Perempuan di Iran Dilarang Menonton Laga Sepak Bola

#WorldCup2018 Protes dibawa ke ajang Piala Dunia Rusia

Saint Petersburg, IDN Times – Alih-alih ditanyai tentang laga yang baru dimenangi timnya, Masoud Shojaei harus menjawab pertanyaan yang sensitif, soal larangan bagi perempuan Iran untuk menonton sepakbola. Shojaei, kapten tim nasional Iran di Piala Dunia 2018, ditanyai soal itu saat jumpa pers di Saint Petersburg, Selasa (19/6).

“Ajang Piala Dunia bukan tempat yang tepat untuk mendikusikan soal larangan perempuan Iran menonton laga sepakbola,” kata Shoejaei.

1.Perempuan Iran berharap bisa menyaksikan langsung laga Iran lawan Spanyol  

Perempuan di Iran Dilarang Menonton Laga Sepak Bola Caspian News

Perempuan Iran diharapkan bakal berada di antara puluhan ribu penonton yang bakal menyesaki Kazan Area, Rabu malam waktu Indonesia (20/6). Mereka ingin melakukannya karena hal itu diharamkan di negerinya sendiri.

Saat pertandingan Iran melawan Maroko, Jumat pekan lalu, sebuah spanduk dengan tulisan #NoBan4Women dan “Support Women To Attend Stadiums” dikibarkan oleh sejumlah penonton.

Menurut Shoejaei debat soal ini sebaiknya dilakukan di dalam negeri Iran. “Kita kan keluarga, kita sebagai bangsa saat sedang berada di luar,” ujar Shoejaei, melalui bantuan penerjemah.

Sebagaimana dilaporkan laman Reuters, Shoejaei mengatakan debat tentang perempuan menonton laga sepakbola bukan sekedar omong kosong, tetapi membicarakannya sekarang seperti bersikap tidak respek terhadap turnamen (Piala Dunia).

2. Perempuan Iran dilarang menonton semua ajang olahraga  

Perempuan di Iran Dilarang Menonton Laga Sepak Bola Hindustan Times

Media di Iran mengabarkan sebelumnya bahwa Shojaei menawarkan dukungan atas keinginan mencabut larangan tersebut. Perempuan di Republik Islam itu dilarang menonton semua ajang pertandingan olahraga sejak Revolusi Iran 1979.

3. Perempuan Iran membawa protes atas larangan menonton olahraga ke Rusia agar menjadi perhatian dunia

Perempuan di Iran Dilarang Menonton Laga Sepak Bola thetimes.co.uk

“Iran tak ingin melihat perempuan berbahagia di stadion,” cetus Sara, anggota gerakan yang menamakan dirinya OpenStadium, yang bekerja di Iran untuk membatalkan larangan itu.

Kepada jurnalis The Washington Post, Sara mengaku pihaknya dan sejumlah perempuan lain akan hadir di Stadion Kazan menyaksikan laga Iran melawan Spanyol. Sara tak mau menyebutkan nama keluarga, khawatir ditangkap aparat saat kembali pulang ke negerinya usai Piala Dunia di Rusia. Sara juga menggunakan penutup kepala agar tak nampak berbeda dengan perempuan lain di Iran.  Biasanya mereka membuka penutup kepala saat berada di luar negeri.

Pemerintah Iran telah mengubah aturan dengan mengizinkan perempuan menghadiri pertandingan bola voli. Perubahan terjadi setelah Choncheh Ghavami, seorang pelajar putri, harus mendekam di penjara selama tiga bulan, sebagian dilalui di sel isolasi, gara-gara menyelinap menonton pertandingan bola voli.

Para aktivis berharap FIFA, organisasi sepakbola dunia yang menggelar ajang Piala Dunia, untuk bersikap mendukung perjuangan mereka. Hal ini dikatakan Maryam, salah satu aktivitas OpenStadium.

Jumat lalu beberapa perempuan Iran berkumpul di luar Stadion di Saint Petersburg, menonton lewat layar lebar yang disediakan di sana, menyaksikan timnas Iran mengalahkan Maroko 1-0.

Roshanak, perempuan berusia 31 tahun dari Teheran, menyaksikan pertandingan dengan mendandani wajahnya sedemikian rupa agar tak ketahuan aslinya. Dia melukis wajahnya dengan warna merah, hijau dan putih sesuai kostum timnas Iran. Dia akan menonton di dalam stadion saat timnas Iran bertanding melawan Portugal di Saranks pekan depan.

“Ini akan menjadi pengalaman pertama saya menonton pertandingan secara langsung. Tentu saja saya ingin tim kami menang, tetapi berada di sana adalah sebuah kemenangan bagi saya,” kata Roshanak.

Bagaimana menurutmu melihat perjuangan para perempuan Iran mendukung timnasnya?

Baca Juga: VAR Banyak Diprotes, FIFA akan Gelar Pertemuan Khusus 

.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya