ECL 2020 Sukses Digelar, Indonesia Bersiap Jadi Host FEI JWC 2021

ECL digelar dalam masa pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Equestrian Champions League (ECL) 2020 rampung digelar setelah menjalani enam seri selama musim perdana. Walau dihadapkan beberapa kendala di tengah kompetisi, penyelenggaraan merasa puas karena secara keseluruhan liga berkuda antar klub di tanah air ini berjalan lancar.

Founder ECL, Triwatty Marciano menilai, pada gelaran perdananya, kompetisi ini sesuai dengan harapan sejak awal. Liga berkuda equestrian pertama di Indonesia ini telah mendorong peningkatan kualitas pembinaan atlet olahraga berkuda equestrian.

"Menggunakan format liga ini ternyata berjasa atas peningkatan kualitas atlet. Format ini menuntut atlet menjalani pertandingan yang lebih banyak dan juga menjaga konsistensi performanya," kata perempuan yang juga menjabat sebagai kata Ketua Umum PP Pordasi ini kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).

Kompetisi musim ini dinilai begitu kompetitif, karena podium juara kerap dihuni oleh atlet yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan persaingan antar atlet di kompetisi ini cukup ketat. Sehingga, pembinaan atlet berkuda di bidang prestasi mulai merata.

Ferry Wahyu Hadiyanto yang berasal dari klub Equinara berhasil meraih medali emas pada ECL Seri 6 atau pertandingan final itu. Medali yang diraihnya sekaligus membuat Equinara keluar sebagai klub terbaik selama ECL 2020.

1. ECL 2020 mudah diakses oleh siapapun

ECL 2020 Sukses Digelar, Indonesia Bersiap Jadi Host FEI JWC 2021Detasemen Kaveleri Berkuda membuka lansgung ajang ECL yang digelar di Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Sabtu (14/12). IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Triwatty cukup semringah, karena unsur yang diusung ECL dalam menggabungkan antara olahraga equestrian yang kompetitif, pengetahuan mendalam tentang berkuda, sekaligus jadi sarana hiburan untuk berbagai kalangan terbukti berhasil diterapkan musim ini.

Tak hanya itu, walau diterpa masalah pandemik COVID-19, ECL tak melulu dirugikan. Empat seri terakhir yang dilangsungkan di tengah merebaknya virus corona di Indonesia, memang terpaksa digelar tanpa penonton dan menggunakan protokol kesehatan ketat. Namun, hal itu justru melahirkan terobosan anyar.

Pertandingan ECL yang disiarkan secara langsung dan dapat diakses melalui perangkat elektronik memberikan berkah tersendiri. Hal itu membuat kemudahan bagi semua orang dari manapun dan segala usia untuk menyaksikan pertandingan.

Baca Juga: Kompetisi Berkuda Digelar, Menpora: Equastrian akan Maju!

2. Triwatty ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang bekerja keras selesaikan ECL 2020

ECL 2020 Sukses Digelar, Indonesia Bersiap Jadi Host FEI JWC 2021Menpora Zainudin Amali membuka langsung ajang ECL yang digelar di Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Sabtu (14/12). IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Melihat suksesnya gelaran perdana ECL ini, Triwatty pun mengucapkan banyak terima kasih untuk seluruh pihak yang sudah mendukung penyelenggaraan ECL 2020. Triwatty merasa, tanpa orang-orang yang berjuang membantunya, sulit bisa menyelesaikan kompetisi hingga selesai.

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan ECL 2020, yakni seluruh horse owner, rider, pelatih, groomer, pemilik klub & stables, panitia penyelenggara, dan tidak lupa para pendukung dan pendamping petugas gugus tugas COVID-19, Polres, Kodim dan Satpol PP Jakarta Timur," ujar istri dari Ketua KONI, Marciano Norman ini.

"Terima kasih juga untuk Almor Stable, Aleta Molly Jewelry, Pindad, dan BNPB," lanjut dia.

3. Indonesia jadi tuan rumah Final FEI Jumping World Challenge 2021

ECL 2020 Sukses Digelar, Indonesia Bersiap Jadi Host FEI JWC 2021Co-founder ECL, Adinda (kiri), Anies Baswedan (tengah) dan Marciano Norman (kanan) yang hadir saat pembukaan ECL di Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Sabtu (14/12). IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Pada penutupan ECL ini juga, PP Pordasi mengumumkan Indonesia menjadi tuan rumah ajang internasional, bertajuk Final FEI Jumping World Challenge 2021. Keputusan tersebut diambil dalam Munas Federasi Equestrian Internasional (FEI) yang dihadiri 102 negara peserta.

Sekretaris Jenderal PP.Pordasi Adinda Yuanita menjelaskan kerja keras jajaran pengurus PP Pordasi sejak beberapa bulan lalu akhirnya membuahkan hasil.

"Proses bidding sebagai tuan rumah FEI World Jumping Challenge ini sudah dilakukan lebih dari sembilan bulan sebelumnya. Perjuangan kita [untuk mendapat kepercayaan jadi tuan rumah itu tidak mudah," ujar Adinda.

Adinda menjelaskan, sebetulnya Indonesia sudah ditunjuk sebagai tuan rumah ajang elite internasional itu pada 2022 mendatang. Namun, dengan berbagai alasan, akhirnya jadwal tersebut dipercepat satu tahun, tepatnya pada 2021.

"Tadinya Indonesia sudah ditunjuk sebagai tuan rumah FEI World Jumping Challenge Final 2022, namun karena satu dan lain hal, Senegal tidak memenuhi persyaratan yang cukup berat dari FEI sebagai tuan rumah pada 2021, maka Indonesia lah yang dimajukan," tukas dia.

Baca Juga: Sempat Rehat Akibat Pandemik COVID-19,  ECL Kembali Dilanjutkan

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya