Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'Or

Masa kecil Modric dihabiskan di tempat pengungsi

Luka Modric dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Penampilannya yang impresif, baik bersama Real Madrid maupun Timnas Kroasia, masih konsisten. Tak heran Modric terus dipercaya untuk tampil di banyak pertandingan.

Saat ini Modric sudah sukses besar sebagai pemain sepak bola. Ia punya privilege yang luar biasa dari statusnya sebagai "aktor" di atas lapangan. Namun, semua yang ia peroleh sekarang tak diraih dengan mudah. Modric dulunya bahkan berstatus sebagai pengungsi perang di tempat kelahirannya.

1. Perang Kemerdekaan Kroasia menjadi bagian dari perjalanan hidup Modric

Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'OrLuka Modric (twitter.com/kroosnaldoo)

Pada awalnya semua berjalan normal. Kehidupan Luka Modric saat masih anak-anak terasa baik-baik saja. Ia lahir dan besar di Modrici, sebuah desa kecil yang berada di sebelah utara kota Zadar, Kroasia. Namanya diambil dari nama sang kakek, yaitu Luka Modric Sr.

Dikutip dari Give Me Sport, Modric sering dititipkan ke rumah sang kakek yang jaraknya tak terlalu jauh. Ia menghabiskan banyak waktunya dengan sang kakek lantaran kedua orang tua Modric sama-sama bekerja di pabrik dekat tempat tinggalnya.

Keharmonisan keluarganya begitu erat. Namun, semua berubah secepat kilat. Pada 1991, atau saat Modric menginjak usia 6 tahun, Kroasia dilanda perang untuk mempertahankan wilayahnya dari Serbia. Perang ini berlangsung selama empat tahun lamanya.

Pecahnya konflik menjadi saksi bisu di balik beratnya masa kecil yang dilalui Modric. Bagaimana tidak, sang kakek ditembak mati oleh pemberontak Serbia. Ayah Modric juga harus meninggalkannya demi bergabung dengan pihak Angkatan Darat Kroasia.

Daerah tempat tinggal Modric menjadi salah satu yang paling terdampak. Puluhan mayat berserakan di jalanan serta rumah para warga dibakar, termasuk rumah orangtua Modric. Hal tersebut memaksa mereka untuk kabur dan bertahan hidup di kamp pengungsi.

2. Menghabiskan masa kecilnya di hotel yang khusus menampung pengungsi

Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'OrLuka Modric mengunjungi rumah masa kecilnya di Kroasia. (twitter.com/IntChampionsCup)

Modric dan keluarganya segera melarikan diri dari zona peperangan. Mereka menetap di sebuah hotel yang ditujukan khusus untuk menampung pengungsi di Zadar yang berjarak sekitar 40 kilometer. Hotel tersebut bernama Kolovare yang kini sudah disulap menjadi hotel bintang empat, dilansir SportBible.

Di tempat inilah hari demi hari terus dilalui Modric. Walaupun kabar burung mengenai perang terus bergema, sang ibu selalu memastikan agar Modric tetap menjalani hidup seperti biasanya. Apalagi, saat itu mereka sudah berada di tempat yang aman.

Seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya, Modric selalu bermain setiap saat. Ia hobi bermain sepak bola. Kebetulan, hotel di tempatnya mengungsi memiliki tempat parkir dan aula yang cukup luas. Modric dan teman-temannya sering bermain bersama setiap hari, bahkan hingga mengenai kaca hotel.

"Dia (Modric) telah memecahkan lebih banyak kaca di jendela hotel daripada yang terkena bom. Dia bermain sepak bola tanpa henti di sekitar aula hotel," kata seorang juru bicara Hotel Kolovare, seperti dikutip Daily Mail.

Modric menghabiskan tujuh tahun lamanya tinggal di hotel tersebut. Setelah perang resmi berakhir pada 1995, orangtua Modric ditawari kesempatan untuk kembali ke rumah asalnya. Hanya saja, mereka menolak dan tetap tinggal di Zadar demi kebaikan Modric yang masih belia.

Terlepas dari keputusan itu, orangtua Modric sejatinya tak berpikir apa-apa mengenai masa depan sang anak, apalagi menjadi pemain sepak bola profesional. Ditambah situasi finansial yang masih belum mencukupi tak dapat mendukung karier Modric nantinya.

“Orang tuaku tidak kepikiran bahwa aku akan menjadi pesepak bola terkenal. Mereka hanya ingin membantu anak mereka," ujar Modric seperti dikutip dari Give Me Sport.

Baca Juga: 5 Pemain Muda Berbakat asal Kroasia, Bisa Jadi Penerus Luka Modric

3. Bakat sepak bola Modric mulai dilirik klub besar Kroasia

Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'OrLuka Modric (twitter.com/RealMadridplace)

Di satu sisi, kedua orang tua Modric tak berpikir bahwa anaknya bisa menjadi pemain sepak bola. Namun, setelah bertahun-tahun berlalu, potensi yang dimiliki Modric cukup besar. Hal tersebut yang membuat kedua orangtuanya rela berjuang demi memasukkan sang anak ke kamp pelatihan.

Modric mulai menunjukkan kualitasnya. Hanya saja, terdapat satu masalah yang menghambat perkembangan kariernya, yaitu persoalan fisik dan sikap Modric yang pemalu.

Tubuh Modric terlalu kecil dan tidak seperti pemain lain yang seusia dengannya. Karena perkara tersebut, ia bahkan ditolak oleh Hajduk Split, salah satu klub top Kroasia, karena dinilai terlalu lemah sebagai pemain sepak bola.

Walaupun mendapatkan penolakan, Modric terus mengembangkan potensi yang ia miliki. Dengan dukungan sang pelatih di kamp pelatihan, apa yang ditunjukkan oleh Modric berhasil memikat NK Zadar.

"Aku mendengar tentang seorang anak kecil (Modric) hiperaktif yang terus-menerus bermain sepak bola di koridor hotel pengungsi, bahkan tidur dengannya. Dia adalah idola bagi generasinya, seorang pemimpin favorit," kata Josip Bajlo, pelatih tim muda NK Zadar.

Kualitas Modric makin terasah. Di usia 16 tahun, Modric lalu direkomendasikan ke Dinamo Zagreb. Keputusan itu berbuah manis. Modric diterima untuk menimba ilmu di tim akademi muda Zagreb. Perlahan, semua keraguan yang ditujukan kepadanya berhasil dibalas Modric.

4. Sempat membela beberapa klub sebelum hijrah ke Inggris

Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'OrLuka Modric saat membela Dinamo Zagreb. (twitter.com/FTalentScout)

Semusim setelah bergabung ke akademi Dinamo Zagreb, Modric dipinjamkan ke klub Bosnia, Zrinjski Monstar, untuk mendapatkan jam terbang. Hebatnya, meski baru berusia 18 tahun saat itu, Modric sukses bersinar dan meraih penghargaan Pemain Terbaik di Liga Utama Bosnia.

Ia lalu pulang ke Dinamo Zagreb. Meski begitu, Modric masih dipinjamkan sekali lagi, kali ini menuju Inter Zapresic pada musim panas 2004 silam. Modric hanya dipinjam selama enam bulan. Seusai kembali, ia menjelma pilar kunci Dinamo Zagreb di lini tengah.

Modric menunjukkan kemampuan terbaiknya bersama klub Kroasia tersebut. Atas performa impresifnya itu, Modric berhasil mendapatkan kesempatan untuk debut bersama timnas senior Kroasia. Ia debut perdana pada 1 Maret 2006 silam.

Tak berhenti sampai di situ, karier Modric juga terus melambung. Ia lalu diboyong klub top Premier League, Tottenham Hotspur, pada 2008. Sempat kesulitan akibat cedera, Modric berhasil bangkit. Apalagi, sejak kedatangan Harry Redknapp sebagai juru taktik Spurs. Kualitas Modric makin berkembang pesat.

5. Berjaya bersama Real Madrid hingga meraih Ballon d'Or

Takdir Luka Modric, Pengungsi Perang yang Sukses Meraih Ballon d'OrLuka Modric sukses merengkuh gelar Ballon d'Or edisi 2018 lalu. (twitter.com/goal)

Modric makin bersinar di Eropa. Tak ayal klub sekaliber Real Madrid tertarik memboyongnya pada musim panas 2012 lalu. Sejak saat itu, Modric selalu mengamankan satu tempat di lini tengah Los Blancos.

Ia berjasa dalam kesuksesan Real Madrid meraih kejayaan besar, termasuk meraih 5 titel Liga Champions dalam sedekade terakhir. Tak berhenti sampai di situ, Modric juga membawa Timnas Kroasia tampil apik, khususnya di Piala Dunia 2018.

Kroasia mampu melenggang mulus ke partai final untuk pertama kali meski harus takluk dari Prancis. Namun, hal tersebut sejatinya sudah cukup membanggakan bagi Modric dan kolega dengan membuat sejarah besar bagi negaranya.

Tahun 2018 juga menjadi tahun terbaik Luka Modric di sepanjang kariernya. Ia sukses menyabet gelar Ballon d'Or dan menghentikan dominasi yang dirajut oleh Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi. Itu menjadikannya sebagai pemain Kroasia pertama yang meraih penghargaan Ballon d'Or sejauh ini.

"Ini perasaan yang unik. Aku senang, bangga, dan merasa terhormat," kata Modric, seperti dikutip dari SportBible.

 

Kesuksesan yang diraih Luka Modric saat ini membutuhkan perjuangan panjang. Dengan apa yang sudah ia miliki sekarang, Modric bisa menghidupi kebutuhan keluarganya yang sempat mengalami masa-masa sulit saat dirinya masih belia.

Baca Juga: 11 Pemain Kroasia yang Pernah Juara Liga Champions, Modric Tersukses

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya