Lagu Lama Mourinho Usai Dipermalukan Klub Norwegia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jose Mourinho lagi-lagi menyalahkan tidak meratanya kualitas dalam tim yang ia miliki setelah kalah 1-6 dari klub asal Norwegia, Bodo/Glimt, dalam laga lanjutan Conference League Grup C, Kamis malam WIB (21/10/2021). AS Roma dianggap sebagai kandidat kuat pemenang laga itu sebelum mereka akhirnya dibantai oleh klub asal Skandinavia tersebut.
Bodo/Glimt unggul lebih dulu dalam 20 menit awal lewat gol Erik Botheim dan Patrick Berg. Kemudian I Giallorossi sempat memiliki peluang untuk bangkit usai Carles Perez mencetak gol yang memperkecil ketertinggalan jadi 1-2. Namun, harapan itu pupus usai di babak kedua, Bodo/Glimt tampil ganas dengan mencetak empat gol tambahan.
1. Rekor perdana kebobolan enam gol
Kekalahan memalukan itu menjadi yang perdana dalam karier kepelatihan Jose Mourinho. Sebelumnya, ia belum pernah kalah dengan kemasukan enam gol atau lebih dalam satu pertandingan. Yang lebih menyakitkan, kekalahan itu datang dari tim yang boleh dibilang memiliki kualitas yang jauh di bawah AS Roma. Namun kenyataannya di lapangan, Bodo/Glimt mampu tampil impresif di depan publiknya sendiri.
Baca Juga: AS Roma Kalah 1-6, Mourinho Buktikan Ketimpangan Pemain Pelapis
2. Intensi baik lakukan rotasi
Seusai pertandingan, Mourinho jelas tidak senang dengan penampilan yang diberikan oleh anak-anak asuhnya. Ia pun tak dapat menahan diri untuk mengkritik pemainnya sendiri.
“Kesebelasan utama mereka jelas lebih baik dari kami. Sekarang anda dapat berhenti menanyakan kenapa saya selalu memainkan pemain yang sama setiap laga,” ungkap Mourinho melansir Daily Mirror.
Editor’s picks
Mourinho kemudian menegaskan jika rotasi yang ia lakukan sebenarnya memiliki tujuan baik. Itu ia lakukan untuk memberi kesempatan kepada pemain lain dan mengistirahatkan pemain lainnya.
“Saya melakukannya dengan intensi baik. Saya memberikan kesempatan main kepada pemain yang bekerja keras dan mengistirahatkan pemain lainnya karena kami bermain di lapangan rumput sintetis saat musim dingin. Jadi berbahaya jika kami memainkan pemain yang sudah terus bermain,” tutur Mourinho.
3. Kualitas tidak merata
Lalu, Mourinho juga menyatakan jika ada perbedaan kualitas yang cukup jauh antara pemain utama dan pemain cadangan. Meski begitu, Mourinho tetap mengharapkan respon yang lebih baik dari pemainnya.
“Jika saya bisa memainkan sebelas pemain yang sama setiap laga maka saya akan melakukannya karena ada perbedaan kualitas di antara pemain utama dan cadangan. Meskipun saya tahu batasan tim ini, saya tetap mengharapkan penampilan yang lebih baik. Namun, ini tetap jadi tanggung jawab saya,” ujar pelatih asal Portugal itu.
4. Situasi serupa di MU
Ini bukan pertama kali Mourinho beralasan tim yang ia punya memiliki perbedaan kualitas pemain utama dan pemain cadangan. Sebelumnya, saat ia masih melatih Manchester United, ia pernah menghadapi kasus serupa saat harus menurunkan Anthony Martial dan Marcus Rashford di pertandingan kontra Brighton setelah Romelu Lukaku cedera usai main 90 menit penuh dalam 30 pertandingan. Hasilnya, MU kalah 0-1 pada laga tersebut yang membuat Mourinho yakin keduanya tidak berhak berada di tim inti MU karena performa buruknya.
“Dalam sepuluh bulan saya selalu menerima pertanyaan ‘kenapa selalu Lukaku?’. Sekarang anda tahu alasannya. Martial dan Rashford tidak berhak berada di kesebelasan utama,” ujar Mourinho.
Baca Juga: Diisukan Bakal Latih Newcastle, Mourinho: Saya Senang di AS Roma