Tangis Erwin di Athena Terbayar, Anaknya Raih Medali Olimpiade 2020

Keikhlasan Erwin 17 tahun lalu terbayar tuntas

Jakarta, IDN Times - Erwin Abdullah, ayah dari lifter kebanggan Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, kehabisan kata-kata. Ia meyaksikan putra semata wayangnya mengalungi diri dengan medali perunggu di Tokyo International Forum, Rabu (28/7/2021) malam.

Rahmat meraih medali perunggu di Olimpiade 2020 Tokyo, yang merupakan debut pertamanya di multievent terakbar paling bergensi sedunia.

Ia membukukan angkatan total 342 kg, snatch 152 kg serta clean and jerk 190 kg, di grup B kelas 73 kg putra. Rahmat pun berhasil membawanya ke podium ketiga.

Di balik kegembiraan Erwin melihat keberhasilan sang putra di Tokyo, ia sempat teringat kenangan pahit yang dialaminya 17 tahun lalu. Ya, Erwin yang juga seorang lifter mengucurkan air mata saat Olimpiade Athena 2004.

1. Erwin jadi wakil Indonesia di Olimpiade Athena 2004

Tangis Erwin di Athena Terbayar, Anaknya Raih Medali Olimpiade 2020Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 73 kg Putra Grup B Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021). Rahmat Erwin Abdullah berhasil meraih medali perunggu dengan total angkatan 342 kg. (ANTARA FOTO/NOC Indonesia)

Erwin terpilih memperkuat kontingen Indonesia di Olimpiade Athena 2004. Perasaan bahagia menyelimuti hati Erwin saat tiba di Yunani.

Sayangnya, kebahagian itu berubah menjadi air mata kala Erwin tidak bisa tampil akibat cedera tulang pinggang bagian belakang. Erwin dihadapkan dengan dua pilihan, tampil atau tidak.

Erwin sempat gelisah bukan kepalang setelah tim dokter Olimpiade melarangnya tampil. Cedera yang dialami Erwin terbilang parah dan berpotensi mengakibatkan dirinya lumpuh total seumur hidup jika memaksakan diri bertanding.

Dengan berat hati, Erwin pun memilih tidak tampil dengan pertimbangan keluarga dan masa depan.

Baca Juga: Hadiah Rumah untuk Rahmat Erwin usai Raih Medali di Olimpiade Tokyo

2. Air mata Erwin tumpah di tanah kelahiran Olimpiade

Tangis Erwin di Athena Terbayar, Anaknya Raih Medali Olimpiade 2020Rahmat Erwin Abdullah (tengah), salah seorang atlet cabang olahraga angkat besi Indonesia asal Sulawesi Selatan, bersama kedua orang tuanya yakni Erwin Abdullah (kiri) dan Ami AB (kanan). (Instagram.com/rahmaterwin_)

Erwin menyadari, tampil di Olimpiade adalah impian seluruh atlet di dunia. Mengingat, Olimpiade memang multievent itu merupakan tujuan akhir yang paling membanggakan bagi semua atlet.

Batal tampil di Athena menjadi momen yang menyedihkan untuk Erwin. "Saya tidak bisa tampil padahal saya sudah berada di Athena. Makanya, saya menangis dan meneteskan air mata menyesali apa yang terjadi," cerita Erwin mengutip dari keterangan tertulis NOC Indonesia.

"Saya terpaksa mengikuti anjuran dokter untuk tidak tampil, karena saya memang tidak ingin mengalami kelumpuhan," sambung dia.

Selain itu, Erwin juga mendengar nasihat pers atase Kontingen Indonesia (Olimpiade 2004, Linda Wahyudi) tentang perlunya memikirkan masa depan anak dan istri.

"Di situ, saya terbayang wajah istri dan Rahmat yang masih kecil. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarga jika saya tetap memaksakan diri tampil," kata Erwin.

3. Keikhlasan Erwin pada 17 tahun terbayar tuntas lewat prestasi sang anak

Tangis Erwin di Athena Terbayar, Anaknya Raih Medali Olimpiade 2020Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah bergaya seusai melakukan angkatan dalam kelas 73 kg Putra Grup B Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021). Erwin Abdullah berhasil meraih medali perunggu dengan total angkatan 342 kg. (ANTARA FOTO/NOC Indonesia)

Medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk cabang olahraga angkat besi diraih lifter Tiongkok, Shi Zhiyong, yang membukukan total angkatan 364 kg (snatch 166 kg serta clean and jerk 198 kg). Sementara medali perak direbut lifter Venezuela, Mayora Pernia Julio Ruben, dengan total angkatan 345 kg (snatch 156 kg serta clean and jerk 190 kg).

Sekarang, keikhlasan Erwin itu terbalas 17 tahun lalu terbalas sudah. Erwin yang menjadi pelatih Tim Nasional (Timnas) Angkat Besi Indonesia yang menyaksikan langsung anak semata wayangnya naik ke atas panggung. Ya, Rahmat berhasil menggondol medali perunggu.

"Di Olimpiade 2004 Athena, saya tidak bisa naik panggung. Tapi, di Olimpiade 2020 Tokyo, Rahmat menggantikan saya naik panggung dan menyumbangkan medali perunggu," kata Erwin.

"Di Athena, saya menangis. Tetapi, di Tokyo, saya terharu melihat anak saya mewujudkan mimpi saya. Kebahagian saya dan istri semakin lengkap karena Rahmat meraih perunggu, di luar ekspetasi saya karena yang sekadar menargetkan delapan besar," kata Erwin.

4. Erwin kenalkan angkat besi sejak Rahmat berusia delapan tahun

Tangis Erwin di Athena Terbayar, Anaknya Raih Medali Olimpiade 2020Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan snatch dalam kelas 73 kg Putra Grup B Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021). Rahmat Erwin Abdullah berhasil meraih medali perunggu dengan total angkatan 342 kg. (ANTARA FOTO/NOC Indonesia)

Erwin mengaku sudah mengenalkan angkat besi kepada Rahmat sejak usia delapan tahun. Rahmat bahkan mau ketika diajak berlatih dengan peralatan seadanya, dengan temaram lampu nelayan di Stadion Mattoangin, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Saya masih teringat Rahmat di saat awal berlatih pernah berkata, Rahmat mau seperti bapak yang bisa bertanding di dalam negeri dan di luar negeri," cerita Erwin.

"Rahmat mau merasakan apa yang pernah bapak rasakan di angkat besi, dan Rahmat juga mau merasakan apa yang bapak tidak pernah merasakan selama menjadi lifter angkat besi. Kata-kata itu kembali teringat," tambah dia.

Rahmat kini telah merasakan apa yang tidak pernah dirasakan Erwin. Di Olimpiade 2020 Tokyo, Rahmat bukan hanya mampu memperbaki rekor di semua angkatannya, tetapi juga menyumbangkan medali perunggu seperti yang diraih lifter muda, Windy Cantika di kelas 49 kg putri.

Dalam pertandingan itu, Rahmat mencatat total angkatan 342 kg (snatch 152 kg serta clean and jerk 190kg). Hal tersebut melampaui hasil yang pernah dicatat Rahmat pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Uzbekistan, April lalu. Saat itu, Rahmat mencatat total angkatan 335 kg (snatch 148 kg serta clean and jerk 187 kg).

Baca Juga: Rahmat Erwin yang Wujudkan Mimpi Ayah di Olimpiade Tokyo

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya