Daud Yordan dan Upaya Hidupkan Lagi Tinju di Indonesia

Tinju sempat jadi olahraga yang digemari di era 90-an

Jakarta, IDN Times - Pada era 1990-an silam, tinju sempat jadi olahraga ternama di Indonesia. Setiap pekan, selalu ada tayangan tinju yang muncul di televisi. Namun, sekarang situasi sedang tidak ramah untuk tinju di Indonesia.

Bahkan, pamor tinju digadang-gadang kalah dari tarung bebas, atau yang biasa disebut mixed martial arts. Lewat UFC, MMA menjadi populer di Indonesia.

Apalagi, belakangan turnamen MMA di Indonesia kian ramai. Salah satunya adalah One Pride MMA, yang berkembang pesat dalam enam tahun terakhir. Dengan fenomena itu, banyak pula petinju amatir yang mencoba peruntungan di arena MMA.

Tanpa disadari, keputusan itu malah membuat tinju jadi mati suri.  Meski begitu, masih ada beberapa pihak yang mencoba buat membangkitkan tinju, agar tidak mati. Lewat laga Daud Yordan lawan Panya Uthok di Balai Sarbini, Jumat (1/7/2022), tinju mencoba hidup kembali.

1. Harus didukung televisi

Daud Yordan dan Upaya Hidupkan Lagi Tinju di IndonesiaDaud Yordan, petinju Indonesia di Balai Sarbini. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Tak bisa dihindari, memudarnya pamor tinju dikarenakan mulai minimnya tayangan tinju di televisi. Ini mengurangi daya tarik dari tinju di Indonesia.

Sebab, dengan tampil di televisi, pastinya para petinju amatir hingga profesional di Indonesia lebih tertarik. Selain itu, tinju bisa diubah menjadi sajian hiburan, kalau nantinya diangkat lewat tayangan televisi.

Hal tersebut pernah semarak pada 1990-an silam. Kala itu, tinju baik internasional dan nasional begitu semarak karena sering ditayangkan televisi, menjadi hiburan buat publik setiap Sabtu atau Minggu.

Promotor Daud Yordan, MPRO International, sepakat jika ingin maju lagi di Indonesia, tinju harus disemarakkan lagi di televisi. Harus ada tayangan-tayangan tinju yang rutin disiarkan di layar kaca.

"Jadi, untuk mengangkatnya, saya bilang banyakin acara tinju, pesertanya, kemudian televisi juga harus mendukung. Jika ada acara tinju reguler di TV, itu akan membantu menaikkan pamor tinju lagi," ujar Direktur MPRO, Gustiantira Alandy.

Legenda tinju Indonesia, Chris John juga mengutarakan hal yang tak jauh beda dengan Gustiantira. Menurutnya, agar tinju kembali dikenal dan digemari masyarakat, televisi harus turut serta menyemarakkan tinju.

Tidak cuma tinju yang jadi semarak, hadirnya tinju secara rutin di televisi setiap pekan juga memberikan efek baik bagi para petinju itu sendiri. Jadi, ada sinergi yang muncul antara menyemarakkan tinju dan pembinaan tinju di Indonesia.

"Karena dari pengalaman, saya berangkat saat itu adalah ya karena televisi yang menayangkan pertandingan tinju setiap hari Minggu. Di Indosiar, RCTI, SCTV, dulu marak sekali dan tinju saat itu jadi tontonan banyak orang. Dulu rutin, saya kan juga besar dari Indosiar," ujar Chris John dalam wawancaranya bersama IDN Times.

Baca Juga: Panya Uthok Punya Pukulan Pendek Mematikan, Daud Yordan Waspada

2. Atlet tinju harus diangkat derajatnya

Daud Yordan dan Upaya Hidupkan Lagi Tinju di IndonesiaChris John mengakui bahwa saat ini tinju professional perlu digairahkan lagi. IDN Times/ Alfi Ramadana

Atlet tinju, selama ini memang tak beruntung nasibnya. Tak banyak dari mereka yang bisa mendapatkan jaminan akan masa depan. Sejumlah kasus, ketika sejumlah mantan petinju tak sejahtera hidupnya kala sudah memasuki masa pensiun dan usia senja, menjadi bukti nyata.

Situasi ini yang sempat bikin pamor tinju menurun. Ada kesan, kalangan muda menghindari profesi petinju karena masa depan yang kurang menjanjikan.

Chris John bertekad untuk mengubah stigma tersebut. Dengan menjadi promotor, The Dragon berharap bisa mengangkat lagi kesejahteraan para petinju di Indonesia.

"Jadi mungkin lebih baik ke arah pembinaannya, prestasinya, dan penghargaannya untuk para atlet. Menurut saya saat ini, semua menuju ke lebih baik dari sebelum-sebelumnya, dan perhatian yang lebih kepada para atlet tentunya," ujar Chris John.

Peran orang tua, menurut Chris John, juga menjadi penting. Sebab, dengan mendorong anaknya terjun ke dunia olahraga, khususnya tinju, maka pembinaan akan berjalan berkesinambungan.

"Dukung anak untuk terus berolahraga, dan masukkan anak ke berbagai tempat pelatihan olahraga. Kasih mereka kegiatan positif dan jika memang ada bakat, jangan segan untuk mendukung mereka jadi atlet. Toh, itu juga jadi hal yang bagus untuk anak nantinya," ujar Chris John.

3. KTPI siap bantu

Daud Yordan dan Upaya Hidupkan Lagi Tinju di IndonesiaDaud Yordan, petinju Indonesia di Balai Sarbini. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) juga sadar sebenarnya olahraga baku hantam ini masih memiliki potensi berkembang di Indonesia. Namun, sejumlah fakta di atas menjadi penghalangnya.

Demi mengatasinya, KTPI punya cara tersendiri. Mereka ingin menggelar sejumlah acara, seperti seminar, turnamen, dan lainnya, agar masyarakat bisa kenal tinju lagi seperti dulu.

Pun, sederet sasana harus dikembangkan lagi. Para pengelola sasana, disebut KTPI, harus dibina agar bisa mengembangkan bisnisnya sambil membina petinju yang dimiliki.

"Lalu sasana-sasana tinju yang ada di Indonesia, mereka harus terus berlatih agar kita bisa memunculkan petinju-petinju tangguh. Ini yang harus dilakukan dan agar tinju jadi populer lagi di Indonesia," ujar Wakil Ketua KTPI, Asmara Soni.

Sejatinya, tinju juga bisa mengangkat derajat Indonesia dan sang atlet. Jika nantinya mampu juara di ajang internasional, sudah pasti ada kebanggaan yang dirasakan.

Chris John sangat merasakan hal tersebut. Ketika duel di berbagai negara dan menang, Chris John merasa "merinding" mendengar lagu kebangsaan Indonesia dikumandangkan.

"Saat saya bertanding di negara lain, lalu saya bisa memenangkan pertandingan, bisa mengibarkan bendera Merah Putih (bendera Indonesia), apalagi sampai lagu kebangsaan kita dikumandangkan di negara orang, itu jadi hal yang sangat membanggakan buat saya," ujar Chris John

Semoga tinju Indonesia bisa berkibar lagi!

Baca Juga: Daud Yordan Siap Jadikan Panya Uthok Korban Selanjutnya

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya