Duh, Eks Pemain Dituntut Ratusan Juta oleh CLS Knights

Sang mantan pemain buka suara ke media soal isi hatinya

Jakarta, IDN Times - Salah satu klub basket raksasa Indonesia, CLS Knight, tengah disorot. Bukan karena prestasi, tapi lantaran perlakuan CLS kepada salah satu mantan pemainnya, Dimaz Muharri.

Semua bermula kala Dimaz melayangkan surat terbuka ke media terkait masalahnya dengan CLS. Lewat suratnya, terlihat jelas bagaimana kekecewaan Dimaz terhadap manajemen CLS.

Hal tersebut muncul karena Dimaz saat ini harus menghadapi tuntutan membayar hingga Rp393.600.000 kepada CLS. Manajemen CLS merasa Dimaz sudah melanggar kontrak karena main buat Louvre Surabaya di 2020.

Tuntutan itu membuat Dimaz kaget. Sebab, pada awalnya sudah ada kesepakatan yang dibuat Dimaz dengan manajemen CLS. Seperti apa sih kronologi lengkapnya?

1. Kronologi lengkap

Duh, Eks Pemain Dituntut Ratusan Juta oleh CLS KnightsMantan pebasket profesional, Dimaz Muharri (kanan) / IBL Indonesia

Dimaz menjadi pemain CLS pada 2015 silam. Kala itu, dia mendapatkan kontrak dua tahun dari CLS.

Pada pertengahan jalan, Dimaz harus menghadapi situasi pelik. Istrinya, Selvia Wetty, dua kali keguguran. Dimaz kala itu merasa harus menemani sang istri untuk bisa bangkit dan fokus pada kesehatannya.

Akhirnya, Dimaz memilih mengundurkan diri. Ada pembicaraan intens dengan manajemen CLS. Kala itu, CLS tampak merestui keputusannya.

Beberapa hari setelah memutuskan mengundurkan diri, CLS meminta Dimaz membayar uang yang nilainya ratusan juta rupiah, termasuk pengembalian gaji.

Dimaz tak mau ambil pusing. Dia akhirnya membayarkannya. Menurut Dimaz, utang itu sudah lunas dan seharusnya kontrak sudah tak berlaku. Dimaz juga bayar tepat waktu karena kalau tidak, setiap bulannya akan berbunga lima persen.

Tapi, CLS belakangan kasih klausul lain. Mereka minta Dimaz menandatangani surat pernyataan tak main di klub profesional.

"Kata pihak yang memberikan, kalau saya gabung ke klub profesional lain sampai 2017 (sesuai akhir kontrak) maka harus bayar Rp393.600.000. Surat ini saya tanda tangani juga karena tak niat main basket profesional dalam waktu dekat. Surat tersebut diberi nama sebagai Surat Pengakuan Utang. Namun, tidak ada sepeser pun uang yang mengalir ke saya dari jumlah tersebut," begitu tulisan Dimaz dalam surat terbukanya.

Kemudian, pada 2019, Dimaz kembali dapat tawaran main lagi di pentas profesional. Kala itu datang dari Louvre Surabaya. Karena kangen dan kebetulan kondisi keluarganya membaik, Dimaz pada akhirnya menerima tawaran tersebut.

Tapi, Dimaz tak main lama. Dia kembali berhenti main karena pandemik COVID-19 merebak hingga kompetisi Indonesian Basketball League berhenti di Maret 2020.

Namun, Dimaz dikejutkan dengan munculnya tuntutan CLS. Mereka meminta Dimaz membayar uang senilai Rp393.600.000 karena main buat klub lain.

Dimaz bingung karena sejatinya 2019 sudah melewati masa kontrak bersama CLS. Pada akhirnya, Dimaz sadar kalau ternyata dalam surat itu tak ada batasan waktu terkait kontrak itu.

"Bagaimana bisa kontrak kerja berlaku seumur hidup? Apakah kalau berkesepakatan dengan CLS Knights artinya mengikat hingga ujung usia? Dan yang makin menyedihkan, kalau saya tidak bayar uang tersebut, mereka menggugat supaya dapat menyita rumah di Surabaya dan warisan almarhum bapak di Binjai," ujar Dimaz.

Baca Juga: Erick Thohir Ingin Kompetisi Lain Tiru Sukses Penyelenggaraan IBL 2021

2. Kasusnya sudah masuk ke pengadilan

Duh, Eks Pemain Dituntut Ratusan Juta oleh CLS KnightsEks pebasket Indonesia, Dimaz Muharri / IBL Indonesia

Kasus ini sudah masuk ke Pengadilan Negeri Surabaya. Menurut pengacara Dimaz, Antonius Youngky Ardianto, saat dihubungi IDN Times lewat pesan singkat, mediasi sempat dilakukan di pengadilan.

"Tidak tercapai damai di mediasi pengadilan," kata Antonious, Sabtu (10/7/2021).

3. CLS jadi bulan-bulanan

Karena kasus ini, CLS pun jadi bulan-bulanan di media sosial. Akun instagram resmi CLS diserang oleh warganet.

Kebanyakan, mereka menyerang CLS dan menyebutnya tak memiliki hati nurani. Ada juga yang menyatakan CLS sebagai penjebak mantan pemain.

Ada juga yang menyatakan, CLS memang tak layak main di kompetisi Indonesia lantaran perlakuan buruknya terhadap Dimaz.

Baca Juga: Satria Muda Pertamina Juara IBL 2021

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya