Olimpiade di Depan Mata, Gregoria: Apakah Saya Layak Main di Sana?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Cerita persiapan jelang Olimpiade Tokyo 2020 kali ini datang dari wakil tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Nama Gregoria jadi nama atlet tepok bulu Indonesia terakhir yang dinyatakan lolos kualifikasi Olimpiade.
Jadi satu-satunya wakil tunggal putri, Gregoria justru sempat mempertanyakan kelayakan dirinya berlaga di ajang olahraga bergengsi dunia yang akan dimulai pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
"Pikiran saya sempat berkecamuk, tabrakan gitu. Di satu sisi saya senang bisa tampil di Olimpiade, tapi di sisi lain saya bertanya-tanya, apakah saya sudah layak main di sana?" kata Gregoria saat dalam keterangan kepada PBSI pada Jumat (2/7/2021).
1. Gregoria sempat merasa tak siap berhadapan dengan lawan-lawannya
Keraguan Gregoria awal pertama tercipta mengingat Olimpiade adalah ajang olahraga terbesar di dunia yang akan diisi para atlet-atlet terbaik dan berprestasi besar di dunia.
Gregoria merasa dirinya belum mampu bersaing melawan calon lawannya. Terlebih ketika dia mengingat hasil turnamen terakhirnya tak terlalu memuaskan.
"Tapi seiring waktu, saya coba melupakan pikiran itu. Sekarang saya sudah lebih lepas dan siap menghadapinya karena saya berpikir kalau saya menyia-nyiakan kesempatan tahun ini, belum tentu saya bisa punya kesempatan lagi di tahun 2024 nanti," kata Gregoria.
Gregoria saat ini menempati peringkat ke-23 dunia. Dia berharap mampu tampil baik di Olimpiade Tokyo mendatang.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo, Anthony Ginting Mengenang Momen Masa Lalu
2. Jalani latihan berat, Gregoria juga konsultasi dengan psikolog
Editor’s picks
Gregoria kini masih dalam tahap latihan ekstra untuk mencapai titik maksimal. Selama dua minggu terakhir, juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini mengaku menjalani program latihan yang terbilang berat.
"Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Intens banget programnya," kata Gregoria.
Dari sisi nonteknis, sejak tahun ini Gregoria juga mencoba untuk konsultasi ke psikolog karena merasa memiliki masalah dengan mindsetnya kala bertanding.
"Dari tahun 2019 masih begitu-begitu saja masalahnya. Unggul jauh, terkejar lalu kalah," kata Gregoria.
3. Semangati diri sendiri, Gregoria berharap bisa berikan hasil terbaik
Gregoria berusaha untuk terus menyemangati diri sendiri tanpa memikirkan hasil terlebih dulu.
"Kadang yang membuat saya tidak bisa nengontrol diri sendiri itu karena terlalu menggebu-gebu. Jadi sebisa mungkin motivasi itu dijadikan sesuatu hal yang positif, bukan menjadi merugikan," kata Gregoria.
Bersyukur punya kesempatan untuk tampil di Olimpiade, Gregoria berharap bisa memberikan hasil terbaik di Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
"Karena tidak semua atlet punya kesempatan tampil di sana. Saya beryukur mendapat kesempatan itu dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti," kata Gregoria.
Baca Juga: 5 Negara yang Dijagokan Meraih Emas Sepak Bola di Olimpiade Tokyo 2020