Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak Mengeluh

Bos KTM kesal dengan pernyataan manajer tim Ducati MotoGP

Meski persaingan di dalam lintasan balap belum digelar, tetapi pertarungan di luar lintasan sudah dimulai. Pasalnya, saling serang komentar terjadi antara para petinggi pabrikan Ducati dan KTM.

Pit Beirer, Direktur KTM Motorsport, mengkritik keras komentar yang sebelumnya dilayangkan Davide Tardozzi, manajer tim pabrikan Ducati MotoGP. Isunya terkait perbedaan persepsi tentang masalah kontrak para talenda muda milik KTM.

1. Berawal dari komentar manajer tim Ducati

Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak MengeluhDavide Tardozzi (motogp.com)

Pada September 2021 lalu, Davide Tardozzi berkomentar tentang kontrak KTM dan para pembalap di Red Bull Rookies Cup. Manajer tim pabrikan Ducati itu menganggap apa yang dilakukan tim pabrikan asal Austria ini tak adil karena bisa memonopoli pembalap muda bertalenta.

“(Red Bull) Rookies Cup benar-benar fantastis, tetapi aku rasa tidak adil jika kompetisi itu selalu dengan satu pabrikan. Aku tak tahu apakah ini benar, tetapi seseorang mengatakan kepadaku bahwa mereka (KTM) dapat mengunci anak-anak (pembalap muda) dengan kontrak lima tahun. Jika itu benar, itu tidak baik karena seperti monopoli,” kata Tardozzi kepada Motorsport Magazine seperti dikutip Motorcycle Sports.

Komentar Tardozzi dipicu proses promosi Raul Fernandez ke MotoGP yang diumumkan sepihak oleh pihak KTM. Padahal saat itu Fernandez sedang dalam proses pembicaraan dengan Yamaha.

2. Direktur KTM Motorsport tak terima, ia menjelaskan kontraknya dengan pembalap muda

Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak MengeluhRed Bull Rookies Cup (motogp.com)

Pit Beirer jelas terganggu dengan pernyataan Davide Tardozzi. Bagi Beirer, tak ada alasan untuk menahan para talenta mudanya.

“Pertama, kami tak pernah membuat kontrak yang mencekik. Kedua, kamu tak bisa melarang pembalap jika ia ingin pindah ke tim lain. Itulah kenapa pernyataan tersebut sama sekali tak masuk akal untuk mengatakan bahwa kami membuat kontrak yang mengikat. Di Red Bull Rookies Cup, kami menyediakan motor, tetapi kami tidak menandatangani kontrak apa pun dengan pembalap karena mereka belum cukup umur,” ungkap Beirer seperti dikutip Speedweek.

Baca Juga: Bos KTM Tech3 Sambut Gembira Kembalinya MotoGP Seri Amerika

3. Pit Beirer menyindir usaha Ducati dalam regenerasi pembalap muda

Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak MengeluhRider Red Bull KTM Ajo di kelas Moto2, Remy Gadner dan Raul Fernandez. (motogp.com)

Kesal dengan pernyataan pihak Ducati, Beirer menyarankan agar pabrikan saingannya tersebut membenahi proses regenerasi para pembalapnya. Ducati tak punya tim di kelas intermediate atau junior.

“Aku tak tahu apa yang (Manajer Tim) Ducati makan pagi itu, ketika ia mengatakan itu semua. Jika ia mengatakan sesuatu tentang persaingan yang tidak sehat, aku hanya bisa mengundang dengan hangat Ducati untuk terlibat dalam pengembangan (pembalap) muda. Akan tetapi, aku tak pernah lihat ada motor Ducati di kategori Moto3,” sindir Beirer dikutip Speedweek.

Direktur KTM Motorsport ini menganggap sah saja jika pabrikannya mempekerjakan para pembalap muda di tim yang ia kelola. KTM telah mengeluarkan modal banyak untuk proses itu. Sebaliknya, Ducati yang hanya memanfaatkan talenda muda dari pihak lain, tak pantas mengeluh dengan proses regenerasi pabrikan lain.

“(Pengembangan) talenta muda menghabiskan uang yang cukup besar, bisa mencapai jutaan (euro) bagi kami setiap tahunnya. Jika ada pabrikan yang kemudian memikat talenta muda kami dengan uang yang sedikit lebih banyak, itu yang tidak pantas," ungkap Beirer lagi seperti dikutip Speedweek.

"Ducati sebaiknya terlibat dalam mengembangkan talenta muda. Jika Ducati sekarang mendapatkan pembalap dari VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi, itu pintar dan sungguh pintar. Akan tetapi, mereka seharusnya melakukan itu tanpa mengeluh tentang program talenta muda kami yang cukup kompleks.”

4. Bos KTM mengkritik Ducati yang mengambil alih Jorge Martin

Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak MengeluhJorge Martin (motogp.com)

Pembalap lulusan KTM (Red Bull Rookies Cup atau tim Ajo) memang punya kemampuan yang hebat. Beberapa pembalap Ducati pun berasal dari sini.

Tiga dari lima pembalap Ducati musim 2021 lalu pernah bergabung dengan Red Bull KTM, yaitu Jack Miller, Johann Zarco, dan Jorge Martin. Sementara, Enea Bastianini datang dari Red Bull Rookies Cup. Hanya Pecco Bagnaia yang sebelumnya tak punya afiliasi dengan KTM karena berasal dari VR46 Riders Academy.

“Kami mengontrak Jorge Martin selama 2 tahun di Moto2 di tim Ajo. Martin punya kontrak yang valid dengan kami untuk tahun 2021, tetapi ia ingin bergabung dengan Ducati. Kami kemudian melepaskannya dengan penalti 80 ribu euro untuk bisa bergabung dengan pabrikan lain di MotoGP,” ungkap Beirer dikutip Speedweek.

Beirer meminta Ducati untuk mempertimbangkan apakah ini tindakan yang layak atau tidak. Jorge Martin mendapatkan gaji tahunan dari KTM, yang tentu saja lebih tinggi dari 80 ribu euro. Akan tetapi, ia tidak ingin membalap bersama KTM untuk MotoGP pertamanya.

5. KTM tantang Ducati miliki tim di kelas Moto2 atau Moto3

Kritik Balik Ducati, Bos KTM Pit Beirer: Mereka Harusnya Tak MengeluhPedro Acosta, rider Moto3 2021 di tim Red Bull KTM Ajo. (motogp.com)

Menurut Beirer, tak murah dan tak mudah untuk mendapatkan pembalap yang punya kemampuan yang mumpuni. Pabrikan setidaknya harus mengeluarkan modal hingga jutaan euro agar bisa memiliki talenda hebat di MotoGP.

“Tim profesional kejuaraan dunia Moto2 menghabiskan biaya sekitar 3 juta euro per tahun untuk dua pembalap. Jika dihitung per pembalap, kursi pembalap bernilai 1,5 juta euro. Jika pabrikan seperti KTM melakukan itu, meskipun kami tak lagi menjual motor di kelas ini, kami menyewa dua tempat di Grand Prix untuk melatih pembalap yang nantinya dapat kami gunakan di kelas MotoGP dan tetap mengontrak mereka,” terang Direktur KTM Motorsport ini dilansir Speedweek.

Akhirnya Beirer menantang Ducati untuk membuat programnya sendiri. Setidaknya dimulai dengan memiliki tim di kategori yang lebih junior.

“Paddock Moto2 dan Moto3 penuh dengan tim yang kesulitan secara finansial. Kamu hanya perlu pergi ke salah satunya, menjamin bujet tahunan mereka, sehingga kamu memiliki akses ke dua pembalapnya. Tim senang, pembalap senang, dan kamu sebagai pabrikan punya akses langsung,” kata Beirer.

Kejuaraan dunia Grand Prix memang tak hanya tentang adu cepat di lintasan balap. Bak sebuah bisnis, modal dan usaha yang dikeluarkan tentu tak sedikit. Apalagi untuk mendapatkan pembalap berbakat, prosesnya tentu panjang. Maka, tak heran jika persaingan MotoGP tak hanya terjadi di dalam, tetapi juga di luar lintasan.

Baca Juga: Bos Ducati: Jack Miller Akan Bertarung untuk Gelar Juara Dunia MotoGP

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya