Mengejutkan, Sepertiga Atlet Cabang Olahraga Ini Pakai Doping
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Olahraga sejatinya menjadi ajang untuk saling bertanding dengan mengedepankan nilai-nilai sportifitas. Namun ada kalanya seorang atlet justru melakukan tindakan yang mencederai sportifitas dengan mengonsumsi obat-obatan untuk menambah peforma di lapangan.
Melibatkan dua kejuaraan besar.
Editor’s picks
Bahkan, di antara angka tersebut, sebanyak 0,5 persen atlet di kejuaraan atletik di Daegu, Korea dan 3,6 persen di Pan-Arab Games positif narkoba. "Prevalensi sebenarnya dari doping masih belum diketahui, hanya 0,5% tes doping di Dunia 2011 di Daegu, Korea Selatan dan 3,6% di pertandingan Pan-Arab," ujar peneliti tersebut.
Baca juga: 10 Potret Kiper Tim Futsal Malaysia di SEA Games, Cantik Banget!
Dunia atletik rawan doping.
Rilis penilitian tersebut sempat tertunda bertahun-tahun sebab World Anti-Doping Agency (WADA) dan International Association of Athletics Federation (IAAF) masih mendiskusikan momen tepat untuk mempublikasikannya. "Studi tersebut menunjukkan bahwa tes biologis darah dan urin hanya mengungkapkan sebagian kecil kasus doping," kata profesor kedokteran Harvard Harrison Pope. "Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa atlet telah menemukan banyak cara untuk tidak tertangkap saat tes."
Isu doping telah menghantui dunia olahraga atletik dalam beberapa tahun terakhir setelah sebuah investigasi memunculkan nama atlet atletik Rusia yang dilarang ikut Olimpiade Rio 2016 karena kasus doping. International Olympics Committee (IOC) bahkan menguji ulang sampel urin atlet dengan metode baru. Hasilnya 100 atlet positif zat terlarang pada Olimpiade 2008 dan 2012.
Baca juga: Skandal Doping, Atlet Rusia di Luar Cabang Atletik Juga Diwaspadai