Panjat Tebing Keluar Duit Nyaris Rp30 Miliar Demi Tembok Piala Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) merogoh kocek hingga nyaris Rp30 miliar demi mendatangkan tembok untuk digunakan di ajang Piala Dunia Panjat Tebing 2022 pada 24-26 September 2022 mendatang di kawasan SCBD, Jakarta.
Dua tembok didatangkan dari Eropa dengan biaya keseluruhan 2 juta dolar AS atau setara dengan Rp29,6 miliar.
- "Total semuanya, karena gak mungkin wall-nya saja, ada konstruksi lokal lah, segala macam, untuk bongkar pasang. Semua ya sekitar mungkin sekitar dua juta dolar," ujar Ketum FPTI, Yenny Wahid ditemui di kawasan SCBD, Jakarta pada Sabtu (10/9/2022).
1. Datangkan dua tembok dari Eropa
FPTI mendatangkan dua tembok dari Eropa. Kedua tembok ini akan digunakan untuk pelaksanaan gelaran Piala Dunia Panjat Tebing 2022.
Bukan tanpa alasan, dikejar waktu dan ketersediaan stok berstandar Federasi Panjat Tebing Dunia (IFSC) jadi sebab tembok didatangkan dari eropa.
"Pertama wall itu harus bersertifikasi, dan yang punya sertifikasi dari IFSC itu terbatas. Rata-rata masih didominasi oleh Eropa," kata Yenny.
Sebenarnya, Korea Selatan juga memiliki perusahaan penyedia tembok berstandar IFSC dengan harga yang lebih murah dibanding di Eropa.
"Tapi stoknya gak ada. Harus nunggu empat bulan. Kan gak mungkin. Eropa secara harga lebih mahal, lebih jauh juga untuk nerbangin. Tapi ya gimana lagi? mau gak mau," ujar Yenny.
Editor’s picks
Baca Juga: Tuan Rumah Piala Dunia Panjat Tebing, Indonesia Targetkan Medali Emas
2. Datang sejak Agustus 2022
Gelaran Piala Dunia Panjat Tebing 2022 semula akan digelar di Kawasan GBK. FPTI ternyata sudah lama meminta dibangunkan tembok permanen di sana.
Namun, menurut Yenny ada sejumlah kendala yang akhirnya membuat venue terpaksa dipindah ke kawasan SCBD. Setelah resmi berpindah lokasi penyelenggaraan, FPTI segera mendatangkan tembok dari Eropa.
"Tembok tiba itu pertengahan Agustus. Tembok Speed sudah selesai. Tembok Lead selesai minggu ini," ujar Yenny.
3. Belum jadi hak milik FPTI
Menariknya, meski merogoh kocek hampir Rp30 miliar, tembok dari Eropa tersebut ternyata tidak lantas menjadi milik FPTI. Hal ini lantaran FPTI mengaku belum mampu membayar penuh harga fantastis tersebut yang akhirnya dibayarkan lebih dulu oleh kontraktor swasta.
"(Kontraktor swasta) mereka lah yang kemudian memiliki hak atas wall itu dan kita ibaratnya dipinjemin dulu untuk saat ini sampai kita bisa membayarnya," kata Yenny.
Baca Juga: Mantap! Kiromal Katibin Pecahkan Rekor Panjat Tebing Dunia Lagi