Drogba: Lukaku yang Kukenal Kini Sudah Dewasa
FIFA.com
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Romelu Lukaku menjadi aktor protagonis dalam keberhasilan Belgia menembus babak perempat final Piala Dunia, sekaligus mengulang sukses edisi 2014 sebelumnya. Dalam laga yang berlangsung di Rostov Arena pada Senin (2/7/2018) malam tersebut, skuat generasi emas kedua ini berhasil tundukkan Jepang dengan skor 3-2 setelah sempat tertinggal.
Lukaku memang tidak mencetak sebiji gol pun, namun pergerakan tanpa bolanya sanggup memecah konsentrasi barisan belakang Samurai Biru. Menjadi fokus penjagaan ketat, pemain berumur 25 tahun itu malah membuka ruang untuk rekan setimnya.
Contoh paling mencolok adalah angka ketiga De Rode Duivels. Alih-alih menembak, bola malah dibiarkan bergulir hingga sampai ke kaki Nacer Chadli yang sudah berdiri bebas. Ini menjadi bukti bahwa visi bermainnya telah meningkat dengan pesat.
Situs olahraga Deadspin bahkan menyebut Lukaku sebagai 'jenius' atas perannya dalam proses gol yang memulangkan Jepang tersebut.
1. Pernah menjadi rekan setim, Didier Drogba mengakui peningkatan kualitas Lukaku
Soccer LadumaPujian meluncur dari berbagai pihak, termasuk dari Didier Drogba. Legenda hidup timnas Ghana dan Chelsea tersebut memang sempat menjadi rekan setimnya di musim 2011-12, saat Lukaku yang masih berumur 18 tahun dibeli dari klub Belgia Anderlecht.
"Seperti yang kita lihat, dia tidak menurun. Catatan empat gol dari lima tembakan dalam dua laga jelas menjadi bukti nyata. Dan dengan itu kita bisa menganggap bahwa Lukaku adalah sosok yang perfeksionis," tutur Drogba, kepada BBC Sport.
Lebih jauh, turut dijelaskan bahwa jalinan pertemanan keduanya sudah terjalin sejak hari pertama Lukaku menginjakkan kaki di Cobham Training Center, pusat latihan skuat The Blues. Mengidolakan Drogba sejak kecil, mimpi Lukaku seolah telah terwujud.
Apalagi talenta terbaik produksi tanah Afrika itu menjadi mentor setianya selama beradaptasi.
2. Ketajaman Lukaku kian terasah di bawah bimbingan Jose Mourinho
Goal.comLebih lanjut, diakui oleh Drogba bahwa tiga tahun pertama Lukaku memang berjalan sulit. Hanya memperkuat tim cadangan serta dilepas sebagai loanee (Pinjaman), pemain dengan tinggi 1,90 meter tersebut terpaksa hengkang dari Stamford Bridge demi mendapat jam terbang lebih banyak.
Pindah ke Everton rupanya menjadi berkah tersendiri. Kemampuan sebagai ujung tombak alias striker murni nan oprtunis terasah bersama The Toffees. Total 87 gol dari 166 penampilan berhasil diciptakannya dalam kurun waktu empat musim berseragam biru.
Ditebus dengan harga selangit oleh Manchester United sebagai pengganti Zlatan Ibrahimovic untuk musim 2017-18, sinarnya kian terang benderang. Sentuhan tangan dingin Jose Mourinho, sosok yang pertama kali membawanya ke Inggris, membentuk pemain bernomor punggung 9 tersebut sebagai pemain dengan visi mumpuni. Hal itupun diakui oleh Drogba.
"Aku rasa Jose (Mourinho) tahu apa yang dia butuhkan dari Lukaku ketika mendatangkannya tahun lalu. Anak itu kini sudah dewasa. Lukaku sudah matang dan siap bersaing di klub besar seperti Manchester United," lanjut Drogba.
3. Sanggupkah Lukaku menjawab tantangan dari "sang mentor"?
FIFA.comMenjadi kandidat terdepan dalam perburuan gelar top skorer Piala Dunia 2018, Drogba tanpa ragu memberi tantangan menarik untuk 'sang murid': menyabet trofi Sepatu Emas.
"Salah satu alasan aku yakin dengan Belgia. Barisan gelandang mumpuni di belakang Romelu siap membantunya kapan saja. Mereka jelas punya kesempatan," tutupnya.
Kira-kira mana yang lebih penting untuk Lukaku? Menjadi top skorer atau membawa Belgia melaju lebih jauh?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
