Ini Rahasia Tim Angkat Besi Memproduksi Atlet Bertalenta Kelas Dunia

PABSI kerap memantau atlet-atlet daerah

Jakarta, IDN Times - Pelatih tim angkat besi Indonesia di Olimpiade 2020, Dirja Wiharja, mengungkapkan PB PABSI punya cara untuk memproduksi atlet-atlet bertalenta. Menurut mereka, ada satu kejuaraan yang menjadi tempat menemukan bibit-bibit atlet potensial.

"Kalau untuk di PB PABSI, pembinaannya sejak 2018 itu selalu mengadakan Kejuaraan Satria. Itu jadi cikal bakal buat kami cari bibit-bibit atlet, di mana Kejuaraan Satria ini diikuti atlet 15 sampai 17 tahun, dari situ kami dapat atlet," ujar Dirja dalam sesi jumpa pers virtual, Sabtu (24/7/2021).

1. PABSI juga memantau PPLP daerah

Ini Rahasia Tim Angkat Besi Memproduksi Atlet Bertalenta Kelas DuniaWindy Cantika dan Ridwan Kamil (instagram.com/windycantika11)

Selain mengandalkan Kejuaraan Satria, PB PABSI juga menyebut ada satu cara lain yang mereka tempuh untuk mencari bibit-bibit atlet. Mereka kerap memantau PPLP di daerah masing-masing, dan mereka juga kerap memantau progres prestasi atlet.

"Kemudian kami memantau dari PPLP di daerah-daerah, di mana kita selalu memantau untuk perkembangan progres prestasi atlet. Seperti Windy ini dari PPLP Bandung, dan kita terus sekarang mencari lagi Eko Yuli baru untuk beberapa tahun mendatang," tutur Dirja.

Baca Juga: Pengakuan Windy Cantika Usai Sabet Medali di Olimpiade Tokyo

2. Windy sabet medali perunggu di Olimpiade

Ini Rahasia Tim Angkat Besi Memproduksi Atlet Bertalenta Kelas DuniaAtlet angkat besi, Windy Cantika Aisah (instagram.com/kabarsports_id)

Windy Cantika Aisah sukses mempersembahkan medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 dari cabor angkat besi nomor 49 kg putri. Bertanding di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7/2021), Windy finish di posisi ketiga dengan total angkatan 194 kg.

Dalam tiga kali percobaan angkatan snatch, Windy mengalami dua kali gagal, tepatnya di angkatan pertama dan ketiga. Di angkatan ketiga, saat Windy menambah beban menjadi 87 kg, dia gagal melakukan angkatan. Alhasil, total angkatan snatch Windy hanya 84 kg saja.

Berlanjut ke angkatan clean and jerk, Windy mulai menunjukkan kekuatannya. Bersaing dengan atlet dari Amerika Serikat, Jourdan Delacruz, Windy menunjukkan kekuatan mental yang apik. Dia mampu memeragakan angkatan yang apik.

Dari total tiga angkatan yang Windy lakukan, dia mampu mengangkat beban sebesar 110 kg. Atlet asal Jawa Barat itu pun menorehkan total angkatan 194 kg. Dia pun sukses finish di posisi ketiga, sekaligus berhak atas medali perunggu di Olimpiade 2020 ini.

3. Tradisi medali angkat besi bertahan di Olimpiade

Ini Rahasia Tim Angkat Besi Memproduksi Atlet Bertalenta Kelas DuniaInstagram.com

Anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, mengucapkan selamat atas keberhasilan Windy Cantika Aisah. Menurutnya, Windy tetap mampu tampil apik kendati dikepung atlet-atlet apik. Dia sukses menjaga tradisi medali Olimpiade cabor angkat besi.

"Tradisi medali Olimpoiade di cabang angkat besi tak pernah putus sejak Olimpiade Sydney 2000. Hal itu tercapai melalui pembinaan dan regenerasi yang terjaga. Mari kita doakan tradisi ini tetap bertahan di Olimpiade Tokyo karena Indonesia memiliki kualitas lifter-lifter yang mendunia," ujar Erick dalam keterangan resminya, Sabtu (24/7/2021).

Baca Juga: Raih Medali Olimpiade Tokyo, Windy Cantika Sempat Gagal 2 Kali

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya