Jelang Olimpiade 2020 Digelar, Sponsor Malah Menarik Diri

Terdapat kasus COVID-19 di kampung atlet

Jakarta, IDN Times - Sponsor utama Olimpiade Tokyo 2020 menolak untuk mempromosikan ajang multievent olahraga terbesar dunia itu. Mereka memilih untuk menarik diri jelang pembukaan ajang empat tahunan ini, karena adanya sentimen negatif masyarakat, khusunya masyarakat Jepang.

Tak sedikit publik yang mempertanyakan kenapa pemerintah ngotot menggelar Olimpiade di tengah pandemik COVID-19. Masyarakat kurang antusias, bahkan tak mendukung gelaran tersebut karena memberikan risiko dalam penyebaran virus corona yang masih tinggi di Tokyo.

Toyota yang menjadi sponsor utama pun akhirnya enggan untuk menayangkan iklan terkait promosi Olimpiade kali ini. Mereka takut terseret dalam masalah jika Olimpiade berdampak negatif nantinya.

Baca Juga: Bos Juragan99 Bakal Guyur Bonus ke Peraih Medali Olimpiade Tokyo

1. Sponsor utama tak akan ikut dalam upacara pembukaan

Jelang Olimpiade 2020 Digelar, Sponsor Malah Menarik Diritwitter.com/Tokyo2020

Chief Executive Officer Toyota Motor Corp, Akio Toyoda bahkan memastikan, tak ada jajaran direksi yang bakal datang dalam upacara pembukaan Olimpiade nanti. Menurut dia, pihaknya punya alasan kuat untuk tak menghadiri acara yang dinilai penting itu.

“Memang benar, Toyota tak akan hadir dalam upacara pembukaan. itu merupakan keputusan yang sudah dipertimbangkan dengan berbagai faktor, termasuk karena tidak adanya para penonton,” kata Akio dikutip The Guardian.

“Benar juga, kami tidak jadi menayangkan iklan terkait promosi ajang ini, selama Olimpiade berlangsung,” lanjut dia.

Baca Juga: 5 Negara yang Dijagokan Raih Emas Basket di Olimpiade Tokyo

2. Banyak Sponsor mulai ragu karena ketidaksetujuan masyarakat

Jelang Olimpiade 2020 Digelar, Sponsor Malah Menarik Dirimalaymail.com

Sebetulnya, langkah Toyota juga diikuti hampir sebagain besar sponsor lainnya yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020. Kini, 60 perusahaan yang sudah membayar 3 miliar Dollar atau Rp43,6 triliun untuk menyukseskan ajang ini mulai ragu apakah bakal balik kanan atau terus mendukung. 

Terlebih, mereka juga bisa mendapatkan masalah karena tekanan publik yang begitu besar. Maklum, surat kabar Asahi melaporkan jika 68 persen responden masyarakat di Jepang, meragukan Olimpiade yang digelar di tengah pandemik bisa berjalan dengan baik. 

3. Panitia Olimpiade Tokyo 2020 paham kekhawatiran sponsor

Jelang Olimpiade 2020 Digelar, Sponsor Malah Menarik DiriTwitter.com/SkySport

Juru bicara Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya mengungkapkan, panitia menghormati keputusan sponsornya. Ia menyebut, setiap perusahaan yang menjadi sponsor, berhak menentukan sikap di tengah sentimen publik yang terpecah jelang bergulirnya Olimpiade.

“Sponsor atau mitra kami sudah berusaha keras memberikan dukungan. Tentu ada sentimen publik yang masif. Mereka punya cara mengambil keputusan untuk memberi pesan kepada publik agar tak merusak perspektif perusahaan,” ujar Masa.

Beberapa hari jelang pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, terjadi masalah serius di kampung atlet. Tercatat, ada beberapa atlet yang terpapar COVID-19. Selain dua atlet dan astu staf kontingen Afrika Selatan, satu atlet voli Republik Ceko pun mengalami hal serupa. Walhasil, ajang ini pun semakin diragukan.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya