Greysia Polii dan Servis Khasnya: Kelemahan yang Jadi Senjata Andalan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pukulan servis dalam bulu tangkis jadi jalan pembuka dalam pertandingan. Tiap atlet pasti berupaya mengontrol laga sejak servis pertama dilepaskan, tak terkecuali bagi atlet ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii.
Awalnya, servis Greysia mungkin hanya jadi bulan-bulanan, karena tak sama dengan atlet lainnya. Siapa sangka, pukulan servis itu justru kini menjadi kekuatan dan senjata andalan.
1. Greysia Polii lakukan forehand servis, tak seperti atlet lainnya
Tak seperti atlet lainnya, Greysia Polii kerap melakukan servis dengan forehand serve dalam tiap performanya. Termasuk ketika dia menjalani tiga turnamen terakhir di Bangkok, Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open, dan BWF World Tour Finals 2020.
Pukulan ini mungkin tak lazim dilakukan atlet bulu tangkis saat ini. Namun, gaya forehand justru menjadi senjata andalan pemain berusia 33 tahun itu.
Baca Juga: Awet hingga Kini, 9 Potret Persahabatan Agnez Mo dan Greysia Polii
2. Cedera pundak jadi awal kisah Greysia tak lakukan backhand serve
Forehand serve Greysia bermula ketika dia mengalami cedera pundak pada 2011 lalu. Kondisi ini membuat Greysia tak nyaman melakukan servis sebagaimana atlet lain biasa lakukan.
"Saya pikir, bagaimana bisa saya, sebagai seorang pemain (bulu tangkis) profesional, tidak bisa servis?" ujar Greysia Polii dikutip laman resmi BWF.
Editor’s picks
Greysia mengaku sempat frustrasi lantaran tak dapat melakukan backhand serve setelah cedera.
"Pelatihku bilang, yang terpenting adalah poinnya, bukan metode servisnya," ujar Greysia.
"Jadi, saya mengganti (metode) untuk pertama kali di awal tahun lalu (2020), dalam Malaysia Masters," lanjut rekan duet Apriyani Rahayu ini.
3. Dari kelemahan, hingga jadi kekuatan andalan
Menyadari servis backhand menjadi kelemahannya, Greysia tak mau lebih lama lagi terkungkung dalam ketakutan dan kelemahan.
"Setelah beberapa tahun, saya menyadari saya harus menerima kelemahan ini," ujar Greysia.
Tak sekadar menerima, Greysia juga kemudian mengubah kelemahannya menjadi kekuatan dan senjata andalannya.
Greysia mengaku, servis masih menjadi PR besar untuknya. Dia bercerita, menonton bagaimana pemain-pemain bulu tangkis lawas dulu kerap menggunakan forehand serve menjadi salah satu caranya untuk berlatih.
"Aku merasa nyaman, tapi aku harus tetap berlatih untuk membuatnya lebih tajam dan lebih tajam lagi," kata Greysia Polii.
Baca Juga: Jarang Pamer Kemesraan, 10 Perjalanan Cinta Greysia Polii dan Suami