Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus Nyambung

Suzuki tiga kali angkat kaki dari MotoGP, akankah comeback?

Penggemar MotoGP dibuat heran. Para petinggi Suzuki secara sepihak memutuskan untuk mundur dari MotoGP mulai tahun 2023.

Padahal, performa Suzuki tahun ini sedang apik-apiknya. Joan Mir dan Alex Rins tampil konsisten dan berpeluang merebut gelar juara. Namun, ibarat nasi sudah menjadi bubur, keputusan yang telah dibuat tak bisa ditarik.

Jika melihat sejarah Suzuki di MotoGP, kisah pabrikan Hamamatsu dipenuhi dengan momen putus nyambung. Setidaknya ada tiga momen ketika Suzuki memutuskan angkat kaki dari ajang Grand Prix. Bagaimana kisahnya?

1. Awal mula Suzuki di kelas premier

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungBarry Sheene (motogp.com)

Suzuki mulai turun balap di kelas premier pada 1974. Mengandalkan RG500, Suzuki bisa bersaing dengan pabrikan lain. Pada era 1970-an, Suzuki menjadi motor yang paling banyak diminati oleh pembalap independen. Alasanya sederhana, harganya yang murah, tetapi mesinnya bandel. Pada 1976, setidaknya ada enam Suzuki di grid MotoGP.

Pada 1976 itu pula, Suzuki meraih gelar juara dunia pertama di kelas 500c melalui Barry Sheene. Setahun berikutnya, Sheene berhasil mempertahankan titel juara dunia.

Setelah Barry Sheene, Suzuki baru mampu merebut gelar juara dunia lagi pada 1981. Dua tahun beruntun pabrikan Hamamatsu jadi peraih gelar juara dunia lewat Marco Lucchinelli dan Franco Uncini.

2. Mulai 1983, Suzuki pertama kali angkat kaki dari MotoGP

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungFranco Uncini (suzuki-motogp.com)

Setelah meraup kesuksesan pada 1981 dan 1982, sekonyong-konyong Suzuki memutuskan hengkang dari kejuaraan dunia MotoGP mulai tahun 1983. Meski motor Suzuki tetap ada di lintasan karena tetap digunakan para pembalap independen, tetapi selama empat tahun Suzuki tak punya pembalap resmi di ajang Grand Prix.

Baru pada 1987, pabrikan Hamamatsu secara sporadis kembali mengaspal. Meski begitu, baru setahun kemudian secara resmi Suzuki kembali berlaga di MotoGP.

3. Suzuki kembali kompetitif di lintasan balap

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungKevin Schwantz (motogp.com)

Setelah comeback, Suzuki secara bertahap kembali bisa merebut kesuksesan. Memasuki musim 1989, pabrikan Hamamatsu merebut posisi ke-4 di klasemen akhir pembalap melalui Kevin Schwantz.

Setahun berikutnya ia menjadi runner-up, dan pada musim 1991 merebut peringkat ke-3. Setelah sepuluh tahun puasa gelar, pada 1993, Suzuki dan Kevin Schwantz berhasil merebut gelar juara dunia.

Memasuki periode 1990-an, MotoGP didominasi oleh kedigdayaan Honda. Selama enam tahun beruntun pabrikan berlogo sayap tunggal itu jadi pemegang gelar juara dunia dengan Mick Doohan dan Alex Criville.

Suzuki baru bisa merebut kembali gelar juara dunia pada musim 2000 bersama Kenny Roberts Jr. Setelah setahun sebelumnya ia menjadi runner-up di belakang Criville.

Baca Juga: 5 Pembalap Asal Jepang yang Pernah Perkuat Suzuki di Era MotoGP

4. Pada 2012, Suzuki kedua kalinya angkat kaki dari MotoGP

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungChris Vermeulen (motogp.com)

Memasuki musim 2022, MotoGP beralih ke era baru. Mesin 2-tak 500cc digantikan oleh mesin 4-tak berkapasitas 1000cc. Suzuki sendiri menyiapkan GSV-R yang berkonfiguasi mesin V4.

Pada 2007, kembali ada perubahan mesin ke kapasitas 800cc. Saat itu, Suzuki hanya mampu merebut kemenangan bersama Chris Vermeulen di Le Mans.

Performa Suzuki di lintasan balap cenderung melorot pada periode ini. Kondisi finansial dunia pun sedang tak baik-baik saja. Pada akhir 2011, dengan alasan penghematan karena adanya krisis ekonomi global, Suzuki mengumumkan angkat kaki dari MotoGP.

5. Suzuki comeback di MotoGP dengan proyek baru

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungAlex Rins (motogp.com)

Vakum selama beberapa tahun tak menghilangkan hasrat Suzuki. Pabrikan Hamamatsu kembali turun balap di MotoGP pada 2015 dengan proyek yang lebih baru dari era sebelumnya.

Tak lagi mengandalkan mesin V4, Suzuki mengembangkan GSX-RR bermesin in-line 4 silinder. Hasilnya cukup bagus. Pada 2016, Maverick Vinales bisa merebut 4 podium termasuk 1 kemenangan di Silverstone.

Memasuki musim 2020, dua pembalap Suzuki, Joan Mir dan Alex Rins tampil sangat konsisten. Pada akhir musim, Joan Mir mampu merebut titel juara dunia setelah Suzuki puasa gelar selama dua dasawarsa.

Setahun berikutnya, Suzuki tak bisa mempertahankan gelar dan tampil buruk. Salah satu alasannya karena ditinggal manajer tim mereka, Davide Brivio.

Pada musim 2022, harapan untuk merebut gelar kembali muncul di benak para rider Suzuki. Mereka punya GSX-RR yang performanya kompetitif, ditambah ada manajer tim baru, Livio Suppo.

Alex Rins bahkan mampu mempersembahkan podium ke-500 bagi Suzuki. Ia pun sempat bertengger di posisi tiga besar klasemen sementara.

6. Mulai 2023, tak ada lagi Suzuki di MotoGP, ini ketiga kalinya mereka angkat kaki

Sejarah Suzuki di MotoGP Penuh dengan Putus NyambungJoan Mir jadi pembalap Suzuki yang menjuarai MotoGP musim 2020. (motogp.com)

Pada Senin (2/5/2022), semua pembalap dan kru tim Suzuki Ecstar dibuat kaget. Bak disambar petir di siang bolong, para petinggi pabrikan Hamamatsu memutuskan hengkang dari MotoGP pada akhir 2022. Fase keluar dari ajang grand prix setelah tak lama merebut gelar juara dunia kembali terulang.

Suzuki cabut dari MotoGP dengan alasan situasi ekonomi dan butuh fokus untuk mengembangkan teknologi baru. Mereka pun mengaku butuh semua sumber daya.

“…situasi ekonomi saat ini dan kebutuhan untuk memusatkan upaya pada perubahan besar yang dihadapi dunia otomotif pada tahun-tahun ini, memaksa Suzuki untuk mengalihkan biaya dan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologi baru,” bunyi pernyataan resmi Suzuki seperti dilansir laman resmi MotoGP.

 

Mulai 2023, tak akan ada lagi motor berwarna biru khas Suzuki di lintasan balap MotoGP. Jika melihat sejarah eksistensi Suzuki di MotoGP, mungkinkah pabrikan Hamamatsu akan comeback?

Baca Juga: Kesedihan Alex Rins Setelah Tahu Suzuki Bakal Cabut dari MotoGP

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya