Memahami Alur Pembangunan Sirkuit Wales yang Berantakan

Sebuah kontrak telah diteken pihak penyelenggara MotoGP, Dorna, dengan pihak pengelola Sirkuit Wales pada 2014. Melalui perjanjian kontrak tersebut, pekan balap MotoGP Inggris akan diadakan di Sirkuit Wales, menggantikan Sirkuit Silverstone, pada 2015—2019 dengan opsi perpanjangan durasi sebanyak 5 tahun. Terlepas dari penandatanganan kontrak itu, Sirkuit Wales nyatanya belum memiliki wujud.
Kendati demikian, pembangunan sirkuit terus digenjot untuk dijalankan. Namun, karena terhalang berbagai rintangan, peletakan batu pertama pun tak kunjung tiba. Hingga akhirnya, pada 2017, Dorna membatalkan kontrak balap MotoGP di Sirkuit Wales. Pekan balap MotoGP putaran Inggris 2017 pun diputuskan untuk dipentaskan di Sirkuit Silverstone lagi.
1. Diinisiasi sebuah perusahaan dan didukung Pemerintah Wales
Menurut Racing Circuits Info, proyek Sirkuit Wales diumumkan dan dilaporkan bernilai 325 juta pound sterling atau sekitar Rp6,3 triliun pada 2011. Rencananya, sirkuit ini akan dibangun di atas lahan seluas 830 hektare di Rassau, Ebbw Vale, Wales. Pihak pelopor pembangunan sirkuit ini adalah sebuah perusahaan bernama Heads of the Valleys Development Company (HOVDC). Mereka berniat untuk menggarap sebuah sirkuit berstandar internasional yang layak untuk gelaran balap motor papan atas dan berbagai jenis balap mobil, kecuali Formula 1 (F1).
Pemerintah Wales mendukung proyek HOVDC dengan memberi izin perencanaan garis besar kepada HOVDC via Dewan Borough Blaenau Gwent County, yang merupakan institusi administrator Ebbw Vale. Estimasi meraup hingga hampir Rp900 miliar per tahun, mendapatkan hingga 750 ribu pengunjung per tahun, dan menghasilkan sekitar 6 ribu pekerjaan baru adalah daya tarik bagi para politisi dan investor untuk menanam modal di proyek pembangunan Sirkuit Wales. Meski begitu, beberapa pengamat mengatakan, para politisi memiliki ketertarikan yang kebablasan terhadap proyek ini.
2. Ditimpa beragam perkara
Editor’s picks
Semenjak diketahui luas oleh publik, beraneka ragam masalah mulai mencuat dan menyendat proses konstruksi Sirkuit Wales. Sebut saja tentangan keras dari sejumlah kelompok yang tidak senang jika sirkuit dibangun di atas lahan umum. Badan Sumber Daya Alam Wales (NRW) bahkan menyuarakan kekhawatiran mereka perihal dampak visual yang berpotensi ditimbulkan sirkuit itu. Paling parah, Pemerintah Wales terlibat skandal setelah Menteri Sumber Daya Alam dan Pangan, Alun Davies, terbukti memohon kepada NRW pada 2014 untuk mendukung pembangunan Sirkuit Wales.
Belum berhenti sampai di situ, Pemerintah Wales dan Pemerintah Inggris sampai-sampai dilobi untuk memberikan pinjaman sebesar hampir Rp1 triliun untuk membantu merealisasikan proyek Sirkuit Wales. Menurut Racing Circuits Info, pendanaan yang tidak diungkapkan jumlahnya akhirnya diserahkan, yang memicu amarah dari pihak pengelola sirkuit Inggris lainnya, utamanya pihak pengelola Sirkuit Silverstone. Seusai kejadian tersebut, beragam perkara tetap menghantui alur konstruksi Sirkuit Wales.
Baca Juga: Erick Ingin Setiap Bulan Ada Event di Sirkuit Mandalika
3. Pada akhirnya tidak akan dibangun
Dilaporkan, selama berjalannya proyek, Pemerintah Wales sempat membeli sebuah perusahaan bernama FTR Moto seharga hampir Rp6 miliar. Biaya pembelian itu diketahui berasal dari dana hibah sebesar Rp39 miliar yang diserahkan kepada HOVDC oleh Pemerintah Wales. Lebih lanjut, pemimpin HOVDC, Michael Carrick, beserta istrinya kedapatan berniat untuk mengembat keuntungan pribadi senilai lebih dari Rp898 miliar dari proyek Sirkuit Wales.
Mengutip WalesOnline, proyek Sirkuit Wales dinyatakan gagal pada 2017 usai Pemerintah Wales menolak skema pinjaman yang diharapkan dapat menanggung hampir setengah dari biaya pembangunan. Kemudian, pada 2018, HOVDC bersama dengan perusahaan-perusahaan pendukung proyek pembangunan Sirkuit Wales dinyatakan bangkrut. Lalu pada 2020, Pemerintah Wales resmi menghapus catatan utang para pengembang Sirkuit Wales yang mencapai angka Rp290 miliar.
Dengan memahami alur kegagalan pembangunan Sirkuit Wales, kita disadarkan tentang betapa rumitnya membangun sebuah arena olahraga. Kejadian ini merupakan pengingat bagi para pengembang arena olahraga, baik itu nasional maupun internasional, untuk terus teliti selama mengerjakan sebuah proyek. Jika didengar publik, maka kesalahan kecil saja susah untuk dimaafkan, apalagi kesalahan besar.
Baca Juga: Balap Sportbike Digelar di Sirkuit Mandalika, Tiket Mulai Rp50 Ribu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.