Bulu Tangkis Jadi Ujung Tombak Megaproyek Olahraga Indonesia

Bulu tangkis Indonesia selalu melahirkan prestasi

Jakarta, IDN Times - Cabang olahraga bulu tangkis menjadi ujung tombak dalam megaproyek olahraga nasional Indonesia. Potensi bulu tangkis Indonesia, disebut Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, begitu besar sehingga layak dijadikan unggulan.

Sudah banyak buktinya. Sejumlah medali dari ajang prestisius, mulai dari All England hingga Olimpiade, sudah diberikan tim bulu tangkis Indonesia. Maka dari itu, tanpa ragu Zainudin menegaskan bulu tangkis jadi garda terdepan dalam megaproyek olahraga nasional Kemenpora.

"Sebagai unggulan, kami tetapkan bulu tangkis sebagai ujung tombak," ujar Zainudin dalam Seminar Olahraga Nasional yang diadakan SIWO PWI Pusat, Rabu (24/3/2021).

Baca Juga: Bintang Bulu Tangkis Dunia Dukung Indonesia yang Dipaksa WO

1. Daftar 14 cabang olahraga unggulan Kemenpora, tidak ada sepak bola

Bulu Tangkis Jadi Ujung Tombak Megaproyek Olahraga IndonesiaIDN Times/PBSI

Megaproyek olahraga nasional yang dibuat Kemenpora menetapkan sebanyak 14 cabor sebagai ujung tombak. Bulu tangkis nantinya ditemani oleh sejumlah cabor yang jadi unggulan oleh Kemenpora. Sepak bola tak masuk ke dalam cabor yang jadi unggulan itu.

Berikut daftarnya:

1. Bulu tangkis
2. Angkat besi
3. Panjat tebing
4. Panahan
5. Menembak
6. Wushu
7. Karate
8. Taekwondo
9. Balap Sepeda
10. Atletik
11. Renang
12. Dayung
13. Senam Artistik
14. Pencak silat

Sebanyak 14 cabor tersebut dianggap berpeluang meraih medali emas pada Olimpiade dan Paralimpiade 2032 mendatang.

2. Kiprah bulu tangkis Indonesia di Olimpiade

Bulu Tangkis Jadi Ujung Tombak Megaproyek Olahraga Indonesiainstagram.com/susysusantiofficial

Cabor bulu tangkis memang memiliki tradisi membawa pulang sedikitnya satu medali emas dari Olimpiade. Hal ini sudah berlangsung sejak pertama kali bulu tangkis diperlombakan di Olimpiade pada 1992.

Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra) sukses mengawinkan medali emas Olimpiade Barcelona pada 1992. Prestasi keduanya diteruskan pasangan ganda putra kebangaan Indonesia, Rexy Mainaky/Ricky Subagja pada Olimpiade 1996, Atlanta.

Medali emas kembali dibawa pulang pasangan ganda putra empat tahun berselang, kali ini lewat Tony Gunawan/Candra Wijaya dari Olimpiade Sydney. Tradisi medali emas Olimpiade dilanjutkan tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat yang berhasil meraih medali emas dari Olimpiade 2004, Athena.

Pada 2008, pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Markis Kido membawa pulang medali emas dari Olimpiade 2008, Beijing. Sayangnya, tradisi emas olimpiade terputus pada gelaran Olimpiade 2012, London.

Empat tahun berselang, ganda campuran legendaris Tanah Air, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berhasil mengembalikan tradisi emas Olimpiade bulu tangkis Indonesia dari ajang Olimpiade 2016, Rio de Janeiro.

3. Wushu dan Pencak Silat belum jadi cabor di Olimpiade

Bulu Tangkis Jadi Ujung Tombak Megaproyek Olahraga Indonesia(Peraih medali emas cabang olahraga wushu di Asian Games 2018, Lindswell Kwok) ANTARA FOTO/Ismar Patrizki

Dari 14 cabor unggulan, dua di antaranya belum dipertandingkan di Olimpiade. Yakni wushu dan pencak silat.

Zainudin menjelaskan, tiap tuan rumah disebut berhak untuk mengajukan satu cabor untuk dipertandingkan. Indonesia yang kini sedang berupaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 mendatang tampak akan menyertakan wushu sebagai cabor yang diajukan.

"Wushu punya peluang besar, karena sekarang sudah ada di 155 negara anggota dari lima benua. Potensinya lebih besar ketimbang pencak silat. Sebab, pencak silat baru ada di 32 negara," ujar Zainudin.

Baca Juga: Ini Dia Macam-macam Servis dalam Bulu Tangkis

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya