Badai Tropis Nepartak Ancam Olimpiade Tokyo 2020

Cabang olahraga dayung harus menyesuaikan jadwal

Jakarta, IDN Times - Olimpiade Tokyo 2020 terancam diganggu badai tropis Nepartak. Badan Meteorologi Jepang mengungkapkan jika badai tersebut sudah terbentuk di timur Jepang, sekitar 200 kilometer dari Tokyo. 

Pola cuaca musim panas membuat Tokyo menghadapi suhu 35 derajat celsius, plus kelembaban yang tinggi. Hal itu diperkirakan bakal turun hujan dengan angin kencang. 

Walau dipercaya tak memberikan bencana di Jepang, badai itu kemungkinan bakal mengganggu kompetisi yang digelar pekan ini, termasuk selancar. Walhasil, beberapa pertandingan cabang olahraga air bakal mengalami penyesuaian jadwal pekan ini.

1. Perubahan jadwal di cabang olahraga air yang terdampak

Badai Tropis Nepartak Ancam Olimpiade Tokyo 2020ANTARA FOTO/INASGOC/Rahmad Suryadi

Tak sedikit panitia yang harus mengubah jadwal di olahraga luar ruangan. Cabang olahraga dayung misalnya, terganggu dengan kondisi saat ini dan terpaksa mengganti jadwal menjadi Minggu akhir pekan ini. Selain itu, jadwal dayung pada Senin pun sudah dipastikan pindah ke Minggu juga demi mengantisipasi badai.

"Olahraga luar ruangan begitu berisiko, karena hujan lebat dan angin kencang bisa menyebabkan pertandingan bisa ditunda. Ada beberapa perubahan untuk melakukan penyesuaian," ujar pakar meteorologi Accuweather, Jake Sojda melalui pernyataan resminya, Senin (26/7/2021). 

Direktur Olahraga #Tokyo2020, Mikako Kotani, pun memastikan akan melakukan pembicaraan dengan federasi internasional. Menurut dia, jika federasi internasional bersedia mengubah jadwal, pihaknya bisa mempertimbangkan masalah itu.

Baca Juga: Angin Kencang Hentikan Rio Waida di Olimpiade Tokyo

2. Masalah cuaca jadi hambatan di Olimpiade edisi manapun

Badai Tropis Nepartak Ancam Olimpiade Tokyo 2020Rio Waidan, atlet Indonesia di cabang olahraga surfing yang bakal tampil di Olimpiade Tokyo 2020. (worldsurfleague.com).

Sementara, dikutip Channel News Asia, Direktur Olahraga International Olympic Commite (IOC), Kit McConnell, menganggap kondisi di Jepang saat ini masih normal. Gangguan cuaca, lanjut dia, di venue negara manapun bakal menjadi risiko tersendiri.

Dia menyebut jika gangguan yang dirasakan olahraga ruangan, khususnya di air, pasti mengganggu pertandingan. Namun, hal itu merupakan masalah yang lumrah terjadi di tiap kegiatan serupa.

"Terkadang, angin tak baik untuk berlayar. Itu juga bisa mengganggu olahraga mendayung," ujar Kit.

3. Cabor surfing masih digelar sesuai jadwal

Badai Tropis Nepartak Ancam Olimpiade Tokyo 2020Rio Waidan, atlet Indonesia di cabang olahraga surfing yang bakal tampil di Olimpiade Tokyo 2020. (worldsurfleague.com).

Olahraga selancar sendiri masih menggelar pertandingan di tengah ketidakpastian cuaca di Tokyo. Ketua federasi selancar dunia (ISA) memutuskan pertandingan terus bisa dilanjutkan, karena hal itu tak akan mengganggu para atlet. 

"Bakal ada ombak yang bagus. Tapi, akan ada ombak kuat di sini. Kita mesti sadar jika ombak-ombak itu bakal membesar tiap hari," beber Presiden ISA, Fernando Aguerre.

Kondisi ombak ternyata malah menyulitkan wakil Indonesia, Rio Waida. Dia sempat merasakan kesulitan akibat angin kencang seperti badai sehingga arus sangat deras.

"Saya masuk ke dalam laut. Itu sebenarnya posisi yang tidak saya mau," ujar Rio.

Berusaha mengejar kekalahan, Rio legawa walau pada akhirnya kalah di babak 16 besar cabang olahraga surfing. Dia akhirnya gagal menyumbangkan medali bagi tim Merah Putih di Olimpiade Tokyo.

Baca Juga: Nenek 66 Tahun Jadi Atlet Tertua di Olimpiade Tokyo 2020

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya