Seru, 4 Permainan Masa Kecil Ini Jadi Cabang Olahraga Profesional

Ada yang masih ingat cara mainnya?

Saat masih anak-anak, kamu pasti pernah dong bermain kejar-kejaran maupun petak umpet bersama dengan teman-temanmu? Tapi seiring bertambanya usia, kamu tidak lagi melakukan permainan tersebut dan beralih untuk melakukan kegiatan yang lain. Karena kamu pasti berpikir permainan seperti itu hanya pantas dimainkan oleh anak-anak saja.

Namun ternyata, beberapa permainan anak zaman dulu masih belum dilupakan. Bahkan beberapa permainan “jadul” tersebut kini telah menjelma menjadi sebuah cabang olahraga profesional yang telah dipertandingkan di berbagai kompetisi, baik lokal maupun internasional.

Apa saja sih permainan tersebut?

1. Kejar-kejaran

Seru, 4 Permainan Masa Kecil Ini Jadi Cabang Olahraga Profesionalindependent.ie

Main kejar-kejaran merupakan salah satu permainan yang menyenangkan bagi anak-anak. Apalagi jika diselingi dengan tawa dan teriakan. Wah, pokoknya seru deh!

 

Nggak disangka, ternyata permainan sederhana ini kini telah menjadi sebuah olahraga professional, loh. Meski belum terkenal seantero dunia, cabang olahraga ini telah dipertandingkan. Hal tersebut tidak lepas dari peran Christian dan Damien Devaoux yang mencoba mempopulerkan olahraga tersebut dengan menyelenggarakan World Chase Tag (WCT).

 

Cara bermainnya pun sederhana. Pertandingan akan diikuti oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 4 orang. Dalam 1 kali permainan, terdapat 16 sesi. Masing-masing anggota tim harus bisa mengejar anggota dari tim lawan dalam kurun waktu 20 detik. Semakin banyak anggota yang tidak terkejar atau tertangkap, maka perolehan poin akan semakin tinggi. Tim dengan poin tertinggi akan dinyatakan sebagai pemenang.

 

Sejauh ini, olahraga ini masih gencar dipromosikan di seluruh UK, Jepang, Croasia, dan India. Kedepannya, diharapkan akan semakin banyak orang yang berminat dengan olahraga ini karena pola permainannya yang sederhana dan tidak terlalu banyak membutuhkan perlengkapan untuk berlatih.

2. Petak umpet

Seru, 4 Permainan Masa Kecil Ini Jadi Cabang Olahraga Profesionalhttps://thenewdaily.com.au

Sebelum terkena adiksi berbagai perangkat mainan dan video game, permainan ini merupakan salah satu permainan wajib bagi anak-anak zaman dulu. Entah bermain di sekolah, di kompleks perumahan, hingga di dalam rumah. Tapi tahu nggak sih, ternyata petak umpet telah dipertandingkan dengan level internasional sejak tahun 2010.

 

Kompetisi itu berjuluk Nascondino World Championship yang pertama kali dihelat di Kota Bergamo, Italia pada tahun 2010, dan kini menjadi sebuah kompetisi rutin setiap tahunnya. Dalam bahasa Italia, nancosdino berarti petak umpet. Permainan ini dilakukan pada musim panas dan diselenggarakan di lapangan terbuka. Peraturan mainnya pun sudah sangat familiar.

 

Dalam sebuah permainan, diikuti oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 5 orang. Setiap ronde masing-masing tim diberi peran sebagai yang sembunyi dan yang mencari. Tim yang dapat giliran sembunyi, diberikan waktu selama 1 menit untuk bersembunyi pada tempat-tempat yang tersedia. Kemudian diberi waktu selama 5 menit untuk mencapai home base. Orang pertama yang mampu mencapai home base akan mendapat 20 poin, sedangkan orang kedua akan mendapat 19 poin, begitu seterusnya. Jika ada pemain yang ketahuan saat bersembunyi, maka pemain tersebut dinyatakan gugur dan tidak memperoleh poin. Tim yang berhasil mengumpulkan poin terbanyak akan keluar sebagai pemenang.

 

Setiap tahunnya, kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, seperti Italia, Perancis, Swiss, Belgia, hingga Amerika Serikat.

3. Trampolin

Seru, 4 Permainan Masa Kecil Ini Jadi Cabang Olahraga Profesionalhttp://www.todaysorlando.com

Di Indonesia, biasanya trampolin dikenal hanya sebagai wahana bermain, dan belum banyak yang mengenalinya sebagai salah satu cabang olahraga. Mainnya pun bukan sekedar lompat-lompat belaka, melainkan para atlet harus mampu menunjukkan gerakan yang dilakukan di atas trampolin dengan lompatan yang tinggi.

 

Ternyata olahraga ini juga memiliki banyak variasi, salah satunya adalah Ultimate Trampoline Doodgeball yang dipopulerkan oleh Rick Platt. Cara mainnya tidak jauh berbeda dengan bermain dodgeball pada umumnya, hanya saja permainan ini dilakukan di atas trampolin. Permainnya pun akan menjadi lebih seru sebab masing-masing tim bisa menyerang lawan bahkan dari ketinggian 10 kaki di udara. Rick bertekad untuk mempopulerkan olahraga ini layaknya basket dan sepakbola. Nggak main-main, ia bahkan telah mengucurkan jutaan dolar untuk membangun 26 taman trampolin di Amerika Serikat dan Kanada.

 

Sekedar informasi nih, kalau Tim Trampolin Indonesia juga akan berlaga pada ajang Asian Games 2018. Meski tidak diunggulkan, semoga bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia.

4. Human foosball

Seru, 4 Permainan Masa Kecil Ini Jadi Cabang Olahraga Profesionalhttps://www.myfathersmustache.com

Sepak bola meja pertama kali dimainkan pada tahun 1921. Orang Amerika dan Kanada menyebutnya dengan sebuatan foosball. Dulu, foosball dimaikan hanya dengan 2-4 orang dalam sebuah tim dan dimainkan dengan cara menggerakkan batangan-batangan yang berisi pemain. Tujuannya adalah menciptakan sebanyak-banyaknya gol di gawang lawan.

 

Seiring berkembangnya zaman, permainan ini mengalami modifikasi. Kini, foosball juga dipertandingkan dengan manusia sebagai pemainnya. Karena dimainkan oleh manusia, lapangan foosball ini memililki panjang 32 kaki dan lebar 16 kaki. Para pemain sebanyak 10 – 18 orang, harus berpegang pada tongkat di posisi masing-masing dan hanya bisa bergeser ke kiri dan kanan layaknya permainan foosball pada umumnya.

 

Permainan ini populer dilakukan di Amerika Serikat dan lebih menyenangkan karena melibatkan banyak orang. Bahkan beberapa kompetisi juga telah diadakan guna lebih mempopulerkan permainan ini sebagai salah satu cabang olahraga.

Jadi, kamu tertarik untuk mewakili Indonesia di ajang olahraga tersebut?

darajingga Photo Verified Writer darajingga

Underdog

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya