lauda merengkuh lebih banyak poin dibanding rekan setimnya tersebut. Hal unik lainnya adalah Lauda merebut gelar juara dunia tanpa sekali pun meraih pole position. Hal itu mengulang apa yang dilakukan Denny Hulme pada musim 1967.

 

Persaingan ketat merupakan salah satu hal yang membuat Formula 1 menarik untuk disaksikan. Tak ada yang tahu siapa yang meraih gelar juara dunia hingga seri terakhir berlangsung.

Baca Juga: Formula 1 Musim 2021 Jadi Waktu Terberat di Karier Ricciardo

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya