3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGP

Ada sirkuit yang menyimpan tragedi

Jepang merupakan negara penting dalam gelaran MotoGP. Separuh pabrikan yang ikut berlaga di kompetisi balap paling bergengsi di dunia ini berasal dari Negeri Sakura. Sebut saja Honda, Yamaha, dan Suzuki. Mereka punya motor juara yang pernah menguasai kejuaraan dunia ajang Grand Prix.

Publik Jepang tentu antusias menyaksikan buah hasil karya anak bangsa beraksi di atas lintasan. Tak heran beberapa sirkuit yang terletak di negara Asia bagian timur ini pernah menjadi tuan rumah MotoGP.

Sirkuit mana saja yang langganan menghelat MotoGP di Jepang? Simak uraiannya sirkuit di Jepang yang pernah jadi tuan rumah MotoGP.

1. Sirkuit Motegi

3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGPpotret Sirkuit Motegi (motogp.com)

Motegi dibangun oleh Honda sebagai fasilitas uji coba pada Agustus 1997. Sirkuit ini punya dua bagian. Lintasan jalan rayanya digunakan untuk ajang MotoGP sejak 1999. Sedangkan, lintasan oval dirancang untuk memperkenalkan budaya olahraga motor Amerika Serikat ke negara tersebut.

Panjang lintasan Motegi sekitar 4,8 km dengan lintasan lurus terpanjangnya mencapai 762 meter. Motegi memiliki 6 tikungan ke kiri dan 8 tikungan ke kanan dengan lebar lintasan 15 meter.

Ada beberapa pembalap yang pernah tiga kali menang di Motegi. Marc Marquez, Dani Pedrosa, dan Jorge Lorenzo jadi kampiun dengan menggeber motor buatan Jepang.

Meski begitu, tetap ada motor buatan non-Jepang yang juga pernah berjaya di gelaran MotoGP Jepang. Pada 2005, Loris Capirossi menjadi pembalap pertama yang menang di seri MotoGP Jepang di atas motor yang bukan buatan Jepang. Capirossi kala itu menggeber Ducati.

Mobility Resort Motegi, yang sebelumnya dikenal dengan Twin Ring Motegi, merupakan sirkuit di Jepang yang saat ini jadi langganan tuan rumah ajang Grand Prix. Pertama kali menggelar balapan pada 1999. Hanya saja, pada 2000—2003, seri balapnya dinamakan GP Pacific.

2. Sirkuit Suzuka

3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGPpotret Sirkuit Suzuka dari udara (motogp.com)

Sebelum Motegi, sirkuit yang menjadi langganan balapan kandang bagi para pembalap Grand Prix asal Jepang adalah Sirkuit Suzuka. Sirkuit yang panjang lintasannya sekitar 5,8 km ini menggelar balapan pada 1963—1965, 1987—1998, dan 2000—2003

Seri MotoGP Jepang sendiri pertama kali digelar pada 1963 di sirkuit ini. Namun, hanya untuk kelas yang lebih ringan, kelas yang saat itu paling menarik untuk pabrikan Jepang. Kala itu, di kelas 250cc, Jim Redman yang mengendarai Honda berhasil menjadi pemenang. Di kelas 125cc, Frank Perris yang menggeber Suzuki jadi kampiun. Di kelas 50cc, Luigi Taveri menang di atas Honda.

Baru pada dekade 1980-an kelas premier dilombakan di Jepang. Pada 1987, Randy Mamola (Yamaha) jadi pembalap kelas premier pertama yang menang di gelaran MotoGP Jepang.

Satu dekade berselang, pada 1996, Norick Abe (Yamaha) jadi pembalap Jepang pertama yang menang di kelas premier di kandang sendiri. Itu suatu pencapaian unik karena pembalap Jepang yang mengendarai motor buatan Jepang mampu menang pada balapan kandang di kategori premier.

Sirkuit Suzuka cukup lama menggelar ajang Grand Prix. Sayangnya, kemudian ada tragedi terjadi. Saat gelaran MotoGP Jepang pada 6 April 2003, Daijiro Kato tewas ketika ia terlempar dari motornya ke dinding penahan. Kato sendiri adalah pembalap MotoGP asal Jepang yang paling bersinar.

Sejak saat itu, Sirkuit Suzuka dinilai tak aman untuk menggelar balapan Grand Prix. Mulai 2004 hingga kini, MotoGP Jepang digelar di Sirkuit Motegi.

Baca Juga: 9 Fakta Menarik Pole Position Marc Marquez di MotoGP Jepang

3. Sirkuit Fuji

3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGPilustrasi balap tahun 1960-an (motogp.com)

Selain Motegi dan Suzuka, ada satu sirkuit lain yang pernah menggelar ajang Grand Prix di Jepang. Namanya adalah Sirkuit Fuji atau Fuji Speedway, biasa juga disebut sebagai Sirkuit Fisco.

Sirkuit Fuji jadi tuan rumah pada 1966 dan 1967. Saat itu, sirkuit yang terletak di kaki Gunung Fuji itu panjang lintasannya sekitar 6 km.

Pada balapan musim 1966 tersebut, ada sejarah yang terukir. Untuk pertama kalinya, pembalap tuan rumah asal Jepang mampu menang balapan. Yoshimi Katayama yang berlomba di kelas 50cc jadi yang tercepat di atas Suzuki yang ia kendarai. Sedangkan, di kelas 250cc, Hiroshi Hasegawa menang dengan Yamaha.

4. Beberapa pembalap Jepang pernah meraih gelar juara dunia Grand Prix

3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGPDaijiro Kato (motogp.com)

Selama berpartisipasi dalam ajang Grand Prix, belum ada pembalap asal Jepang yang mampu merebut gelar juara dunia di kelas MotoGP. Kendati begitu, tetap ada pembalap Jepang yang mampu mengoleksi mahkota gelar juara di kelas yang lebih ringan.

Terakhir adalah Hiroshi Aoyama yang menjadi juara dunia kelas 250cc pada 2009. Sebelumnya, ada legenda Daijiro Kato yang menjuarai kelas 250c 2001. Lebih lama lagi, ada Tetsuya Harada yang pernah merebut gelar juara dunia 250cc 1993.

Untuk kelas lebih ringan, ada Haruchika Aoki (1995 dan 1996) dan Kazuto Sakata (1994 dan 1998) yang mampu merebut dua gelar juara dunia kelas 125cc. Sementara itu, Takazumi Katayama menyabet gelar juara dunia kelas 350cc 1977.

5. Ada tiga pembalap tuan rumah yang turun balap di MotoGP Jepang 2022

3 Sirkuit di Jepang yang Pernah Jadi Tuan Rumah MotoGPTakaaki Nakagami (motogp.com)

Untuk MotoGP 2022, ada tiga pembalap tuan rumah yang akan menjadi local heroes di kelas premier. Mereka adalah Takaaki Nakagami (LCR Honda), Tetsuta Nagashima (HRC Team), dan Takuya Tsuda (Suzuki Ecstar).

Nakagami adalah pembalap reguler di MotoGP. Sedangkan, Nagashima dan Tsuda berperan sebagai pembalap wildcard.

Setelah absen sejak 2019 lantaran pandemik COVID-19, Sirkuit Motegi kini kembali menggelar MotoGP mulai musim 2022. Saat balapan nanti, akankah ada pembalap Jepang yang bisa tampil kompetitif di kandang sendiri?

Baca Juga: Sirkuit Motegi Dihantam Hujan, MotoGP Panggil Rara Pawang Hujan

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya