Flora Duffy, Antara Tekanan dan Tumpuan Bermuda di Olimpiade

Hidup Duffy bergelimang ekspektasi

Jakarta, IDN Times - Bagi seorang atlet, tekanan adalah hal yang biasa. Mereka menjalani program latihan sedemikian rupa, plus menjalani hidup super ketat, demi satu tujuan akhir: prestasi. Hal itu juga yang dirasakan oleh atlet asal Bermuda, Flora Duffy.

Namun, beban yang ditanggung Duffy agaknya sedikit berbeda. Selain cuma tekanan dari dalam dirinya yang tentu ingin meraih prestasi, ada juga hal lain yang secara tidak langsung menjadikan Duffy sebagai andalan Bermuda dalam meraih medali di Olimpiade.

Sesuatu yang mungkin tidak terbayangkan oleh Duffy saat memilih triathlon sebagai olahraganya.

1. Kenal triathlon sejak usia muda

Flora Duffy, Antara Tekanan dan Tumpuan Bermuda di OlimpiadeAtlet Triathlon dari Bermuda, Flora Duffy. (instagram.com/floraduffy)

Duffy sejatinya memiliki darah Inggris dari sang orang tua, yang merupakan orang Burnyle dan Barrow-in-Furness. Namun, dia tumbuh dan besar di Bermuda. Negara Bermuda ada di dalam hatinya.

"Saya memang punya keluarga di Inggris. Namun, bagi saya, Bermuda selalu punya tempat paling spesial di hati saya, karena memang tumbuh dan besar di Bermuda," ujar Duffy, dilansir The Guardian.

Sedari muda, Duffy memang sudah kenal dengan olahraga triathlon. Tepatnya pada usia tujuh tahun. Dia memang sudah berfokus pada olahraga renang, bersepeda, dan berlari, dalam rentang waktu yang bersamaan. Memasuki usia 16 tahun, dia pun menggabungkan semuanya dan mulai menekuni triathlon.

Siapa sangka, triathlon yang akhirnya mengantarkan Duffy pada banyak hal. Beragam prestasi pun dia dapat berkat olahraga triathlon dan pun berkesempatan tampil dalam beberapa seri triathlon level dunia. Dari sinilah, tekanan itu mulai merasuki dirinya.

Baca Juga: Negara Mini Tak Terkenal Cetak Sejarah di Olimpiade Tokyo Lewat Emas

2. Duffy merasakan tekanan mulai merasuki dirinya

Flora Duffy, Antara Tekanan dan Tumpuan Bermuda di OlimpiadeAtlet Triathlon dari Bermuda, Flora Duffy. (instagram.com/floraduffy)

Menjadi andalan Bermuda dalam ajang Olimpiade sejak 2008 di Beijing, Duffy merasakan tekanan mulai merasuki dirinya. Tekanan inilah yang membuatnya acap kesulitan, karena selain ingin meraih prestasi individu, dia juga mesti mengharumkan negaranya.

Sebelum memenangkan medali emas di Olimpiade Tokyo, Duffy pun mengakui tekanan tersebut sering menghantuinya. Tidak hanya dalam satu atau dua tahun terakhir, tekanan ini bahkan sudah dia rasakan selama lima tahun belakangan. Itu adalah sesuatu yang berat.

"Benar-benar tekanan luar biasa yang saya rasakan. Saya tidak merekomendasikan untuk jadi favorit di Olimpiade selama lima tahun terakhir. Berat sekali," ujar Duffy.

3. Rintangan yang pernah dihadapi Duffy

Flora Duffy, Antara Tekanan dan Tumpuan Bermuda di OlimpiadeAtlet Triathlon dari Bermuda, Flora Duffy. (instagram.com/floraduffy)

Selain tekanan internal dan eksternal, banyak sekali rintangan yang juga dialami Duffy. Pada 2006, dia pernah mendapatkan cedera berupa gangguan makan, berpadu dengan depresi. Alhasil, selepas Olimpiade 2008, Duffy sempat berhenti dari triathlon dan memutuskan untuk fokus kuliah di Colorado.

Barulah selepas kuliah, Duffy yang sudah lebih dewasa memutuskan untuk comeback. Sayang, pada 2013, dia kembali mendapat rintangan. Kali ini, dia didiagnosis mengidap anemia. Dia bahkan harus mengonsumsi obat khusus demi mengatasi anemianya.

"Selama saya mengalami anemia, saya benar-benar merasakan perjuangan dalam hidup. Saya juga mencoba untuk hidup dengan lebih santai dan jujur. Saya sampai harus mengonsumsi obat khusus untuk mengatasi itu," ujar Duffy.

Namun, semua rintangan itu mampu diatasi Duffy, sampai akhirnya Olimpiade Tokyo 2020 berakhir baik untuknya.

4. Duffy sukses raih emas di Olimpiade Tokyo

Flora Duffy, Antara Tekanan dan Tumpuan Bermuda di OlimpiadeFlora Duffy dari Bermuda memegang bendera nasional saat ia merayakan kemenangan selama Olimpiade Tokyo 2020 pada Final Triathlon Women's Olympic Distance di Odaiba Marine Park, Tokyo, Jepang, Selasa (27/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah Mckay.

Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Duffy berhasil meraih emas. Duffy berhasil mendapatkan medali emas dari cabang olahraga triathlon yang dihelat di Odaiba Marine Park. Medali emas Duffy jadi yang pertama buat Bermuda sepanjang sejarah Olimpiade.

Berkat emas yang didapatkan oleh Duffy, Bermuda pun tengah bergelora sekarang. Dia yakin, warga Bermuda tengah berpesta menyambut medali emas yang dia dapatkan dari cabor triathlon.

"Saya rasa semua warga Bermuda tengah berpesta sekarang, dan itulah yang membuat medali di Olimpiade Tokyo 2020 ini begitu spesial. Memang meraih medali emas ini jadi mimpi saya. Tetapi, saya sadar ada yang lebih besar dari sekadar mimpi ini," ujar Duffy.

Baca Juga: Cerita Seru Relawan Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya