Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang Striker

Ia berasal dari keluarga miskin di Brasil

Profil Casemiro telah dikenal luas oleh khalayak ramai. Kariernya bersinar di Real Madrid dan menjadi salah satu andalan utama. Namun, jauh sebelum itu, ia harus menjalani kehidupan yang sulit di kampung halamannya, Brasil.

Casemiro berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah. Berbagai rintangan harus dilaluinya semasa masih belia. Meski begitu, Casemiro tetap tak menyerah dan membangun karier sepak bola yang gemilang hingga diakui oleh semesta.

1. Anak broken home dan berasal dari daerah terbelakang

Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang StrikerCasemiro (twitter.com/Casemiro)

Carlos Henrique Jose Francisco Venancio Casimiro, begitulah nama lengkapnya, lahir dan besar di Sao Jose Dos Campos, sebuah kawasan industri kelas pekerja yang memiliki perekonomian rendah di Brasil. Casemiro sudah harus menjalani hidup serba kekurangan saat masih belia.

Masalah demi masalah terus menimpanya. Namun, tak ada yang lebih pahit daripada ditinggal pergi sang ayah. Di saat Casemiro berusia lima tahun, orangtuanya terlibat konflik dan sang ayah memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka.

Hari-hari yang dilalui Casemiro saat masih anak-anak terasa sulit. Finansial keluarganya tak dapat mencukupi kebutuhan hidup beserta tempat tinggal yang kurang memadai.

“Keluargaku tidak memiliki rumah tetap untuk ditinggali. Kami hanya tinggal di rumah bibiku. Kami hanya punya satu kamar dan kamar mandi. Aku juga tidak pernah memiliki mainan seperti anak-anak lain," kenang Casemiro seperti dikutip dari Tribuna.

Dengan semua kesulitan yang ia hadapi, Casemiro bertekad untuk mampu sukses dan membanggakan keluarganya. Ia melampiaskan semuanya dengan bermain sepak bola. Casemiro yakin bisa jadi pesepak bola mapan. Namun, ia sempat ragu dengan kondisinya saat itu.

"Ketika aku berusia enam tahun, aku hanya bermain sepak bola di sekolah. Aku bermimpi menjadi pemain sepak bola saat menonton pertandingan di TV, tetapi aku tidak yakin. Mungkin masuk ke tim utama Sao Paulo atau liga asing, tetapi tidak lebih," sambung Casemiro.

2. Berkesempatan menjalani trial di Sao Paulo, tetapi Casemiro terkena hepatitis

Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang StrikerCasemiro (kiri) saat masih membela Sao Paulo. (marca.com)

Bakat sepak bola yang dimiliki Casemiro dipantau oleh Nilton de Jesus Morreira. Beliau adalah pendiri sekolah sepak bola di Sao Jose Dos Campos, tempat tinggal Casemiro berada. Berkat Morreira, Casemiro berkesempatan untuk ikut trial di tim akademi Sao Paulo.

Casemiro mengikuti trial itu saat masih belia. Hanya saja, ia masih harus menerima cobaan berat lainnya. Casemiro didiagnosis mengidap hepatitis. Kenyataan pahit tersebut memengaruhi dirinya, baik secara mental maupun fisik.

Berat badan Casemiro menurun serta terlalu lemah saat berlatih. Selama waktunya bersama Sao Paulo, ia bahkan tidak dapat berolahraga selama tiga bulan berturut-turut. Casemiro sempat mengurungkan niatnya sebagai pesepak bola, tetapi ia ingat dan menyadari akan kesulitan yang dihadapi oleh keluarganya selama ini.

"Begitu aku sampai di Sao Paulo, aku mengidap hepatitis. Aku menghabiskan beberapa waktu tanpa latihan atau bermain. Aku gelisah dan khawatir bahwa aku telah gagal. Pada satu titik, aku berpikir untuk berhenti dari sepak bola, bahkan setelah pulih. Namun, penderitaan masa lalu dan keluarga paling menguatkanku untuk mempertahankan karierku saat itu," ujar Casemiro dikutip dari AS.

Usai pulih dari penyakitnya, Casemiro kembali bekerja keras demi meningkatkan kemampuannya kembali. Tekad kuat yang dimiliki Casemiro saat itu akhirnya berbuah manis.

Baca Juga: 13 Fakta Casemiro, Gelandang Bertahan Brasil Andalan Real Madrid

3. Bukan gelandang, posisi awal Casemiro adalah striker

Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang StrikerCasemiro (twitter.com/Realmadridplace)

Potensi Casemiro memikat Sao Paulo untuk mengundangnya untuk ikut trial. Saat mengikuti program itu, Casemiro sejatinya berposisi asli sebagai seorang penyerang. Namun, karena ketatnya persaingan di posisi tersebut, Casemiro berbohong kepada pelatih.

"Ketika aku ikut (trial), aku berusia sekitar 11 atau 12 tahun, ada sekitar 300 pemain di sana dan mereka (Sao Paolo) hanya akan memilih 50 pemain," kata Casemiro dikutip dari Marca.

"Kemudian pelatih bertanya berapa banyak penyerang dan ada 40 atau lebih anak-anak mengangkat tangan mereka dan aku tidak yakin bisa menjadi striker (karena persaingan yang ketat). Hal yang sama terjadi ketika mereka meminta gelandang. Hanya sekitar tujuh atau delapan orang saja, jadi aku memutuskan untuk ikut angkat tangan," sambung Casemiro.

Ia lalu berlatih sebagai gelandang bertahan di Sao Paulo. Meski sempat ditentang oleh sang pelatih, Casemiro bersikeras untuk mengembangkan bakatnya sebagai gelandang bertahan. Sejak saat itu, talenta Casemiro mulai terasah.

4. Kariernya makin berkembang hingga masuk ke tim utama Sao Paulo

Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang StrikerCasemiro (twitter.com/goal)

Kehidupan Casemiro yang serba kesulitan mulai membaik sejak diterima bergabung ke tim akademi Sao Paulo. Hal itu sejalan dengan kemampuannya yang makin terasah dari waktu ke waktu. 

Memulai dari tim U-9 Sao Paulo, Casemiro dengan cepat bersinar di lini tengah. Bahkan, sejak usia 11 tahun, ia dipercaya menjadi kapten tim muda Sao Paulo. Tahun demi tahun dilewatinya dengan peningkatan karier yang pesat.

Ia sukses dipanggil sebagai bagian dari skuad Piala Dunia U-17 Brasil pada 2009 silam. Setahun berselang, Casemiro resmi dipromosikan ke tim senior Sao Paulo serta menjadi bagian dari keberhasilan timnya itu meraih gelar Copa Sudamericana.

5. Direkrut Real Madrid dan menjelma salah satu gelandang bertahan terbaik saat ini

Kisah Casemiro, Gelandang Kelas Kakap yang Dulunya Seorang StrikerToni Kroos, Casemiro, dan Luka Modric memenangkan gelar Liga Champions 2021/2022 bersama Real Madrid. (twitter.com/Squawka)

Real Madrid terpikat dengan potensi yang dimilikinya. Tak ayal, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, bersama dengan saran dari Zinedine Zidane, memutuskan untuk mengontraknya pada musim panas 2013 lalu.

Namun, perjuangan Casemiro masih terus berlanjut. Ia sempat dipinjamkan ke Porto selama semusim demi mendapatkan menit bermain yang cukup.

Usai kembali, Casemiro akhirnya mulai menunjukkan sinarnya di lini tengah Los Blancos. Ia bertransformasi menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik. Tak hanya itu, Casemiro juga membentuk trio gelandang yang tampil impresif  bersama Luka Modric dan Toni Kroos.

Casemiro sudah tampil 333 kali dengan balutan jersey Los Blancos. Ia berjasa besar dalam keberhasilan Real Madrid merengkuh 5 titel Liga Champions serta beberapa gelar prestisius lainnya.

 

Kesulitan yang dialami Casemiro beserta keluarganya di masa lalu merupakan momen kelam. Namun, kini semua sudah berbeda. Kerja keras Casemiro sukses menjadikannya sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia.

Baca Juga: 5 Pemain Muda Ligue 1 yang Layak Jadi Suksesor Casemiro di Real Madrid

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya