Kala Brasil Jadi Pabrik Petarung Tangguh MMA

Brasil negara sepak bola? Bukan cuma itu saja!

Jakarta, IDN Times - Bicara Brasil, pasti yang langsung terbersit di pikiran kamu semua adalah sepak bola. Pele, Bebeto, Zico, Ronaldo, Rivaldo, Ronaldinho, dan Neymar, pastinya langsung melekat di pikiran kamu ketika bicara soal Brasil.

Tapi, sebenarnya Brasil sekarang tak cuma soal sepak bola. Ada fenomena lain, yang membuat olahraga Brasil di masa sekarang terangkat.

Mixed Martial Arts (MMA) adalah jawabannya. MMA belakangan memang menjamur di seluruh dunia. Brasil pun berkembang menjadi produsen petarung MMA terbaik di dunia.

Lihat saja, di semua franchise besar MMA dunia seperti Ultimate Fighting Championship, ONE Championship, dan lainnya, pasti ada petarung Brasil. Bahkan, di UFC, empat juara dari sejumlah kelas berasal dari Negeri Samba.

Deiveson Figueiredo menguasai kelas terbang. Lalu Charles Oliveira mampu menggeser dominasi Conor McGregor, Dustin Poirier, dan lainnya, pasca Khabib Nurmagomedov pensiun dari kelas ringan.

Kemudian, Glover Teixeira menjadi juara di divisi light-heavy. Amanda Nunes, hingga kini belum tergoyahkan di kategori wanita. Dia mampu menguasai kelas bantam dan bulu wanita, dan belum pernah ada yang berhasil menjatuhkannya.

Sebenarnya, apa yang jadi rahasia Brasil menjadi produsen petarung MMA terbaik di dunia?

Baca Juga: Rekor Ciamik Israel Adesanya di UFC, Dekati Anderson Silva

Upaya Mencari Kehidupan yang Layak

Teringat apa yang dikatakan Pele dalam dokumenternya, kehidupan di Brasil memang terbilang keras. Dalam wawancaranya di dokumenter tersebut, orang harus memilih, menjadi hitam atau putih.

Mereka harus menemukan jalan untuk bisa hidup dengan layak, atau malah berujung terlibat dalam kasus kriminal seperti anggota gangster dan lainnya.

Menonton film Pele: Birth of a Legend saja sudah tergambar jelas, bagaimana lingkungan keras Brasil membentuk penduduknya. Bahkan, teman semasa kecil Pele ada pula yang menjadi gangster.

Salah satu petarung UFC, Bruno Silva, mengamini kalau kondisi di Brasil mendukung mereka untuk bisa berkembang, mencari peluang untuk bisa sukses dan mengubah taraf hidup. MMA, disebut Bruno, kini menjadi jalan keluar yang baru bagi warga Brasil.

"Kondisi ekonomi orang-orang Brasil tak terlalu bagus. Situasi politik juga tak kondusif. Itu mengapa kami bekerja keras, mencari peluang untuk memperbaiki taraf hidup," ujar Bruno dalam wawancara kepada IDN Times.

Tantangan yang Bikin Brasil Disorot

Kala Brasil Jadi Pabrik Petarung Tangguh MMAMike Tyson (instagram.com/miketyson)

Para petarung Brasil mulai dikenal ketika keluarga Gracie muncul ke permukaan. Bahkan, salah satu anggota keluarganya, Royce Gracie, sempat menantang petinju legendaris Amerika Serikat, Mike Tyson.

Tantangan itu dilempar oleh Royce, saat UFC baru saja dibangun pada 1993 silam. Ketika itu, Royce baru bertarung tiga kali. Namun, dia sudah menantang Tyson bertarung di atas arena MMA, tanpa sarung tangan.

"Tyson ditantang keluarga Gracie di awal 1990, termasuk oleh Royce. Sang juara UFC merasa Tyson adalah petinju terbaik dunia, namun tak menilai sebagai petarung terbaik," begitu tulisan dari Fiaz Rafiq, wartawan olahraga Amerika Serikat, seperti dilansir The Sun.

Balik ke 2019, ketika penulis bertemu langsung dengan Royce saat berkunjung ke Indonesia, memang jiwa keluarga Gracie memang petarung sejati. Royce mengakui sempat menantang Tyson. Semua disebabkan oleh jiwa petualangnya yang tak bisa dibendung.

"Saya adalah petualang, seperti karakter keluarga ini. Kami, dari klan Gracie, selalu ingin membuktikan diri sebagai yang terbaik, terutama dalam pertarungan," ujar Royce kala itu.

Namun, pada akhirnya pertarungan itu tak bisa digelar karena berbagai alasan. Salah satunya adalah aturan yang tak disepakati dari kedua belah pihak.

Jalur Sutera pun Terbuka

Kala Brasil Jadi Pabrik Petarung Tangguh MMAufc.com

Apapun itu, keluarga Gracie bak pembuka jalan bagi para petarung MMA Brasil di era berikutnya. Mulai bermunculan petarung-petarung dari negeri Samba lainnya.

Antonio Rodrigo Nogueira alias Minotauro, Wanderlei Silva, dan Anderson Silva, mungkin jadi sederet nama yang patut diperhitungkan pula dalam sejarah MMA Brasil.

Petarung peringkat lima kelas light heavy, Thiago Santos, pun mengakui kalau para pendahulunya itu memang merupakan pembuka jalan buat mereka berkarier di UFC.

"Ya, mereka punya jasa besar. Mereka yang membuka jalan kami ke kompetisi ini. Aksi mereka juga menginspirasi kami. Prestasi, kehidupan yang membaik, membuat kami ingin mengikuti jejak mereka," ujar Thiago kepada IDN Times.

Baik Bruno dan Thiago pun mengidolakan Minotauro dan Wanderlei. Bagi mereka, kedua petarung itu mencerminkan identitas orang Brasil sejati.

"Mereka punya agresivitas dan bertarung dengan hatinya. Gayanya bertarung begitu menginspirasi saya," ujar Bruno.

Kini Menjadi Investasi

MMA saat ini bak investasi di Brasil. Karena kian banyak petarung yang sukses di dunia, MMA mulai dilirik kawula muda di Brasi.

Dalam 10 tahun terakhir, memang kamp MMA di Brasil semakin menjamur. Sebenarnya, tak heran kalau industri baku pukul di Brasil kian berkembang.

Sebab, laporan Bleacher Report, menyatakan kalau perkembangan MMA di Brasil sudah sangat lama. Pada 1920, sudah ada ajang MMA ala Brasil yang disebut Vale Tudo. Kemudian, pada 1960-an, Vale Tudo berevolusi menjadi subkultur dan berkembang pesat di Rio de Janeiro.

Kala itu, berbagai macam beladiri sudah muncul dalam Vale Tudo. Keluarga Gracie pun turut serta di Vale Tudo dan selalu bersaing ketat dengan para praktisi Luta Livre.

Makanya, tak heran kalau petarung Brasil lebih berkembang ketimbang lainnya di UFC. Sebab, MMA sudah lebih dulu tumbuh di sana, sebelum UFC, The Ultimate Fighters, ONE Championship, dan franchise MMA lainnya lahir.

"Karakter warga Brasil yang keras mendukung kami untuk berkembang di olahraga ini. Apalagi, kami memang sangat menggemari olahraga beladiri. Tujuannya cuma satu, demi memperbaiki taraf hidup kami di Brasil," ujar Bruno.

Baca Juga: Duel Maut Tersaji di UFC: Charles Oliveira Vs Justin Gaethje

Jalan Baru Bagi Brasil

Kala Brasil Jadi Pabrik Petarung Tangguh MMAAmanda Nunes (mmajunkie.usatoday.com)

Sementara itu, Thiago punya pandangan lain akan makin mantapnya perkembangan MMA di Brasil. Bagi Thiago, ini menjadi lahan investasi yang bagus buat generasi muda.

Sebab, menurut Thiago, bibit muda di Brasil kini bakal melihat bidang lain yang punya prospek cerah. Tak melulu jadi pesepak bola, kini mereka bisa menjadi petarung MMA.

Apa yang sudah dilakukan Amanda Nunes, Anderson Silva, Charles Oliveira, Royce Gracie, Minotauro, Wanderlei Silva, Thiago, Bruno, dan lainnya, tentu bakal menginspirasi mereka. Melihat para seniornya itu, bukan tak mungkin mereka akan tergiur terjun ke MMA agar kehidupannya jadi membaik.

"Brasil butuh investasi buat masa depan. Atlet-atlet kami kini memiliki bentuk investasi lain, yakni MMA. Kami berkembang, memiliki struktur yang kian kuat. Kami juga mencatatkan start bagus dalam perkembangan MMA dalam negeri," ujar Thiago.

Pun, Bruno mengamini hal tersebut. Sebab, jumlah gym di Brasil meningkat. Hal itu diiringi juga dengan kualitas pelatihan di masing-masing gym.

"Banyak gym yang berkembang. Warga Brasil memang punya kegemaran dalam hal beladiri seperti tinju, kick boxing, muay thai, dan lainnya. Itu berkembang begitu pesat. Tak heran jika banyak gym yang berkualitas muncul di Brasil," ujar Bruno.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya