Indonesia Buka Keran Medali di Islamic Solidarity Games 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Petualangan tim Indonesia berjalan dengan manis di Islamic Solidarity Games (ISG) 2021 Konya. Keran medali sudah terbuka, padahal opening ceremony belum dimulai.
Ini jadi modal positif bagi tim Indonesia. Medali perak dan perunggu yang didapat menjadi penambah motifasi untuk berburu rentetan emas.
Baca Juga: Evolusi Tim Aprilia dari Underdog jadi Topdog, Bukan Tim 'Sunmori'!
1. Eki dan Ayustina jadi penyumbang medali
Masing-masing medali tersebut dipersembahkan oleh Eki Febri Ekawati dan Ayustina Priatna.
Eki mendapat perunggu dari nomor tolak peluru putri, sekaligus penyumbang medali pertama untuk Indonesia. Lalu, Ayustina meraih perak di cabang olahraga balap sepeda nomor omnium elite putri.
Baca Juga: Tim Para Renang Indonesia Sabet 87 Medali di ASEAN Para Games 2022
2. Eki akui susah payah dapatkan perunggu
Editor’s picks
Eki begitu senang atas medali perunggu yang berhasil didapatnya. Sebab, peta kekuatan di nomor toal peluru putri sangat sengit.
Dia hanya mampu menempati posisi ketiga usai membukukan lemparan sejauh 14,93 meter. Medali emas dan perak didapat tuan rumah, yakni Emel Dareli (17,25m) dan Pinar Akyol (16,87m).
"Medali perak ini ibaratnya perjuangan tumpah darah karena sudah lama saya tak turun di nomor track dan baru mencoba lagi. Ini turnamen ketiga saya di nomor track setelah India dan Kolombia, tetapi ibaratnya di sini saya benar-benar bermain," kata Eki dalam rilis NOC.
3. Ayu mengaku strateginya kurang matang
Sama seperti Eki, Ayu juga bangga dengan medali perak yang berhasil dikalunginya. Sebab, wakil negara lain menurunkan lebih dari satu atlet.
Ayu berhak atas medali perak usai mengumpulkan 115 poin. Dia hanya terpaut lima poin pembalap Kazakhstan, Rinata Sultanova selaku peraih emas. Sedangkan perunggu didadapat wakil Malaysia, Nur Aisyah Mohamad Zubir.
"Secara strategi saya tidak begitu maksimal karena negara lain menurunkan dua pembalap, sedangkan saya turun sendiri. Ketika saya tampil bagus di tiga game awal, lawan langsung menandai agar saya ditempel ketat dan karena saya turun sendiri jadi tidak ada yang menjaga saya," ujar Ayu.