PON XX Papua: Gali Budaya Lewat Kerajinan Papa dan Mama

Produk asli buatan papa dan mama Papua

Jakarta, IDN Times - Sejak gelaran PON XX Papua, Carolin Waisimon (28), punya rutinitas baru. Dia menjajakan dagangannya di venue pertandingan cabang olahraga pencak silat, GOR HMS Toware, Doyo Lama, Distrik Waibu, Jayapura, Rabu (6/10/2021).

Mendapatkan tempat untuk berjualan, UMKM milik Carolin coba memperkenalkan pernak-pernik khas Papua. Menariknya, semua yang dijajakannya buatan asli dari papa dan mama Papua yang masuk dalam kelompok usaha yang dibuatnya.

"Ini semua produk asli ciri khas Suku Nambrong Genyem yang berada di Sentani. Ini buatan masyarakat kami, berbagai macam barang yang biasa kami bikin, seperti tas noken, ukiran kayu, batik, dan berbagai aksesoris," kata Carolin kepada IDN Times.

1. Jual produk yang dibuat papa dan mama Papua

PON XX Papua: Gali Budaya Lewat Kerajinan Papa dan MamaProduk atau pernak-pernik ciri khas salah satu suku Papua yang dijual di venue pertandingan pancak silat PON XX 2020. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Carolin memang sengaja, mengajak bapa dan mama Papua agar bisa berpikir lebih kreatif untuk berpenghasilan. Sebab, potensi yang mereka miliki cukup besar. Walhasil, ajang PON XX Papua dinilai cocok untuk memperkenalkan produk yang telah dibuat handmade itu.

"Ini bisa membuka mata anak muda di Papua. Mereka sebetulnya punya potensi besar, karena kaya budaya dan punya ciri khas yang menarik. Saya berpikir, berjualan produk khas Papua bisa mendorong faktor ekonomi anak muda terus berkembang. Tak hanya bergantung pada pekerjaan saja," ujar Carolin.

Dia menjelaskan, sebetulnya banyak suku yang berada di Papua memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Hal itu seharusnya jadi nilai jual untuk para pelancong bisa datang dan membeli oleh-oleh khas Tanah Papua.

Baca Juga: 29 Orang di PON Papua Positif, Protokol Kesehatan Diterapkan Baik?

2. Hendak manfaatkan platform digital untuk berjualan produk khas Papua

PON XX Papua: Gali Budaya Lewat Kerajinan Papa dan MamaProduk atau pernak-pernik ciri khas salah satu suku Papua yang dijual di venue pertandingan pancak silat PON XX 2020. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Sejak berjualan di PON, Carolin memang tak mematok target muluk. Dia hanya ingin memperkenalkan produk-produk yang berkualitas dari Papua. Jika bicara omzet, belum ada peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan berjualan di waktu sebelumnya.

"Kalau sampai sekarang, bisa dibilang omzet yang didapat masih normal. Mungkin baru hari pertama pencak silat dipertandingkan. Namun, itu nomor sekian. Yang terpenting, banyak masyarakat Indonesia tahu, kami suku Nambrong Genyem punya banyak potensi," ujar Carolin.

Tujuan utamanya kali ini hanya untuk memperkenalkan saja. Sebab, dia sudah menyiapkan produk-produk yang dibuat itu bisa dijual secara digital, melalui platform e-commerce yang sudah ada. Semua hal yang dibutuhkan pun sedang diurus olehnya.

3. Laris berjualan minuman

PON XX Papua: Gali Budaya Lewat Kerajinan Papa dan MamaProduk atau pernak-pernik ciri khas salah satu suku Papua yang dijual di venue pertandingan pancak silat PON XX 2020. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Lain cerita dengan Carolin, mama dari Sentani, Hanna Masanggai (52), berjualan minuman dan makanan ringan di GOR Toware. Hasilnya pun langsung terasa. Sejak stan dagangannya dibuka pagi hari, tak ada hentinya orang-orang berdatangan untuk membeli dagangannya.

"Kami ini sengaja berjualan minuman segar. Kami tahu daerah sini (Distrik Waibu) cukup panas. Pendatang pasti banyak yang mencari minuman segar untuk menghilangkan haus to. Ini dari tadi banyak sekali yang datang berbondong-bondong membeli minuman itu," kata Hanna.

Namun, dia belum menghitung keuntungan yang didapat di PON XX Papua itu. Menurut dia, yang terpenting adalah terus menambah dagangannya di stan agar tak habis. Sehingga, para pelanggan terus membeli minuman-minumannya saat datang menyaksikan atau bertanding di GOR Toware.

4. Euforia PON bantu ekonomi Papua

PON XX Papua: Gali Budaya Lewat Kerajinan Papa dan MamaProduk atau pernak-pernik ciri khas salah satu suku Papua yang dijual di venue pertandingan pancak silat PON XX 2020. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Dia tak menampik, geliat ekonomi terus meningkat, karena PON XX Papua digelar. Beberapa sektor, seperti industri hotel, hingga makanan paling terasa dampaknya. Hal itu tak lepas dari banyaknya orang yang datang ke Papua untuk terlibat dalam ajang empat tahunan itu.

"Ya, PON ini membuat perekonomian meningkat, karena sebelumnya kan ada pandemik COVID-19. Itu sempat membuat kami di sini kesulitan. Untuk itu, kami dan masyarakat harus berpartisipasi menyukseskan PON. Itu bisa jadi promosi juga bagi kami agar Papua diminati banyak orang, karena banyak juga tempat wisata," kata Hanna.

Euforia PON XX sebetulnya positif untuk bisa membangkitkan perekonomian Papua yang sebelumnya identik dengan pekerja tambang. Kini, Papua bisa bangga, karena mereka ternyata bisa menyelenggarakan ajang besar dan punya potensi untuk bisa jadi destinasi wisata baru di Indonesia 

Baca Juga: Kejutan, Gadis Muda Kalahkan Atlet Timnas di PON Papua 2021

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya