Arvydas Sabonis, Center Legendaris asal Lithuania yang Jago Passing

Ayah dari Domantas Sabonis

Sebelum mengenal nama Nikola Jokic, Pau Gasol, atau Karl-Anthony Towns sebagai big men yang bisa melakukan passing dan membuat tembakan 3 angka, NBA pernah memiliki pemain dengan tipe tersebut pada era '90-an sampai awal 2000-an. Namanya adalah Arvydas Sabonis yang merupakan center asal Lithuania.

Arvydas Sabonis lahir pada 1964 di Lithuania yang pada saat itu masih bagian dari Uni Soviet. Dirinya memulai menekuni basket pada usia 13 tahun dan fisiknya sangat menunjang olahraga tersebut. Tak butuh waktu lama, tepatnya pada umur 15 tahun, ia dipanggil memperkuat Timnas Junior Uni Soviet dan hal tersebut sebagai penanda awal karier basket profesionalnya.

1. Perjalanan karier di Eropa

Arvydas Sabonis, Center Legendaris asal Lithuania yang Jago PassingArvydas Sabonis (fiba.basketball)

Pada usia 16 tahun, Arvydas Sabonis membela tim dari kota kelahirannya, yaitu BC Zalgiris Kaunas. Dirinya sukses menjelma sebagai bintang dan sukses mendominasi liga basket Uni Soviet pada saat itu. Penampilan gemilangnya membuat ia tertantang untuk melanjutkan karier di kompetisi lain.

Arvydas Sabonis sempat mengikuti NBA Draft 1986 dan dipilih oleh Portland Trail Blazers tetapi tidak langsung berkarier di Amerika Serikat. Dirinya merasa masih belum terlalu siap secara fisik setelah menderita cedera. Ia malah pergi ke Spanyol terlebih dahulu untuk bermain bersama Club Baloncesto Valladolid. Center yang satu ini hanya tiga musim saja membela tim berjuluk Las Ardillas ini.

Pemain kelahiran Kaunas ini kemudian memilih begabung dengan Real Madrid. Kejayaan karier Arvydas Sabonis menjadi luar biasa, ia sukses mendominasi kompetisi domestik dan juga Eropa pada saat itu. Namanya makin dikenal penggemar basket Eropa setelah meraih banyak gelar. Pada 1995, akhirnya center yang satu ini pergi ke Amerika Serikat untuk tampil di NBA.

2. Mencoba Peruntungan di NBA

https://www.youtube.com/embed/C99nC5LcBsM

Aryvdas Sabonis memulai petualangannya di NBA pada tahun 1995. Dirinya bergabung dengan Portland Trail Blazers dan saat itu usianya sudah menginjak 30 tahun. Ia sangat matang secara mental dan kemampuan untuk bersaing di liga basket paling bergengsi ini.

Musim perdananya berjalan mulus, Aryvdas Sabonis menunjukkan permainan yang impresif ketika berseragam Blazers. Dirinya sukses membuat rata-rata 14,5 poin, 8,1 rebounds, serta 1,8 assists dalam 73 pertandingan reguler bersama klub asal Oregon ini. Pecapaian tersebut membuatnya masuk dalam NBA All-Rookie First Team 1996. Kemampuannya makin diperhitungkan oleh lawan di liga basket paling bergengsi ini.

3. Pemain center rasa guard

https://www.youtube.com/embed/mbu4aKh57yw

Meski posisinya sebagai seorang center, Arvydas Sabonis memiliki kemampuan layaknya pebasket yang bermain menjadi guard. Dirinya mempunyai kecerdasan dengan memberikan umpan-umpan yang luar biasa kepada rekan satu timnya. Ia juga mempunyai kekuatan fisik yang luar biasa sehingga sering mendominasi ketika berada di bawah ring basket.

Kemampuannya sebagai center tak hanya itu saja, Arvydas Sabonis mampu mencetak poin melalui tembakan tiga angka sehingga lawan sulit untuk menjaga pergerakannya ketika di lapangan. Dirinya mendapat julukan Original Unicorn karena kehebatannya dalam membuat poin.

Arvydas Sabonis hanya bermain selama beberapa musim saja di NBA bersama Portland Trail Blazers. Meski begitu, ia selalu menunjukkan permainan yang solid dan banyak penggemar dari Blazers yang berandai-andai jika pebasket yang satu ini dapat bergabung dengan tim lebih awal maka bukan hal yang mustahil untuk mendominasi liga atau bahkan juara. Dirinya kemudian pensiun di klub profesional pertamanya pada tahun 2005.

Baca Juga: 5 Pemain NBA Draft 2008 yang Kini Masih Aktif Bermain di NBA

4. Prestasi cemerlang bersama Timnas Lithuania

https://www.youtube.com/embed/18tnToDLHV4

Penampilannya tidak hanya luar biasa bersama klub, Arvydas Sabonis juga merupakan pebasket yang bersinar ketika tampil membela Timnas. Saat negaranya masih tergabung dengan Uni Soviet, dirinya berhasil mempersembahkan medali Olimpiade dan juga medali kejuaraan FIBA.

Arvydas Sabonis kemudian bermain untuk Lithuania setelah negaranya tersebut memisahkan diri dari Uni Soviet pada 1990. Prestasinya tentu masih gemilang, ia lagi-lagi menyumbangkan medali di ajang Olimpiade dan juga kejuaraan Eropa. Kontribusinya bagi tanah kelahiran dalam bidang olahraga khususnya basket memang sangat luar biasa.

5. Menjadi Hall of Fame dunia Basket

Arvydas Sabonis, Center Legendaris asal Lithuania yang Jago PassingArvydas Sabonis (twitter.com/trailblazers)

Berkat penampilan yang luar biasa selama masih aktif menjadi pemain basket, Arvydas Sabonis masuk dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame pada tahun 2011 yang lalu di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, Portland Trail Blazers juga memberikan penyambutan kepada Arvydas Sabonis karena sudah dilantik menjadi Hall of Fame. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan penggemar klub asal Oregon ini. Blazers menganggap bahwa center legendaris asal Lithuania ini adalah bagian penting dari sejarah tim sehingga sangat layak diberikan penghormatan tersebut.

6. Sang anak mengikuti jejaknya di NBA

Arvydas Sabonis, Center Legendaris asal Lithuania yang Jago PassingArvydas Sabonis dan Domantas Sabonis (dsabonis11)

Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sang anak, yaitu Domantas Sabonis, mengikuti jejaknya untuk berkarier di NBA. Domantas mengikuti NBA Draft 2016 dan berhasil dipilih oleh Orlando Magic kemudian langsung di trade ke Oklahoma City Thunder. Ia sukses menjelma sebagai bintang dan saat ini membela Sacramento Kings yang menjadi kuda hitam pada 2022/2023 ini.

Berbeda dengan Arvydas, Domantas bisa bermain sebagai center dan juga power forward ketika pertandingan. Sang anak mengaku bahwa ayahnya merupakan inspirasi terbesar untuk berkarier di dunia basket.

 

Aryvdas memang layak dinobatkan sebagai legenda basket. Segala pencapaiannya selama masif aktif bermain dan kontribusinya terhadap dunia olahraga yang membesarkan namanya tersebut sungguh luar biasa. Dirinya akan selalu tercatat sebagai salah satu pebasket terbaik yang pernah ada.

Baca Juga: 10 Fakta Domantas Sabonis, Penerus Nama Besar Lithuania di NBA

Tio Wahyu Utomo Photo Verified Writer Tio Wahyu Utomo

Kursi bisa mengakibatkan celana menjadi basah saat duduk, karena kursi adalah benda chair.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya