[WANSUS] Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFC

Belal Muhammad, pejuang kebebasan Palestina

Jakarta, IDN Times - Bicara soal petarung muslim di Ultimate Fighting Championship, sejatinya tak hanya Khabib Nurmagomedov. Ada sejumlah petarung muslim yang juga bertarung di UFC dan terbilang punya prestasi cukup bagus pula.

Belal Muhammad salah satunya. Memang, Belal bukan juara di UFC. Tapi, dia merupakan salah satu petarung yang duduk di posisi 15 besar kelas welter UFC.

Dalam lima duel terakhirnya, Belal menang empat kali. Satu laga diakhiri dengan keputusan no contest, karena tak sengaja mencolok mata lawannya, Leon Edwards di UFC Fight Night: Edwards vs Muhammad, 13 Maret 2021 lalu.

Selama berkarier di UFC, Belal sudah bertarung 13 kali. Dia cuma mengalami tiga kekalahan selama bertarung di atas arena UFC.

Satu laga diakhiri dengan no contest dan sembilan sisanya berujung kemenangan. Tak heran, kalau pria berdarah Palestina itu digadang-gadang jadi pesaing terberat Kamaru Usman di kelas welter.

Minggu (13/5/2021) akan menjadi momen bagi Belal untuk bisa merangkak naik ke lima besar klasemen sementara kelas welter. Dia akan berhadapan dengan anggota 10 besar kelas welter, Demian Maia.

IDN Times berkesempatan mewawancarai secara khusus Belal. Kami berbicara banyak, mulai dari persiapan tarungnya, hingga perjuangannya membela tanah leluhurnya, Palestina, yang masih dilanda konflik dengan Israel.

Berikut petikannya.

1. Siap lawan Demian Maia?

[WANSUS] Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFCPetarung Ultimate Fighting Championship, Belal Muhammad / UFC.com

Ya, tentu saja. Saya sudah menyiapkan diri untuk pertarungan ini. Semua persiapan saya lakoni.

Diet, mengasah teknik, lalu menyiapkan taktik, dan strategi untuk pertarungan. Ini laga yang penting dan begitu saya nantikan.

Persiapan saya begitu panjang. Saya merasa hebat, pertarungan ketiga di tahun ini. Saya senang begitu aktif dan membantu saya meningkatkan gairah. Rasanya, luar biasa bisa disaksikan penonton.

2. Bagaimana melihat Demian Maia sekarang? Makin tua dan sedikit lambat, bukan?

Dia tetap petarung yang tangguh. Empat laga, berakhir dengan tiga kemenangan. Artinya, saya tak boleh meremehkan dia.

Apakah ada strategi khusus atau target kapan bisa naik ke lima besar? Demian Maia jadi batu loncatan?

Ya, tentu saja saya punya ambisi naik ke posisi teratas. Ini salah satu divisi terkeras di UFC. Persaingan begitu ketat.

Tak akan mudah, namun saya suka tantangan. Saya mendapatkan energi dari tantangan macam ini, sangat menarik. Saya siap untuk bertarung di akhir pekan nanti.

Pertarungan akhir pekan ini, melawan Maia, salah satu yang terbesar. Dia salah satu petarung hebat, legenda. Saya ingin menorehkan catatan khusus ketika berduel melawannya.

Lihat saja nanti. Namun, dia bukan lawan sembarangan. Kecepatannya, kemampuan gulatnya, ketepatan dalam melepaskan serangan, begitu luar biasa. Tentu, saya harus waspada.

3. Kompetisi di kelas welter makin keras ya?

[WANSUS] Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFCPetarung Ultimate Fighting Championship, Belal Muhammad / UFC.com

Selalu sulit bertarung di divisi ini. Banyak pria besar dengan kemampuan berbeda dan sulit ditebak, membuat persaingan di divisi ini begitu menarik.

Pasti ada tantangan baru yang saya temukan. Banyak petarung hebat yang muncul di divisi ini.

Saya cuma fokus untuk meningkatkan level. Saat ini, singkirkan dulu ambisi menantang seorang Usman. Perlahan, saya mau menaikkan level.

Ada lawan hebat di depan mata saya. Itu yang harus saya hadapi. Sangat penting melawannya karena jadi salah satu petarung terhebat yang diberikan kepada saya.

Baca Juga: KO Brutal Juara Muslim UFC di Bulan Ramadan

4. Sulit apa tidak, sebagai salah seorang petarung muslim di UFC?

Tidak sama sekali. UFC memberikan kebebasan kepada kami. Mereka menerima segalanya, semua bercampur jadi satu, tak ada perbedaan sama sekali.

Saya nyaman karena mereka menghormati petarung muslim seperti saya dan rekan-rekan lainnya.

5. Bagaimana sebenarnya UFC memperlakukan para petarung muslim seperti Anda?

[WANSUS] Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFCPetarung Ultimate Fighting Championship, Belal Muhammad / UFC.com

Ya, mereka memberikan kebebasan. Selalu berdiskusi dengan kami. Ramadan memang sulit. Khabib sering meminta untuk tak bertarung selama ramadan.

Tak mudah buat kami berpuasa sambil menurunkan berat badan. Rasanya begitu tersiksa. Saya merasakannya. Luar biasa perjuangannya.

UFC membebaskan dan selalu berdiskusi dengan kami terkait hal tersebut. Artinya, mereka menerima dan memaklumi kewajiban kami sebagai seorang muslim.

Bagi saya, berlatih sepanjang ramadan membuat tubuh ini makin kuat. Semua kembali ke personal masing-masing.

 

6. Anda selalu menyuarakan kebebasan Palestina. Saya maklum, karena Anda punya darah Palestina. Tapi, apa makna dari perjuanganmu soal Palestina, selain untuk kebebasan mereka?

[WANSUS] Belal Muhammad: Suara Palestina dari Oktagon UFCPetarung UFC, Belal Muhammad / UFC.com

Ya, saya menyuarakan pendapat dan menjadi media bagi mereka yang tak bisa bersuara. Saya bangga.

Saat ini, hanya itu yang bisa saya lakukan. Kedamaian harus kami suarakan. Orang harus tahu sejarahnya (Palestina).

Jangan asal bicara dan menyuarakan hal yang salah. Semua tindakan diperlukan untuk berjuang demi orang-orang yang terpinggirkan. Saya akan terus berjuang, entah itu mengangkat moral mereka, menambah semangat. Apa pun akan saya perjuangkan demi kedamaian.

Saya ingin menularkan aura positif. Saya juga punya tanggung jawab menyampaikan pesan positif, apalagi soal perdamaian.

Rasanya begitu penting. Artinya sangat besar bagi hidup saya dan mereka yang di sana.

Saya harus menunjukkan kepada dunia seperti apa negara ini. Mereka harus tahu ada orang-orang ini. Selama ini, dunia ingin melupakan mereka. Padahal, dalam sejarahnya, mereka punya peran penting.

Baca Juga: Bintang UFC Todong Elon Musk

Topik:

  • Satria Permana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya