Bina Pemain Muda, Manajer PB Djarum: Susah Latih Mentalnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kudus, IDN Times - PB Djarum kini menghadapi masalah yang umumnya terjadi pada generasi muda pebulu tangkis mereka: masalah mental dan motivasi.
Hal itu pun dibenarkan oleh Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi, yang menyebut bahwa mengajarkan smes keras lebih mudah daripada mengajarkan mental.
"Membina seseorang agar punya smes keras jauh lebih mudah daripada mendapatkan hatinya (motivasi)," kata Fung di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (20/11).
1. Banyak faktor untuk menyentuh mental atlet muda
Fung mengatakan banyak faktor kenapa sulit mendidik mental pebulu tangkis muda.
"Mental ini bentuknya luas sekali, karena orang tidak hanya satu faktor," ujarnya.
Terlebih, masalah motivasi dan mental berasal dari dalam diri atau keinginan seorang atlet.
"Jadi untuk menyelesaikan itu perlu solusi yang halus, menyelami atlet itu tidak mudah," katanya.
Baca Juga: 3 Syarat Lolos Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum
2. Butuh peran seorang pelatih untuk menggerakan mental dan motivasi atlet
Di sini, peran pelatih diperlukan dalam membina atlet. Tidak hanya melatih kemampuan dan fisik, pelatih di PB Djarum juga dituntut membina mental dan motivasi atlet-atlet muda mereka.
"Pertama, tugas seorang pelatih adalah untuk mengarahkan cara berpikir atlet supaya bisa jadi atlet tingkat dunia. Kedua, melatih tubuh dengan skill atau fisik. Ketiga, menyentuh hatinya supaya dia punya keinginan sendiri untuk ada kegigihan yang timbul dari atlet itu sendiri dan bisa bersinergi demi kebaikan kariernya," papar Fung.
3. Sindiran sang legenda
Putra Indonesia pertama yang menjuarai All England tahun 1959 Tan Joe Hok, sempat menyinggung atlet zaman sekarang yang mudah terdistraksi dengan lingkungannya seperti gawai hingga pusat perbelanjaan.
Padahal, menurut Tan, seorang atlet tidak boleh cepat puas dan harus terus berjuang. Terlebih dengan berbagai fasilitas yang diberikan seperti sekarang ini.
"Zaman saya gak ada distraction. Gak ada mal, HP. Gak ada waktu (untuk itu). Kita juga minta pelatih yang kita bina buka cuma fisik tapi mental spiritual. Zaman saya gak ada (sponsor) dan itu jadi motivasi," kata Tan.
Baca Juga: Atlet Bulu Tangkis Indonesia Disegani Dunia, Bukan Semata Karena PBSI!