Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema 

Naik turun prestasi hingga jadi kebanggaan  

Malang, IDN Times - Tanggal 11 Agustus merupakan hari istimewa bagi Arema. Tepat 33 tahun lalu, klub kebanggaan warga Malang Raya itu berdiri untuk pertama kalinya. Berdirinya Arema tak lepas dari nama Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Acub Zaenal dan beberapa tokoh lain termasuk Ovan Tobing.

Berdasarkan sejumlah catatan sejarah, berdirinya Arema merupakan upaya menghidupkan gairah sepak bola di Malang Raya yang saat itu lebih didominasi Persema yang berkompetisi di Liga Perserikatan. Sementara untuk kompetisi Galatama belum ada klub asal Kota Malang yang berpartisipasi. 

1. Berdiri pertama dengan nama PS Aremada

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Perkenalan skuat Arema FC untuk musim 2020 di Stadion Kanjuruhan. IDN Times/Alfi Ramadana

Keinginan almarhum Acub Zaenal kian menguat saat ia menyaksikan langsung pertandingan Persema kontra Perseden Denpasar di Stadion Gajayana. Akhirnya, beberapa tokoh di Kota Malang berkumpul. Selain Acub Zaenal ada juga nama Dirk Sutrisno dan beberapa tokoh lain. Dirk "Derek" Sutrisno merupakan pemilik klub lokal yang bernama Armada 86.

Hingga kemudian disepakati bahwa nama klub saat awal berdiri Aremada. Nama tersebut merupakan gabungan dari Armada dan Arema yang merupakan komunitas di Malang Raya. Kemudian beberapa bulan kemudian namanya diubah menjadi Arema 86 dan tanggal 11 Agustus 1987 ditetapkan sebagai hari lahir Arema. 

"Arema didirikan di tengah kerumunan tim yang sudah lebih mapan secara finansial seperti Warna Agung, Pelita Jaya. Sejak awal memang Arema memang klub rakyat yang hingga kini masih bertahan merupakan hal luar bisa," papar Ovan Tobing, Selasa (11/8/2020). 

2. Pasang surut prestasi

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Para pemain Arema FC merayakan gol yang dicetak salah seorang pemain di Stadion Kanjuruhan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah resmi berdiri, Arema kemudian mengikuti kompetisi Galatama. Pada awal keikutsertaan di kompetisi Galatama, tim yang kemudian dijuluki Singo Edan tak langsung bisa berprestasi.

Sejumlah masalah silih berganti menghampiri, terutama soal keuangan. Inilah yang membuat Arema harus berganti pengelolaan. Dirk Sutrisno yang sebelumnya mengelola Arema kesulitan untuk mendapatkan suntikan dana. Dari situlah kemudian Acub Zaenal mengambil alih pengelolaan Arema. Setelah pergantian pengelolan tersebut, Arema mulai bisa berkompetisi dengan baik meskipun juga tak selamanya mulus. 

"Musim terus berubah dan banyak terobosan yang sudah dan harus dilakukan. Tetapi untuk saat ini saatnya bagi anak muda untuk berkembang," tambah Ovan. 

3. Juara Galatama musim 1992/1993

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Arema FC saat akan menghadapi Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah beberapa musim berkompetisi, Arema mampu keluar sebagai juara Liga Galatama pada musim 1992/1993. Saat itu, skuad Arema dihuni oleh beberapa pemain legendaris seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi hingga Joko Susilo dan ditangani oleh pelatih legendaris M Basri.

Meraih gelar juara untuk pertama kali tentu menjadi euforia tersendiri bagi Aremania. Sejak saat itu, nama Arema kemudian semakin identik dengan Malang Raya dan mulai dikenal luas di Indonesia. 

4. Perjalanan era Ligina

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Pemain Arema FC saat akan bertanding pada ajang Piala Gubernur Jatim pada awal Februari lalu . IDN Times/

Setelah Liga Galatama dan Liga Perserikatan dilebur, Arema kemudian turut berkompetisi di Liga Indonesia. Dalam perjalananya di Ligina, Arema juga mengalami beberapa kendala. Bahkan pada tahun 2003 Arema harus terdegradasi ke Divisi 1.

Setelah itu, pengelolaan Arema diambil alih oleh perusahaan rokok Bentoel di Kota Malang. Mulai saat itu, secara keuangan, Arema lebih stabil dan bahkan mampu meraih gelar Copa Dji Sam Soe dua kali beruntun pada tahun 2005 dan 2006. Kala itu Arema ditukangi oleh pelatih legendaris Indonesia, Benni Dolo dengan sejumlah pemain andalannya seperti Firman Utina, Alex Pulalo, Franco Hita, Emaleu Serge hingga Erol Iba. 

Baca Juga: Kala Dua Legenda Arema Mengenang Masa Kejayaan

5. Kembali bermasalah dengan keuangan

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Para pemain Arema FC saat menjalani latihan di Lapangan Dirgantara beberapa waktu lalu. IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah selang beberapa waktu, pengelolaan Arema kembali beralih. Bentoel selaku pengelola mengembalikan Arema pada yayasan. Hal itu membuat Arema kembali harus berjuang untuk bisa bertahan hidup. Bahkan pada musim 2008/2009 Arema nyaris kembali terdegradasi.

Beruntung, tim Singo Edan mampu selamat dan bertahan di kompetisi Indonesia Super League. Bahkan semusim setelahnya ditangan pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert, Arema sukses meraih gelar juara Indonesia Super Leauge 2009/2010 dengan mengandalkan pemain macam M Ridhuan, Roman Chmelo, Noh Alam Shah hingga Achmad Bustomi. 

6. Diterpa dualisme kepemilikan

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Manajemen Arema FC menyiapkan agenda spesial untuk ulang tahun ke 33 tim. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selain masalah keuangan, Arema juga diterpa dualisme kepemilikan. Dualisme itu terjadi sejak tahun 2011 dengan munculnya dua kubu. Kubu pertama adalah Arema Cronus. Sedangkan kubu kedua yaitu Arema Indonesia yang dikelola oleh Novi Acub Zaenal yang merupakan istri Lucky Acub Zaenal, atau menantu sang pendiri. Kedua kubu pun saling mengklaim kepemilikan.

Bahkan, saat terjadi dualisme liga Indonesia, mereka memilih jalan sendiri. Saat itu ada dua versi Arema yaitu Arema yang berlaga di Indonesia Premier League (IPL) dan Arema yang bertanding di Indonesia Super League (ISL). Silang sengkarut permasalahan itu terjadi hingga kini. Jika Arema ISL atau yang kini bernama Arema FC kini berlaga di Liga 1, Arema Indonesia harus memulai dari Liga 3.

7. Tetap eksis di kompetisi Indonesia

Ultah ke-33, Ini Sejarah Perjalanan Arema Arema tetap eksis hingga memasuki usia 33 tahun. IDN Times/ Alfi Ramadana

Meskipun dalam kurun waktu satu dekade terakhir sejumlah masalah masih menghampiri tim Singo Edan, namun hingga kini Arema masih tetap eksis di liga Indonesia. Bahkan Arema juga menjadi tujuan dari pemain-pemain dengan nama besar di Indonesia. Memasuki usia 33 tahun, Arema berharap bisa semakin eksis dan kembali berprestasi. Untuk sisa kompetisi musim ini, Arema menargetkan bisa lolos ke kompetisi Asia. 

"Ini adalah hal yang luar biasa. Arema bisa bertahan hingga usia 33. Tahun demi tahun berganti dan generasi juga berganti tetapi Arema masih tetap bisa bertahan," tandas Ovan. 

Baca Juga: Meriahkan HUT ke-33, ASN Kota Malang Kompak Pakai Atribut Arema  

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya