Praktik Bajak Atlet di PON XX Papua Masih Terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengaku praktik bajak atlet masih terjadi di PON XX Papua 2021. Dia bahkan mengalami sendiri saat prosesi pengalungan medali, atlet yang meraih medali tidak berasal dari provinsi yang sama.
"Saat saya mengalungkan medali, kan disebutkan dari daerah A. Kemudian saya tanya, dari mana, provinsi A, kabupatennya apa, tetapi dia mengaku berasal dari provinsi B. Memang, kenyataannya di lapangan ini masih terjadi," ujar Zainudin dalam sesi jumpa pers.
1. Penyebab bajak atlet
Menurut Zainudin, proses bajak atlet tidak semata-mata hadir karena masalah uang. Dia melihat, adanya fenomena ini lantaran karena kuota atlet yang terbatas di setiap provinsi. Jadi, ada satu atlet yang tampil di provinsi lain karena tidak dapat tempat di asalnya.
"Ada satu penyebab juga, provinsi B ini misal kuota atletnya terbatas, sementara potensinya banyak, jadi mau tidak mau beberapa atlet bertanding ke tempat lain. Jadi ketemu keinginan provinsi cari atlet. Lalu, ada atlet yang cari tempat untuk diberangkatkan," tutur Zainudin.
Baca Juga: Harmoni Khas Nusantara Tutup Kemeriahan PON XX Papua
2. Terlalu Jawa Sentris
Editor’s picks
Zainudin juga menyebutkan, banyaknya praktik bajak atlet ini berkaitan juga dengan fasilitas latihan atlet yang terlalu menumpuk di Pulau Jawa. Alhasil, tak heran provinsi-provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, acap berjaya di PON.
Dia berharap ke depannya fasilitas latihan bisa lebih merata di setiap provinsi. Selain menjadi media bagi provinsi dalam mengembangkan potensi lokal, hal itu juga bisa mengurangi proses pembajakan atlet.
"Kenapa akhirnya diputuskan pelaksanaan PON itu disebar, hal itu untuk membuat pemerataan fasilitas olahraga di seluruh Indonesia. Nah dengan kebijakan disebar dan digilir, tuan rumah PON di luar Jawa, sekarang mulai muncul bibit-bibit atlet dari luar," ujar Zainudin.
3. Segera komunikasi dengan KONI
Ke depannya, Zainudin berjanji akan melakukan komunikasi dengan KONI Pusat soal bajak atlet. Minimal, dalam cabor-cabor unggulan di Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), proses ini bisa berhenti dan daerah mau mengembangkan talenta lokal, berdasarkan arahan yang ada dalam DBON.
"Kami akan bicarakan ke Ketum KONI Pusat setelah PON Papua 2021. Kami mau carikan jalan supaya daerah itu mau membina atlet-atlet lokal, minimal untuk cabor-cabor unggulan DBON," tutur Zainudin.
Baca Juga: Penutupan PON XX Papua 2021: Masyarakat Harus Tahan Diri