Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!

Butuh waktu dua tahun untuk mendapatkan chemistry

Jakarta, IDN Times - Pasangan ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, menjadi pembicara di ajang Indonesia Millennial Summit yang digelar IDN Times di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (22/1).

Dalam diskusi bertajuk "How I Won the Gold Medals" tersebut, Tontowi dan Liliyana berbagi pengalaman, keharuan, sekaligus masa-masa sulit mereka selama 8 tahun berpasangan.

Owi, sapaan Tontowi, mengungkapkan masa-masa paling sulit saat bersama Liliyana alias Butet adalah tahun-tahun awal kebersamaan mereka. "Karena belum dapat chemistrinya," kata Owi.

1. Chemistri terbentuk setelah dua tahun

Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!Dok. IDN Times

Owi mengatakan awal-awal bersama Butet cukup menjadi tantangan buatnya. Sebab, meski mereka sukses meraih berbagai medali pada masa-masa awal kebersamaan, namun chemistri keduanya baru terbentuk setelah dua tahun.

"Setelah dapat gelar All England, itu udah mulai dapet chemistri. Sebelumnya sudah dapat prestasi, tapi kita merasa mainnya itu kayak belum klop aja," kata Owi.

Baca Juga: IMS 2019: Diawali Kelakar "Celana Nyangkut", Sesi Stage Garuda Meriah

2. Butet perlu beradaptasi

Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!Dok. IDN Times

Hal yang sama disampaikan Butet. Ia mengatakan, sebelum dipasangkan dengan Owi, dirinya bermain dengan Nova Widianto. Nova saat itu adalah senior Butet.

"Dia leader saya," kata Butet.

Karena itu, saat dirinya dipasangkan dengan Owi yang lebih junior, Butet pun harus beradaptasi. Jika sebelumnya ia dibimbing Nova, kini Butet harus menjadi pembimbing Owi.

"Saat saya dipisah dengan Nova (karena pensiun), itu tantangan buat saya, sebab saya harus bisa membimbing Owi," kata Butet.

3. Panas-dingin hubungan Owi-Butet

Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!Dok. IDN Times

Jika di lapangan Owi dan Butet selalu terlihat kompak, ternyata di luar itu gak melulu begitu, lho. Sebab ada saat keduanya terlibat perang dingin: Tak saling bertegur sapa.

Butet mencontohkan, satu tahun sebelum Olimpiade 2016, hubungannya dengan Owi memburuk. "Sempat perang dingin," kata Butet. "Kita semua full stress."

Perang dingin tersebut antara lain karena tekanan yang begitu hebat kepadanya dan Owi. Maklum, medali olimpiade adalah impian semua atlet, termasuk Owi dan Butet.

Sementara lawan mereka saat itu sangat berat, salah satunya adalah duet Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China. "Enam, tujuh kali pertemuan (melawan Zhang Nan/Zhao Yunlei) kami kalah terus, gak pernah menang," kata Butet mengenang.

Saat itu, di tengah tekanan dan situasi dingin dengan Owi, mendadak muncul optimisme di dada Butet. "Saya merasa harus menang di Olimpiade," kata Butet. "Puji Tuhan itu tercapai."

Saat itu Owi/Butet bertemu Zhang Nan/Zhao Yunlei di laga semifinal Olimpiade 2016. Secara mengejutkan, Owi/Butet menang dua set langsung dengan skor 21-16, 21-15.

Kemenangan ini mempertemukan keduanya dengan pasangan asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Ying, di laga final. Dan, seperti diketahui, Butet dan Owi berhasil merebut medali emas Olimpiade 2016.

4. Medali emas Olimpiade jadi target terbesar

Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!Dok. IDN Times

Kebahagiaan tak hanya dirasa Butet, tapi juga Owi. Bagi Owi, jangankan memenangkan medali emas, bisa tampil di Olimpiade saja sudah menjadi impiannya.

"Saya rasa setiap atlet pasti akan mementingkan Olimpide. Karena jangankan mendapat medali, untuk ikut Olimpiade saja susah," katanya.

5. Butet memutuskan gantung raket

Selalu Kompak, Owi-Butet Ternyata Pernah Perang Dingin!Dok. IDN Times

Kini, setelah 8 tahun bersama, owi dan Butet harus berpisah. Sebab Butet memutuskan pensiun pada 2019. Turnamen Indonesia Master yang digelar pekan ini akan menjadi turnamen terakhir buat Butet.

"Ada masanya seorang atlet harus memutuskan untuk berhenti," kata Butet.

Butet mengatakan dirinya pernah berniat pensiun setelah meraih medali emas Olimpiade 2016. Namun saat itu banyak pihak melarangnya. Butet pun mengalah.

Kini tak ada lagi yang bisa menghentikan keputusannya menggantung raket. Karena itu ia tak menargetkan apapun di Turnamen Indonesia Master kali ini.

"Saya ingin menikmati turnamen terakhir saya," kata Butet. "Karena mungkin Februari nanti saya hanya akan jadi penonton."

Owi sendiri tak bisa membendung keinginan Butet menggantung raket. "Apapun keputusan Butet pasti saya hargai," katanya.

Owi belum mengetahui siapa yang akan dipasangkan dengan dirinya setelah Butet pensiun nanti. Yang pasti, ia harus membangun chemistri lagi dengan pasangan barunya nanti, persis seperti yang dilakukannya bersama Butet delapan tahun lalu.

Baca Juga: Liliyana Pensiun, Tontowi di IMS 2019: Jadi Sedih Saya

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya