Lima Hari Sebelum Berangkat ke Tokyo, KOI Karantina Atlet

Atlet Olimpiade mendapatkan proteksi dari KOI

Jakarta, IDN Times - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menerapkan pengetatan protokol kesehatan untuk atlet, pelatih, dan ofisial jelang keberangkatan menuju Jepang dalam rangka Olimpiade 2020. Mereka bakal menjalani karantina selama lima hari.

Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari menjelaskan karantina diberlakukan dengan pertimbangan situasi PPKM Darurat di Jawa-Bali. Empat cabor yakni angkat besi, panahan, atletik, renang akan difokuskan di Jakarta. Sementara itu, rowing dikarantina di Pengalengan, sedangkan surfing di Bali.

“Renang, angkat besi, dan panahan akan kami karantina di Hotel Fairmont mulai Selasa (13/7/2021). Untuk rowing dan surfing karena posisinya di luar Jakarta, kami akan mengirim standar karantina mandiri yang harus dipatuhi hingga keberangkatan ke Jepang. Sedangkan atletik baru masuk karantina pada 20 Juli karena mereka baru dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,” kata Okto dalam keterangan resminya.

1. KOI akan tetap mengakomodasi kebutuhan atlet

Lima Hari Sebelum Berangkat ke Tokyo, KOI Karantina Atlet

Dalam karantina nanti, KOI akan tetap mengakomodasi kebutuhan atlet untuk berlatih. Okto menjelaskan, latihan akan menerapkan sistem bubble, yakni setiap atlet akan diantar ke pusat latihan dengan pengawasan tim support dari KOI yang juga menjalani karantina.

“Kami memproteksi semua yang terlibat, sehingga kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan superketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan. NOC Indonesia juga akan mengirim surat kepada PBSI agar mengetatkan prokes selama berada di Jepang,” ujar Okto.

Baca Juga: Drawing Bulu Tangkis Olimpiade 2020: Kevin/Marcus Masuk Grup Neraka

2. CdM pastikan atlet dalam keadaan sehat

Lima Hari Sebelum Berangkat ke Tokyo, KOI Karantina AtletPresiden Jokowi melepas kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Terpisah, Chef de Mission (CdM), Rosan Roeslani, memastikan semua yang masuk karantina dalam keadaan sehat dan terbebas dari paparan COVID-19. Sebelum masuk karantina, atlet dan ofisial wajib menjalani swab PCR Test sebanyak dua kali dan mendapat hasil negatif sebagai syarat masuk bubble system.

“Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet-atlet lainnya, baik di hotel atau saat di arena latihan. Semua juga wajib taat dan mengetatkan protokol kesehatan. Ini langkah preventif dari CdM dan NOC sebagai upaya meminimalkan risiko-risiko jika terjadi sesuatu,” kata Rosan.

3. Kontingen Indonesia tingkatkan standar uji tes

Lima Hari Sebelum Berangkat ke Tokyo, KOI Karantina AtletPengukuhan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 (dok. IDN Times/Humas Kemenpora)

Rosan menjelaskan, Kontingen Indonesia akan meningkatkan standar uji tes Covid-19 sebelum berangkat ke Tokyo. Indonesia sendiri masuk dalam kategori Grup I (negara dengan risiko tinggi) oleh pemerintah Jepang, sehingga TOCOG (panitia Olimpiade Tokyo) menerapkan aturan tes tujuh hari berturut-turut, di mana 96 jam dan 72 jam sebelum keberangkatan wajib Swab PCR Test.

“Syarat wajib TOCOG untuk Swab PCR Test itu pada hari ke-4 dan ke-3, sisanya bisa antingen. Namun, kami merasa harus meningkatkan proteksi untuk atlet-atlet kami sehingga kami memutuskan melakukan tes PCR selama tujuh hari berturut-turut jelang keberangkatan,” ujar Rosan.

Sebagai informasi, Indonesia memberangkatkan 28+1 alternated athlete dari delapan cabor ke Olimpiade Tokyo. Khusus 11 atlet dari cabor bulu tangkis saat ini sudah berada di Kumamoto, Jepang, untuk menjalani pre-games training.

Berikut adalah protol kesehatan di karantina pelatnas Olimpiade Tokyo

1. Atlet, pelatih, dan official untuk Olimpiade 2020 Tokyo wajib menjalani karantina 5 hari jelang keberangkatan menuju Jepang

2. Sebelum dikarantina, atlet, pelatih dan official telah menjalani Swab PCR Test sebanyak 2 kali dan dengan hasil negatif

3. Selama masa karantina, atlet diwajibkan menaati protokol kesehatan 5M: Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mejauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi, termasuk dengan sesama atlet yang menjalani karantina

4. Tidak diperkenankan berinteraksi dengan pihak di luar bubble system

5. Mobilisasi dari hotel ke sentra pelatnas masing-masing cabang olahraga diawasi oleh Tim Support dari NOC Indonesia, di mana mereka yang terlibat juga telah dites PCR dan masuk dalam bubble system

6. Meningkatkan uji tes sebelum keberangkatan: Swab PCR Test Harian wajib dilakukan selama 7 hari beruturut-turut jelang keberangkatan menuju Tokyo.

Baca Juga: Bonus Miliaran Rupiah Menanti Atlet Olimpiade Indonesia

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya