Mengulas Sistem Babak Play-In di NBA 2020/21

Sistem ini sudah diterapkan musim lalu

Jakarta, IDN Times - Tidak terasa, gelaran musim reguler NBA 2020/21 akan segera usai. Merunut jadwal, gelaran musim reguler akan tuntas pada 16 Mei 2021 mendatang.

Setelah gelaran musim reguler, NBA akan berlanjut ke babak play-off, melibatkan 16 tim yang terbagi menjadi delapan perwakilan Eastern Conference, dan delapan lainnya dari Western Conference. Babak ini rencananya akan dimulai pada 22 Mei 2021.

Nah, sebelum babak play-off terselenggara, akan ada fase baru yang bernama play-in. Sistem ini sudah digunakan di gelaran NBA 2019/20 lalu yang sempat tertunda karena pandemik COVID-19, akan kembali digunakan di musim 2020/21.

Seperti apakah sistem babak play-in ini? Akankah itu menguntungkan bagi beberapa tim?

Baca Juga: Resep dari Para Legenda NBA untuk Hentikan Luka Doncic

1. Babak play-in untuk menentukan peringkat tujuh dan delapan

Mengulas Sistem Babak Play-In di NBA 2020/21Pebasket Golden State Warriors Andrew Wiggins (kiri) berupaya melewati pebasket Los Angeles Clippers Paul George (kanan) dalam laga lanjutan NBA, di Chase Center, San Francisco, California, Amerika Serikat, Jumat (8/1/2021). Golden State Warriors berhasil menggalahkan Angeles Clippers 115 - 105 (ANTARA FOTO/Reuters-Kelley L Cox-USA TODAY Sports)

Menurut jadwal, babak play-in akan dimainkan pada 18 sampai 21 Mei 2021. Nantinya, babak play-in akan melibatkan tim dari peringkat tujuh hingga 10 dari masing-masing Conference.

Jadi, tim peringkat satu sampai enam dari masing-masing Conference sudah pasti akan mendapatkan jatah ke play-off. Nah, untuk menentukan tim peringkat tujuh dan delapan yang turut serta ke babak play-off, maka play-in diadakan.

2. Bagaimana sistem babak play-in?

Mengulas Sistem Babak Play-In di NBA 2020/21Pebasket San Antonio Spurs Devin Vassell (kanan) berupaya melewati hadangan pebasket Minnesota Timberwolves Malik Beasley (kiri) dalam laga lanjutan NBA, di AT&T Center, San Antonio, Texas, Amerika Serikat, Rabu (3/2/2021) (ANTARA FOTO/Reuters-Daniel Dunn-USA TODAY Sports)

Untuk sistem babak play-in, akan terbagi menjadi tiga game. Di game pertama, tim peringkat tujuh masing-masing Conference akan berhadapan dengan tim posisi delapan, dengan status sebagai tuan rumah. Siapa pun yang menang, nantinya akan masuk tim peringkat tujuh yang berhak masuk babak play-off. Yang kalah, masuk game ketiga.

Selanjutnya, di game kedua, tim peringkat sembilan akan berhadapan dengan posisi 10, dengan status sebagai tuan rumah. Pemenang dari game ini akan masuk ke game ketiga, sedangkan yang kalah tereliminasi dan tidak akan lagi punya kesempatan masuk ke babak play-off.

Di game ketiga, tim yang kalah di game pertama dan menang pada game kedua akan saling beradu. Status tuan rumah dipegang oleh tim yang kalah di game pertama. Nantinya, pemenang dari game ini akan jadi tim peringkat delapan yang berhak masuk ke babak play-off. Yang kalah, akan tereliminasi.

Dengan sistem ini, potensi tim peringkat sembilan dan 10 untuk menapaki jalan menuju babak play-off terbuka. Namun, tentunya hal tersebut tidak akan mudah.

3. Menerka siapa lawan siapa di babak play-in NBA

Mengulas Sistem Babak Play-In di NBA 2020/21dallasnews.com

Melihat peringkat tim-tim NBA saat ini, ada beberapa potensi laga besar yang bisa terjadi di babak play-in nanti. Beberapa pengamat, seperti Tim MacMahon dan Bobby Marks, memprediksi akan ada pertemuan antara Stephen Curry dan Luka Doncic.

"Luka (Doncic) melawan Steph (Curry) di Western Conference. Laga hidup mati yang mempertemukan guard yang tampil di All-Star akan jadi sesuatu yang paling dinantikan di babak play-in nanti," ujar Marks, dilansir ESPN FC.

Sedangkan beberapa pengamat lain, ada yang memprediksi pertemuan antara Boston Celtics dan Miami Heat akan jadi laga yang dinantikan. Duet Jaylen Brown dan Jayson Tatum menghadapi para pemain hebat dari Heat akan membuat laga berjalan menarik.

"Heat lawan Celtics akan jadi laga play-in yang dramatis. Dua tim dari Eastern Conference yang penuh sejarah, dan keduanya saat ini tengah berusaha memperbaiki diri di musim buruk. Sayangnya, salah satu harus pulang lebih dulu ke rumah," ujar pengamat NBA lainnya, Royce Young.

Baca Juga: Eastern Conference NBA Ketat, Kejutan Bisa Terjadi

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya