[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!

Indonesia Piala Dunia U-21, Piala Dunia Basket, dan MotoGP

Jakarta, IDN Times - Zainudin Amali adalah satu dari sekian nama baru yang dipilih Presiden Joko "Jokowi" Widodo masuk dalam Kabinet Indonesia Maju pada masa jabatan periode 2019-2024. Yang jadi pernyataan publik, kenapa kursi Menteri Pemuda dan Olahraga kali ini ditempati oleh politisi Partai Golkar tersebut?

Dipilihnya pria asal Gorontalo itu merupakan kejutan besar yang ditunjukkan Jokowi. Maklum, Zainudin tak punya latar belakang yang kental dalam dunia olahraga. Walhasil, tak sedikit pihak mencibir posisi tersebut merupakan jatah parpol koalisi pendukung Jokowi dalam Pilpres 2019.

Walau disambut dengan sedikit pesimistis, hal itu tak menyurutkan langkah Zainudin untuk menjalankan amanah mengurusi kepemudaan dan olahraga Tanah Air. Ia berkomitmen untuk membuat nama Indonesia disegani lewat dunia olahraga dan berjanji membuat olahraga Indonesia berprestasi di kancah internasional.

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan politisi yang lahir pada 16 September 1962 silam tersebut. Di sela-sela kesibukannya, dia bercerita mengenai cara pengembangan olahraga Tanah Air, sampai kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah pelbagai ajang dunia, seperti Piala Dunia U-21, Piala Dunia Basket, hingga keinginan jadi tuan rumah Olimpiade.

Berikut ini petikan wawancara IDN Times dengan Menpora Zainudin Amali.

Proyeksi olahraga Indonesia selama Pak Zainudin menjabat sebagai Menpora pada periode ini bagaimana?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia (RI) Zainudin Amali (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ya, Pak Presiden pada saat berdiskusi dengan saya sebelum pelantikan, beliau menyampaikan tentang harapan-harapan, bagaimana pengembangan prestasi olahraga kita. Indonesia merupakan negara dengan penduduk sekitar 267 juta, tetapi kita belum mampu menghasilkan prestasi yang sepadan dengan jumlah penduduk itu.

Maka, beliau minta kepada saya, untuk mendesain bagaimana pembangunan keolahragaan kita,pengembangan keolahragaan kita ke depan, sehingga sebagai sebuah bangsa yang besar,kita juga bisa imbang dengan prestasi-prestasi di bidang olahraga.

Padahal, banyak negara-negara yang penduduknya tak sebesar kita, tetapi prestasi olahraganya luar biasa.Maka, itu menjadi PR terbesar saya, harus membuat sistem, harus membuat road map, dan harus mendesain. Tidak bisa kita berharap, prestasi itu akan muncul tanpa didesain. Itu yang menjadi PR dan pekerjaan saya.

Seberapa optimisis Anda bisa mengerjakan visi-misi Jokowi di bidang olahraga itu selama periode 2019-2024?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Alhamdulillah, sekarang bersama teman-teman di Kementerian Pemuda dan Olahraga yang sudah lebih dulu berada di sini, saya sudah sampaikan harapan-harapan Bapak Presiden Jokowi kepada Menpora, dan apa saja arahan dari beliau. Jadi kita tidak ada visi-misi dari menteri, yang ada hanyalah visi-misi dari Presiden. Nah, kita harus bisa terjemahkan itu.

Saya optimis! Tentu yang harus saya kerjakan sekarang ini adalah membangun fondasi, fondasi yang terencana, dan berkesinambungan, tak bisa kita berharap satu prestasi dalam waktu sekejap, atau dengan instan. Kalau ada pertanyaan, memang sekarang seperti apa? Sekarang ini muncul by accident, tidak by decide.

Artinya orang punya bakat alam, kemudian dia dilihat, dan talentanya diasah, dia langsung terjun ke berbagai cabang olahraga.  Kalau pembinaan kita seperti itu, saya meyakini kita tak akan mampu menghasilkan satu tim nasional di berbagai cabang olahraga apa pun dengan baik.

Indonesia sendiri memandang gelaran multi-event olahraga terbesar se-Asia Tenggara, SEA Games seperti apa? Kenapa target yang dicanangkan kesannya tak maksimal?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Lifter Indonesia, Windy Cantika Aisah berhasil meraih medali emas di SEA Games 2019 pada Senin (2/12). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ama.

SEA Games itu adalah pestanya negara-negara Asia Tenggara. Namun prestasi di sana belum menentukan olahraga kita melangkah ke jenjang selanjutnya, karena dalam hitungan-hitungan, misalnya dalam Olimpiade.

Yang dihitung masuk ke Olimpiade atau bisa meraih tiket untuk tampil di sana itu lebih banyak adalah kejuaraan-kejuaraan dunia, tapi sebagai bangsa yang berada dalam komunitas Asia Tenggara, kita harus datang, kita harus memeriahkan pesta.

Sebenarnya kita terimanya dari National Olympic Committee (NOC atau dikenal dengan KOI), target itu medali didiskusikan terlebih dahulu dengan cabang-cabang olahraga yang turun di SEA Games 2019 Filipina. Angka 45 itu yang  disampaikan kepada NOC, tapi NOC merasa masih ada potensi, pasti ada cabang-cabang olahraga yang mungkin masih malu-malu menyampaikan target maksimalnya sehingga mereka sampaikan hal yang kira-kira, ya tidak begitu optimis.

Tetapi, okelah kita terima itu. Jadi bukan penurunan ini, memang aslinya begitu, tapi kita melihat potensi, sehingga kita minta mereka supaya lebih ke atas lagi. Jadi kalau ada kekeliruan menghitung, bukan keliru ke bawah, harus ke atas. Target kita lebih baik dari dua tahun yang lalu, di mana pada saat SEA Games digelar di Malaysia 2017, kita berada di peringkat lima, masa, sih, negara sebesar ini masih tetap bertahan di peringkat lima?

Namun untuk juara umum, saya lihat sangat sulit. Saya harus jujur sampaikan kepada masyarakat Indonesia, jangan sampai berekspektasi. Kalau itu terjadi, syukur alhamdulillah. Tapi kalau tidak, ya memang kita sudah prediksi  memperbaiki peringkat dari perolehan di SEA Games ke-29 dua tahun yang lalu.

Membahas salah satu cabor populer, sepak bola, plus profil Pak Zainudin ini kan kayaknya hobi bola. Ditambah, Pak Jokowi sempat memberi pesan terkait percepat sepak bola nih, Kemenpora sendiri menerjemahkannya seperti apa?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!(Presiden Jokowi memberikan keterangan pers, di Bandar Lampung, Jumat 15 November 2019) Dok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Sekarang saya sedang menyusun road map, karena kita punya Inpres. Inpres tentang pembangunan persepakbolaan nasional, maka itu harus ada road map.

Gak bisa kita ujug-ujug pengin jadi juara. Kalau Anda bertanya, apakah dengan kondisi yang sekarang kita bisa punya Timnas? Bisakah kita juara? Saya langsung bisa jawab, tidak bisa. Karena apa, kita tidak ada pembinaan usia dini.

Kita ada kompetisi, tapi tidak terkoordinasi dengan baik. Kemudian kehadiran pemerintah juga belum maksimal. Saya berpikir sementara ini yang harus dilakukan pemerintah adalah hadir di usia-usia sekolah, misalnya sampai U-18, itu berjenjang dari SMP-SMA, bahkan dari SD kita sudah harus bisa. Saya tidak berpretensi itu bisa langsung memberikan prestasi, karena seperti di awal saya sampaikan bahwa ini membangun fondasi.

Kemudian, kita kerja sama dengan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah punya tanggung jawab untuk mendidik pemain sampai U-18. Setelah itu pemain dipersilakan mencari klub, kan begitu ya. Klub juga bisa ambil keuntungan dari situ, akan tetapi tentu ada penggantian uang pembinaan kepada pemerintah daerah, bukan sebuah transfer, tetapi ada caranya, karena klub kan terima pemain yang sudah jadi.

Saya yakin, lima tahun ke depan, kalau road map ini bisa dijalankan dengan baik, kita bisa punya 12.600 pemain. Masa sih mencari 100 orang saja dari 12.600 enggak dapat yang terbaik untuk Timnas Indonesia.

Pak Zainudin sendiri apakah sudah menanyakan tentang aspirasi para atlet muda tentang keinginannya?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Kedatangan Atlet Indonesia di Bandara Soekarno Hatta usai mengikuti gelaran SEA Games 2019. IDN Times/Candra Irawan

Pada saat saya berkeliling di berbagai cabang olahraga, ada dua hal yang mereka (atlet) sampaikan aspirasinya. Pertama adalah tentang sekolahnya dan bagaimana nasibnya kelak setelah tak berprestasi di bidang olahraga. Kemenpora bakal  mendesain satu sistem yang dibuat dengan beberapa pihak, baru setelah itu kita bisa membuat sistemnya.

Nah saya membayangkan misalnya soal sekolah dahulu, kira-kira sistem semacam home schooling begitu dipakai untuk pendidikan atlet. Jadi, gurunya nanti bakal mengikuti atletnya, jangan sekarang atlet dipaksa dengan sekolah normal, hal itu membuat konsentrasi belajar dan prestasi jadi terpecah. Tentu itu harus tersistem, baru setelah itu bicara prestasi.

Anda bayangkan sekarang, atlet harus bertanding, besok dia ujian. Apa yang terjadi? Fokusnya jadi pecah. Di sini (akademik) jeblok, dari sana (prestasi) anjlok.

Jika atlet nanti harus masuk sekolah pukul 07.00-14.00 WIB, prestasi apa yang bisa dihasilkan dari anak-anak kita yang seperti itu untuk olahraganya? Itu gak akan bisa. Saya membayangkan ada kejadian tersebut.

Hasil nilainya jelek, hasil pertandingannya juga pasti jelek. Dapat disimpulkan, dia (atlet) tidak bisa diperlakukan sama dengan anak-anak sekolah yang biasa.

Pendidikan yang dimaksud dalam road map Pak Zainudin untuk para atlet sepak bola itu memang baiknya bagaimana?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!pssi.org

Jika sistem sekolahnya sudah menyesuaikan, mereka akan tertata dengan baik sekolah dan latihannya, gizinya juga bakal diatur. Namun, tak boleh lagi nantinya yang biasanya melakukan penilaian terhadap atlet secara subjektif (pemain titipan) Oleh oknum.

Kalau orang (atlet) tidak bisa bersaing, maka dia tak boleh masuk tim.  Itu akan dievaluasi secara reguler, misalnya per tiga bulan.

Akan tetapi, kalau anak yang sudah masuk program, tapi gak bisa berprestasi, sudah tidak bisa kita genjot lagi, maka kita keluarkan dia. Kita gantikan dengan yang bisa, tapi harus ada jaminan, karena di sini dia sudah didesain untuk sekolah yang tidak seperti yang biasanya (sekolah atlet).

Maka setelah dia keluar dari situ, yang bersangkutan harus bisa sekolah normal lagi. Hal seperti itu, saya akan berbicara dengan berbagai pihak, terutama urusan sekolahnya, dengan Mas Nadiem Makarim (Mendikbud), karena tanpa dukungannya kita enggak bisa.

Kita harus membangun sistem yang baik, jika mereka sepak bolanya anjlok, terus merembet ke sekolahnya, kita punya solusi, sehingga pemain bisa kembali bangkit dan kuat lagi untuk melanjutkan hidup.

Siapa saja pihak-pihak yang dimaksud, yang bakal terlibat percepatan sepak bola tersebut?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Menteri Pendirikan dan Kenudayaan Nadiem Anwar Makariem ditemui usai menjadi pembina upacara peringatan Hari Guru Nasional, di Kemendikbud, Jakarta Selatan, Senin (25/11). (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Keterlibatan semua pihak yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, ada beberapa kementerian, termasuk Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri),  Erick Thohir (Menteri BUMN), dan Wishnutama (Menteri Pariwisata), karena olahraga-olahraga itu memiliki potensi pariwisata,

Menteri PUPR misalnya, harus siapkan lapangan, Menteri ATR juga harus mencarikan tanah untuk pembangunan sarana dan prasarana latihan, dan berbagai hal lainnya. Menteri Pertahanan juga bisa terlibat, mereka  yang membina karakter dan rasa kebangsaan pemain, karena walau hal itu merupakan faktor non teknis, tapi berpengaruh terhadap semangat juang anak-anak kita di lapangan. Jadi, banyak hal yang sedang kami siapkan.

Saya juga berdiskusi dengan berbagai pihak, saya bicara dengan pemain tahun 70-an, dan teman-teman yang ketika di Liga Mahasiswa saya masih aktif dahulu, semuanya diajak berdialog.

Sehingga, nantinya kita bakal menghasilkan satu road map  yang matang. Dan, Kalau itu sudah jadi, maka saya akan lapor kepada Bapak Presiden Jokowi, dengan harapan, ke depan kita akan bisa menghasilkan satu Timnas Indonesia yang kuat dan berprestasi di kancah dunia.

Seperti yang Pak Zainudin tahu, pada periode pemerintahan Jokowi yang kedua ini agenda olahraga juga terus digiatkan, termasuk jadi host beberapa ajang multi-event dunia, termasuk bidding untuk Olimpiade?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!instagram.com/asiangames2018

Kita akan bidding untuk menjadi penyelenggara Olimpiade tahun 2032. Persiapannya tentu dilakukan dari sekarang, mau dilaksanakan di mana tempatnya dan lain sebagainya. Selain itu kita juga siapkan atlet-atletnya, harapannya adalah anak-anak yang sekarang ini berusia 11-12, itu yang akan kita persiapkan dari berbagai cabang olahraga Olimpiade nanti, terutama yang olympic number, itu yang harus kita utamakan

Puncaknya nanti adalah ketika atlet-atlet itu menginjak usia 23-24, mereka sudah siap. Jadi kita tinggal hitung mundur saja dari 2032. Jangan sampai kita bisa menyelenggarakan Olimpiade, tapi tidak bisa berprestasi. Itu yang ada dalam bayangan saya.

Selain itu, kita juga bakal memperbanyak menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan level internasional. Sebab, kejuaraan dunia itu merupakan poin untuk atlet bias tampil pada Olimpiade sehingga potensi atlet untuk mendapatkan hasil maksimal sekaligus mengumpulkan poin untuk mentas di Olimpiade bisa didapatkan.

Seperti pada ajang yang bakal digelar di Tokyo 2020 mendatang,  kita tak bisa kirim atlet maksimal lantaran semuanya kan ditentukan Induk-induk organisasi olahraga internasional, seperti kualifikasi pada beberapa kejuaraan dunia.

Beberapa kejuaran dunia kan bakal sudah pasti digelar di Indonesia, boleh dibeberkan kepada masyarakat apa saja itu dan bagaimana persiapannya?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!IDN Times/Arief Rahmat

Pada 2021 kita akan melaksanakan Piala Dunia dan MotoGP di Mandalika. Tadi pada saat di Hall Basket, tadi (jiu-jitsu)menyampaikan bahwa bermaksud untuk bidding juga menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, ini bagus ya. Selain itu ada juga Piala Dunia Basket 2023, sehingga makin bagus persiapan kita untuk menjadi Tuan Rumah Olimpiade 2032 mendatang.

Kalau soal Piala Dunia U-21 yang satu setengah tahun ke depan bakal berlangsung, FIFA (federasi sepak bola tertinggi dunia) sudah meninjau lapangan mana saja yang bakal digunakan. Kami minta supaya secepatnya FIFA menentukan lapangan yang akan digunakan dari 10 stadion yang diajukan, mana yang menjadi main stadium-nya. Kemudian baru kita lihat, karena itu tidak harus berdekatan.

Terkait lapangan latihan, yang harus berdekatan dengan stadion utama untuk pertandingan layaknya Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta yang dekat dengan Lapangan ABC, tak semuanya seperti itu kok. Bisa juga agak berjauhan, yang penting jarak tempuhnya tidak lebih dari dua jam dari bandara, karena itu persyaratannya FIFA.

Misalnya GBK, stadium utama kan sudah bisa menggunakan lapangan ABC. Kita dukung dengan Stadion Pakansari yang ada di Cibinong, Kabupaten Bogor, kita cari beberapa lapangan latihan lainnya yang berdekatan.

Stadion Bung Tomo, bias dibantu Stadion Deltras Sidoarjo, atau bisa juga dengan Gersik yang berdekatan, bahkan. Bali pun masih memungkinkan, karena itu perjalanannya Cuma satu sampai dua jam saja. Yang penting menurut aturan FIFA tidak ditempuh lebih dari dua jam, karena kelelahan anak-anak nanti.

Terakhir nih untuk Pak Zainudin, PSSI punya kepengurusan baru, Menpora baru, NOC baru, ini kan kalau kita berkaca di periodenya Pak Imam (Menpora sebelumnya) sempat ada friksi, sempat dibekukan FIFA. Nah kalau Pak Zainudin sendiri sama Pak Iwan nanti sinerginya kira-kira bagaimana ke depan?

[WANSUS] Menpora Zainudin Amali: Target SEA Games hingga Piala Dunia!Ketua Umum PSSI, Iwan Bule. IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Ya, ketika memasuki Kongres PSSI kemarin, banyak yang meminta saya sebagai pemerintah untuk masuk, menghentikan gelaran kongres karena jadwal yang telah disepakati PSSI dengan FIFA sebelumnya Januari, bahkan ada yang setengah memprovokasi, sebut Menpora-nya penakut, Menporanya tidak berani, sebelumnya saja berani kok.

Lalu, saya bilang, dulu berani tapi akibatnya kita di-banned, dibekukan. Kan gitu ya.

Jadi saya berhitung betul mana yang menjadi area pemerintah, karena PSSI itu punya federasi internasionalnya, ada FIFA, mereka punya statuta,  miliki aturan, enggak bisa kita semau-maunya masuk ke situ. Saya dating, dan tak menghentikan kongres tersebut. Maka, jawaban sederhana saya, alhamdulillah senang FIFA-nya, sampai Presiden FIFA datang ke Thailand hanya untuk menyampaikan selamat kepada Pak Jokowi.

Sebab, saya bilang, jika FIFA oke, Menpora oke, FIFA enggak oke, Menpora juga enggak oke. Sederhana saja,  tak usah kita ikut mengurus yang bukan urusan kita. Nah sehingga begitu sudah selesai Kongres. Apalagi, sejauh ini Pak Mochamad Iriawan alias Iwan Bule juga baik, komunikasinya bagus, jadi kami komunikasi itu setiap hari sebelum pertandingan, kita saling memberi semangat kan begitu, Alhamdulillah hasilnya positif.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

https://www.youtube.com/embed/zooOle319ro

Baca Juga: Menpora Tak Mau Terima Permohonan Maaf Malaysia Melalui Media Sosial

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya