Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGP

Rossi adalah legenda MotoGP

Jakarta, IDN Times - Keputusan itu sudah dibuat. Valentino Rossi akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan lagi perjalanannya di MotoGP. Musim 2021 akan jadi masa terakhirnya membalap di gelaran MotoGP.

Rossi menepati janjinya untuk mengumumkan masa depannya selepas libur musim panas 2021. Namun, tidak disangka, keputusan yang dia ambil rupanya adalah pensiun dari dunia MotoGP yang sudah membesarkan namanya tersebut.

"Sesuai janji, selepas libur musim panas, saya akan memutuskan masa depan saya. Dan, saya memutuskan untuk pensiun di akhir musim ini," ujar Rossi, dilansir situs resmi MotoGP.

Seiring dengan pensiunnya Rossi, mari kita mengenang sejenak, seperti apa perjalanan pembalap yang mendapat julukan 'The Doctor' tersebut.

Baca Juga: [BREAKING] Valentino Rossi Putuskan Pensiun Akhir Musim 2021

1. Memulai karier sebagai pembalap kart

Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGPtwitter.com/ValeYellow46

Sebelum mengenal dunia MotoGP, jauh ketika Rossi masih kecil, dia justru memulai karier di dunia balap sebagai pembalap kart. Dia bahkan sudah bisa mengendarai mobil kart di usia lima tahun, plus memenangi beberapa balapan kart di daerah Tavullia pada 1990.

Namun, karena harga mobil kart yang mahal, Rossi memutuskan untuk fokus di minimoto. Di sinilah, awal kariernya menuju MotoGP terbuka. Pada 1993, Rossi berkesempatan mengendarai motor 125cc pertamanya, yang dimiliki oleh mantan juara dunia, Paolo Pileri.

Berlanjut ke 1996, Rossi pun terjun di kelas 125cc (sekarang Moto3) bersama tim AGV Aprilia. Di sinilah, perjalanan awalnya di MotoGP dimulai. Rossi mulai bersaing dengan pembalap-pembalap dunia lain, dan tampil di beberapa sirkuit kenamaan dunia.

Pada 1997, Rossi berpindah dari AGV ke Nastro Azzurro Aprilia. Bersama Nastro, Rossi lebih mentereng dan mulai memenangi banyak balapan, seperti di Belanda, Imola, German, Malaysia, dan Jepang. Di musim itu, Rossi membukukan 11 dari 15 balapan, dan menjadi juara di akhir musim.

2. Beranjak naik ke kelas 250cc, lalu ke MotoGP

Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGPmotogp.com

Tidak butuh waktu lama, setelah memenangi kelas 125cc pada 1997, Rossi naik kelas ke 250cc (sekarang Moto2) pada 1998. Dia bergabung di tim Aprilia RS250, satu tim dengan Loris Capirossi serta Tetsuya Harada. Sama seperti musim pertamanya di 125cc, Rossi melakukan penyesuaian di musim perdananya di 250cc.

Meski begitu, Rossi sukses menduduki peringkat kedua klasemen pembalap 250cc pada 1998, selisih 23 poin dari Capirossi yang keluar sebagai juara. Barulah di musim keduanya pada 1999, Rossi mulai menunjukkan diri di kelas 250cc.

Rossi menunjukkan dominasi dengan memenangi balapan di Malaysia, Jerman, Inggris, Ceko, Australia, Afrika Selatan, dan Brasil. Gelar 250cc musim 1999 bahkan sukses dia kunci saat musim masih menyisakan satu balapan lagi. Dia menorehkan 309 poin ketika itu.

Selepas menjuarai kelas 250cc, tidak lama kemudian, Rossi langsung naik kelas ke 500cc (kini MotoGP) pada tahun 2000. Di musim pertamanya, dia bergabung bersama Honda dan dimentori oleh legenda Honda, Mick Doohan.

Baca Juga: Menanti Gebrakan Sang Alien Marc Marquez di MotoGP 2021

3. Dominasi dimulai pada 2000 hingga 2009

Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGPmotogp.com

Bersama Honda, Rossi mulai menancapkan dominasi di dunia MotoGP. Kendati begitu, sama seperti ketika tampil di kelas 125cc dan 250cc, Rossi melakukan penyesuaian terlebih dahulu di musim MotoGP perdananya. Musim 2000, dia gagal menjadi juara setelah kalah dari Kenny Roberts Jr.

Memasuki musim kedua, Rossi mulai menggila. Dominasi benar-benar dia tunjukkan dengan memenangi 11 balapan dan hanya finis di luar podium sebanyak tiga kali. Dia mampu bersaing dengan Max Biaggi, dan akhirnya mengungguli rekan senegaranya itu di klasemen akhir pembalap, dengan selisih 106 poin.

Memasuki tahun 2002, Rossi tetap dominan bersama Honda. Dia total memenangi 11 balapan di kelas MotoGP, dan sukses meraih gelar MotoGP keduanya secara beruntun. Tidak sampai situ, di musim selanjutnya, Rossi masih menggila bersama Honda.

Sempat mendapatkan perlawanan dari Sete Gibernau, Rossi nyatanya tetap konsisten. Dia sukses memenangi sembilan balapan, dan sisanya, Rossi sama sekali tidak pernah terlempar dari posisi tiga besar. Hasilnya, Rossi kembali finis sebagai juara MotoGP 2003, dengan selisih poin yang jauh dari Gibernau.

4. Hijrah ke Yamaha, dan awal penurunan performa

Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGPmotogp.com

Di akhir musim 2003, banyak spekulasi yang mulai mengintai Rossi. Dia disebut-sebut akan hengkang dari Honda, setelah digosipkan tidak puas akibat dominasi dari motor Honda saat itu, RC211V, atas dirinya. Dia pun memilih pergi ke Yamaha.

Kepindahan Rossi ke Yamaha ini sempat menimbulkan keraguan, apalagi kondisi Yamaha saat itu masih belum sekuat sekarang. Namun, Rossi menunjukkan bahwa bersama Yamaha, dia juga tetap bisa menjadi juara.

Pada gelaran MotoGP 2004, Rossi keluar sebagai juara setelah memenangi sembilan dari 16 balapan. Kendati sempat gagal finis dua kali, raihan poin Rossi gagal dikejar oleh Gibernau dan Boaggi saat itu. Rossi pun membawa Yamaha menjadi juara.

Pada 2005, gelar juara Rossi bertambah. Dia sukses menjuarai MotoGP kembali usai memenangi 11 dari 17 seri balapan. Namun, ketika itu, Rossi mulai sedikit kerepotan dengan nama-nama macam Marco Melandri dan Nicky Hayden yang mulai menyeruak ke permukaan.

Tradisi juara Rossi sempat terhenti pada 2006 dan 2007, manakala Hayden dan Casey Stoner, sebelum akhirnya pada 2008, Rossi kembali menjuarai MotoGP selepas memenangi sembilan dari 18 balapan. Raihan apiknya berlanjut pada 2009, dan gelar di tahun tersebut jadi gelar terakhir Rossi di MotoGP.

Selepas 2009, Rossi kesulitan untuk bicara banyak lagi di MotoGP. Sempat mencoba pindah ke Ducati, hingga akhirnya kembali ke Yamaha lagi, Rossi urung menjadi juara. Nama-nama macam Jorge Lorenzo hingga Marc Marquez mulai muncul ke permukaan.

Di sisi lain, usia Rossi juga semakin menua dan dia sulit bersaing dengan para pembalap muda. Alhasil, Rossi hanya menjadi pemanis saja di MotoGP dari musim ke musim, sampai akhirnya dia memutuskan pensiun di akhir musim 2021.

5. Mereka yang pernah bersaing dengan Rossi

Mengenang Perjalanan Karier Valentino Rossi di MotoGPmotogp.com

Selama kariernya, Rossi memiliki banyak pesaing yang kerap membuatnya kesulitan di MotoGP. Di awal karier, Rossi berkompetisi dengan Loris Capirossi dan Max Biaggi. Bahkan, trio Rossi, Biaggi, dan Capirossi disebut sebagai three musketeers oleh media Italia saat itu.

Selepas era Biaggi dan Capirossi usai, Rossi menemukan sosok pesaing dalam diri Sete Gibernau. Pembalap asal Spanyol itu jadi pesaing ketat Rossi ketika dia membalap di musim terakhir bersama Honda, plus di musim awal bersama Yamaha.

Selepas Gibernau, Rossi kembali bertemu pesaing bernama Casey Stoner dan Jorge Lorenzo. Stoner adalah sosok yang mampu membawa Ducati naik derajat di MotoGP, sekaligus mengangkangi Rossi. Sedangkan Lorenzo, cerita hubungannya dengan Rossi sedikit miris.

Lorenzo sejatinya adalah rekan setim Rossi di Yamaha. Namun, keduanya justru menghidupkan api persaingan di dalam tim. Sampai pada 2015, hubungan keduanya meruncing setelah Rossi menuduh Lorenzo meminta bantuan Marc Marquez agar bisa menjadi juara.

Sosok rival lain yang juga masih dihadapi Rossi, di masa-masanya jelang pensiun, adalah Marc Marquez. Sempat menjalin hubungan baik saat Marquez naik ke MotoGP pada 2013 silam, hubungan keduanya mulai memanas pada 2015, dalam insiden yang melibatkan Rossi, Lorenzo, dan Marquez.

Setelah itu, hubungan Rossi dan Marquez tidak pernah terlalu akur. Rossi sering mengkritik Marquez, dan menyebut gaya balapannya kelewat agresif, sampai-sampai Rossi tidak mau dipandang oleh Marquez. Pada 2018, Rossi juga menolak jabat tangan Marquez.

Tensi keduanya menurun pada 2019, ketika Rossi dan Marquez saling bersalaman jelang gelaran GP Argentina. Sekarang, selepas Rossi pensiun, persaingan keduanya tuntas.

Begitulah warna-warni Valentino Rossi selama menjalani karier di MotoGP. Terlepas dari tensi dan juga prestasi, Rossi sudah menahbiskan diri sebagai salah satu legenda di dunia MotoGP lewat sembilan gelar (tujuh gelar MotoGP, satu gelar 125cc, dan satu gelar 250cc) yang dia dapat.

"Arrivederci, Valentino Rossi!"

Baca Juga: Proses Pembuatan Helm Valentino Rossi, Jadi yang Termahal

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya