[EKSKLUSIF] Serunya Hidup di Keluarga Beladiri Ala Petarung Wanita UFC

Menjadi petarung bukan pilihan Amanda, namun jalan hidup

Jakarta, IDN Times - Petarung wanita Ultimate Fighting Championship, Amanda Ribas, memang dilahirkan buat bertarung. Amanda mengakui kalau sejak kecil, sudah mengenal pertarungan dari lingkungannya.

Ya, Amanda lahir dalam keluarga pecinta seni beladiri. Ayahnya, Marcelo, merupakan pelatih judo dan jiujitsu. Maka, tak heran jika sejak kecil, Amanda sudah mengenal beladiri.

Kehidupan yang unik di masa kecil. Amanda mengakui hal tersebut dalam wawancara khusus dengan IDN Times. Jelang duel melawan Kathlyn Chookagian, Amanda merasa tak bisa lepas dari dunia pertarungan.

Meski sudah mencoba olahraga lain, seperti renang, Amanda mengaku kurang nyaman. Ada bagian darinya yang hilang. Adrenalin seperti menjadi bagian dari hidup Amanda.

Duel melawan Kathlyn pun menjadi salah satu momennya memacu adrenalin, pembuktian kalau dia memang layak berada di UFC dan merupakan calon juara. Serius ya kelihatannya, namun Amanda sebenarnya wanita yang begitu energik dan periang. Itu tergambar saat penulis mewawancarainya.

Berikut ini kutipan wawancara IDN Times dengan Amanda.

Kamu akan bertarung di UFC di akhir pekan ini. Saya rasa ini salah satu pertandingan terpenting buatmu. Benar?

[EKSKLUSIF] Serunya Hidup di Keluarga Beladiri Ala Petarung Wanita UFCPetarung wanita UFC, Amanda Ribas / Instagram @amandaufcribas

Ya, benar sekali. Ini adalah salah satu bagian terpenting dalam karier saya. Karena, dia adalah petarung nomor satu (di kelasnya).

Jadi, ini kesempatan besar buat saya. Kesempatan yang saya rangkul kesempatan ini dengan tangan, kaki, dan seluruh tubuh saya, karena saya memang berlatih untuk itu. Saya ingin menang. Jika Tuhan memberkati, saya ingin menunjukkan hasil kerja saya.

Saya menyiapkan diri seluruhnya di Brasil, di kamp kecil kawasan Varginha. Saya melakukannya bersama ayah, tim, pelatih saya, pelatih yang lain, sensei Pahumpa yang tinggal di Amerika.

Dia melatih saya via sambungan ponsel. Kemudian, kakak saya melatih urusan fisik, lalu ayah mengasah kemampuan striking dan pertarungan bawah. Anaknya berlatih dengan luar biasa. Pacar saya juga berlatih bersama saya juga. Ini sangat luar biasa.

Menjadi menarik, karena dari komentarmu menggambarkan, kamu hidup di keluarga pecinta seni beladiri. Bagaimana rasanya?

https://www.youtube.com/embed/uW3hX5ajUOY

Sangat berbeda, karena ketika masih anak-anak hingga remaja, terkadang saya tak bisa membedakan seorang ayah dan pelatih. Terkadang sulit.

Kini, saya sudah jauh lebih dewasa dan bisa membedakannya. Terkadang sulit memang. Apalagi, ketika di gym, pelatih perlu bersikap keras, tegas, sering berkata, 'Hey! Ayo bla bla bla bla' Lalu marah kepadamu.

Saya kadang bingung dan ketika pulang, melihat ayah saya, dia berteriak kepada saya. Ini bagian terburuknya. Puji Tuhan, saya kini sudah bisa membedakannya. Bagi saya, kini saya di sini, UFC, Apex. Bagi saya, ini luar biasa, keren, dan begitu cantik.

Ketika melihat mereka (para petarung) seperti sebuah film. Sebab, ketika masih kecil, film kami, adalah pertarungan. Jadi, ketika saya melihat Minotauro, Dana (White), mereka seperti bintang film, aktor besar.

Ya, bagi saya ini anugerah. Ketika saya masih kecil, bukan itu, tapi lebih muda lagi. Saya berlatih jiujitsu, judo, muaythai. Tapi, saya berlatih menari pula, renang. Tapi, bertarung di hati saya.

Namun, saya seperti merindukan sesuatu (kala melakoni renang dan menari), merindukan adrenalin tinggi. Kamu tahu kan, ketika bertarung, kamu memukul seseorang, lalu mereka membalasnya. Di situ adrenalin terpacu, gila! Saya menyukainya. Seperti, saya harus menebak, apakah mereka cuma menipu, menendang, kemudian ternyata memukul. Begitu seterusnya, lalu menjatuhkan mereka. Jadi, buat saya, ini indah. Banyak hal menarik di dalamnya.

Amanda, kamu sudah mengalahkan Mackenzie Dern dan Paige VanZant. Mereka merupakan dua nama besar pula di divisi straw UFC. Jadi, ini Kathlyn Chookagian, mungkin levelnya berbeda denganmu. Jadi, bagaimana kamu bisa menyiapkan dirimu? Apakah ada hal yang spesial?

[EKSKLUSIF] Serunya Hidup di Keluarga Beladiri Ala Petarung Wanita UFCPetarung wanita UFC, Amanda Ribas / Instagram @amandaufcribas

Sebenarnya ketika melawan Paige, dia juga ada di kelas terbang. Ini jadi kali kedua saya bertarung di kelas terbang. Jadi, ini tak terlalu berbeda karena saya sudah pernah melakukannya.

Tapi, Katie lebih besar dari saya, jadi saya harus lebih besar (ke samping) pula. Saya harus mengasah fisik, meningkatkan massa otot, karena sebelum pertarungan melawan Katie, harusnya saya melawan Michelle (Waterson). Tapi, UFC menawarkan saya untuk melawan Katie, dan menerimanya.

Jadi, apa sebenarnya target utamamu di pertarungan ini? Sebab, sebagian orang berpendapat jika kamu bisa menang, mungkin kamu bisa menantang Valentina Shevchenko.

Saya sangat menantikannya. Banyak orang yang meragukan saya. Mereka meragukan saya karena "Kamu mau bertarung melawan peringkat satu di divisi lain? Saya tak percaya". Jika saya menang, semoga Tuhan memberkati, mereka tak akan percaya saya bisa bertarung demi sabuk juara. Bayangkan, jika mereka tak percaya lagi, saya tak bisa bertarung buat sabuk juara, maka saya akan jadi juara.

Jadi, jika saya yakin dan Tuhan memberkati, saya bisa melakukannya. Namun, pertama-tama, saya harus menangkan pertarungan di akhir pekan ini.

Terkadang, saya tegang tentang bobot tubuh. Karena dalam pertarungan, saya bekerja sangat keras dan sering. Begitu keras, serius. Jadi, buat saya, ketika datang ke sini, saya harus rileks. Sebab, saya sudah melakukan segalanya yang terbaik di kamp dan matras. Jadi, sekarang yang harus saya lakukan hanyalah fokus dalam bobot ideal dan melakukan terbaik di atas arena.

Brasil memiliki banyak petarung hebat, entah itu pria atau wanita. Untuk wanita, kita tahu Amanda Nunes dan Cris Cyborg yang sudah menorehkan berbagai pencapaian di UFC. Kamu tahu itu pastinya. Apakah kamu terdorong meniru pencapaian mereka?

Amanda Nunes tentunya. Dia sangat pintar. Tak cuma pintar secara finansial, atau caranya mengurus keluarga. Dia juga sangat pintar di atas arena. Dia punya visi di arena, sangat hebat. Terkadang, saya melihatnya, di AT&T Arena. Ketika saya melihatnya berlatih, dia sangat pintar.

Dia membuat gerakan tipuan yang cekatan, dia memamerkan kecepatannya. Saya rasa dia luar biasa. Saya rasa dia di level berbeda.

Perkembangan MMA di Brasil luar biasa. Sebab, memang di Brasil diawali dengan Vale Tudo (turnamen beladiri bebas Brasil). Melihat Vale Tudo bertransformasi menjadi MMA, orang-orang mulai memandang para petarung MMA berbeda. Mereka menghormatinya, ini bagus buat saya. Sebab, keluarga saya itu petarung. Melihatnya, orang-orang menghormati keluarga saya. Jadi, ini bagus.

Jadi, kapan kamu mau melawan Valentina Shevchenko? Karena, saya kira kamu begitu yakin buat bisa mengalahkannya.

Ah, terima kasih. Saya menerima doamu, ah diterima dengan baik! Jadi, pertama-tama saya harus berpikir lebih dulu tentang satu wanita pirang, dia adalah Katie. Setelahnya, saya rasa harus bertemu wanita pirang lainnya. Atau, saya pikir dia harus berduel melawan Taila (Santos). Saya pikir, dua pekan lagi. Jadi, saya harus memikirkan Katie, baru setelahnya lihat apa yang terjadi.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya