Komposer Olimpiade Tokyo Mundur karena Bully Kaum Difabel

Oyamada melakukan perundungan pada penyandang disabilitas

Jakarta, IDN Times - Kontroversi kembali muncul dua hari jelang digelarnya Olimpiade Tokyo 2020. Kali ini, komposer musik di upacara pembukaan, Keigo Oyamada memilih mundur, karena terlibat kasus perundungan terhadap rekan-rekannya saat sekolah.

Oyamada sejatinya bertugas sebagai komposer di acara pembukaan Olimpiade edisi kali ini yang digelar pada Sabtu (23/7/2021). Namun, pria yang dikenal sebagai Moniker Cornelius ini mendapat kecaman dari publik dalam beberapa hari ke belakang terkait kasus perundungannya terhadap kaum difabel di masa lalu.

Untuk bertanggung jawab atas perbuatannya di masa lalu dan menghentikan polemik, Oyamada pun mengumumkan tak akan terlibat dalam seremonial ajang empat tahunan ini.

1. Memilih mundur agar tak menimbulkan kegaduhan

Komposer Olimpiade Tokyo Mundur karena Bully Kaum DifabelMaskot Olimpiade Tokyo 2020, Miraitowa, berpose di depan Japan National Stadium. (Facebook.com/Tokyo 2020)

Melalui akun media sosialnya, Oyamada merasa menyesal telah melakukan perbuatan memalukan tersebut di masa lalu. Pria yang dikenal dengan Moniker Cornelius mengaku sudah sudah menerima masukan dari berbagai pihak dan keputusannya mundur merupakan yang terbaik.

"Mengenai partisipasi di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, saya merasa, keputusan terlibat di dalamnya kurang mempertimbangkan banyak pihak. Kini, saya sudah menghubungi panitia dan mengajukan pengunduran diri dari event ini," cuit Oyamada dalam akun twitter pribadinya.

Baca Juga: H-3 Olimpiade Tokyo 2020, Yuk Kenalan dengan Maskot Resmi Miraitowa

2. Mohon maaf kepada korban

Komposer Olimpiade Tokyo Mundur karena Bully Kaum DifabelKeigo Oyamada. (thebridge.in).

Perundungan yang melibatkan Oyamada mencuat dalam beberapa hari terakhir ini. Harian Asahi Shimbun dalam laporannya menyebut jika Oyamada mengaku pernah melakukan perundungan kepada teman-temannya dan penyandang disabilitas saat diwawancarai majalah Quick Japan 26 tahun lalu.

Para korban begitu menderita atas perilaku Oyamada di masa lalu. Terlebih, komposer muda ini bertindak kasar dan meminta korban-korbannya melakukan hal yang sangat mengerikan. 

"Saya begitu tulus menerima saran dan masukan semua pihak. Saya mengucapkan terima kasih dan bakal terus mengingatnya untuk jadi pelajaran atas tindakan dan pemikiran di masa depan. Saya minta maaf dari lubuk hati terdalam," kata Oyamada.

"Sekali lagi, saya memohon maaf dengan sangat tulus. Saya mengungkapkan perilaku yang sangat tidak dewasa saat diwawancarai majalah. Saya bukan orang yang bijak karena tak peduli perasaan korban," lanjut dia.

3. Sederet kontroversi Olimpiade Tokyo 2020

Komposer Olimpiade Tokyo Mundur karena Bully Kaum DifabelMaskot Olimpiade Tokyo 2020, Miraitowa (instagram.com/miraitowa)

Mundurnya Oyamada menambah panjang kontroversi yang terjadi jelang Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, insiden memilukan terjadi di venue pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Japan National Stadium. Terjadi kasus perkosaan di dalam stadion yang melibatkan relawan Olimpiade Tokyo.

Seorang perempuan Jepang berusia sekitar 20 tahun, diduga diperkosa oleh seorang relawan asal Uzbekistan. Pria berinisial DR itu diduga memperkosa korban di tribune.

Mundur ke belakang, Yoshiro Mori yang sempat menjabat sebagai Presiden Olimpiade Tokyo 2020, memilih mundur lantaran mengungkapkan pernyataan seksis. 

Kondisi ini jelas memperkeruh pergelaran Olimpiade Tokyo 2020. Terlebih, banyak pihak mengecam karena Jepang tetap memaksakan diri untuk memaksa tetap menggelar ajang ini di tengah pandemik COVID-19.

Baca Juga: Duh! Kasus COVID-19 di Kampung Atlet Olimpiade Tokyo Bertambah Lagi

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya