Mengupas Taktik Maroko, Tim Kuda Hitam di Piala Dunia 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penampilan Maroko di Piala Dunia 2022 menjadi buah bibir belakangan ini. Itu tidak terlepas dari performa ciamik skuad Atlas Lions sepanjang babak penyisihan. Mereka pun berhasil finis sebagai juara Grup F setelah mengumpulkan tujuh poin dari tiga pertandingan.
Keberhasilan Maroko lolos ke fase gugur dengan status juara grup tentu tak terlepas dari tangan dingin sang pelatih, Walid Regragui. Berkat racikan strategi pelatih berusia 47 tahun itu, Maroko belum tersentuh kekalahan di Piala Dunia 2022.
1. Maroko andalkan zone defence
Walid Regragui menggunakan formasi dasar 4-1-2-3 dalam sistem permainannya. Namun, formasi itu pada praktiknya di lapangan lebih sering berubah, khususnya ketika dalam bertahan.
Saat diserang lawan, Maroko cenderung mengubah formasinya menjadi 4-5-1. Pola pertahanan yang dipilih Walid Regragui sendiri adalah zone defense. Formasi itu terbukti efektif sejauh ini. Sebab, Maroko berhasil mencatatkan dua clean sheet dan hanya kebobolan satu gol pada fase grup. Itu pun gol bunuh diri.
Dua bek sayap Maroko, Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui memainkan peran penting ketika tim dalam keadaan bertahan. Dilansir Whoscored, mereka jadi pemain dengan rata-rata tekel terbanyak per pertandingan. Hakimi mencatatkan 4,3 tekel, sedangkan Mazraoui membukukan 3,3 tekel.
Baca Juga: Hal yang Membuat Maroko Tampil Impresif di Piala Dunia 2022
2. Ziyech dan Boufal jadi poros penyerangan Maroko
Editor’s picks
Dalam bentuk penyerangan, Maroko lebih sering menyerang lewat sisi sayap. Hakim Ziyech dan Sofiane Boufal menjadi pemain yang selalu diandalkan mengeksploitasi lini pertahanan lawan. Bola-bola yang dialirkan ke lini depan cenderung kombinasi antara umpan-umpan pendek dan panjang.
Untuk tempo permainan, Maroko tidak terlalu cepat. Bahkan, mereka sering kalah dalam hal penguasaan bola. Hal itu terlihat saat mereka berduel melawan Kroasia, Belgia, dan Kanada. Kendati begitu, Achraf Hakimi dan kolega selalu dominan dari segi tembakan ke arah gawang.
Selain itu, bola mati juga menjadi senjata lainnya bagi Maroko dalam mencetak gol. Dari skema set-piece, mereka tercatat beberapa kali mengancam lini pertahanan lawan. Bahkan, ketika melawan Belgia, mereka seharusnya mencetak dua gol dari skema tendangan bebas. Sayang, salah satu golnya itu dianulir VAR karena Romain Saiss berada di posisi offside ketika bola terlepas dari kaki Ziyech.
3. Transisi cepat ala Maroko yang mematikan
Dalam permainan sepak bola, transisi umumnya dibedakan menjadi dua, yakni transisi positif dan transisi negatif. Transisi positif Maroko pada fase grup tergolong cukup efektif. Belgia, Kroasia, dan Kanada beberapa kali dibuat kesulitan oleh kecepatan-kecepatan lini depan anak asuh Walid Regragui.
Gol Zakaria Aboukhlal saat menghadapi Belgia menjadi salah satu contohnya. Hanya dengan tiga orang saja, yakni Abderrazak Hamdallah, Hakim Ziyech, dan Zakaria Aboukhlal, Maroko berhasil menjebol gawang Belgia untuk kali kedua.
Sementara itu, untuk transisi negatif, penampilan Maroko juga cukup baik. Buktinya, mereka tidak pernah kebobolan dari situasi serangan balik yang dibangun tim lawan. Namun, dalam beberapa kesempatan, transisi negatif Maroko terlihat berjalan tidak sesuai apa yang diharapkan.
Apalagi, jika kedua bek sayap, Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui, sudah terlanjur naik ke atas untuk membantu penyerangan. Beruntungnya, Sofyan Amrabat yang berperan sebagai gelandang breaker berhasil menutup celah yang ditinggalkan oleh Hakimi dan Mazraoui sejauh ini.
Maroko akan melanjutkan kejutannya pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 dengan melawan Spanyol pada Selasa, 6 Desember 2022 pukul 22.00 WIB. Apakah The Atlas Lions bisa kembali membuat kejutan? Kita tunggu saja aksi ciamik mereka.
Baca Juga: Maroko Kunci Tiket ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.