5 Fakta Teknologi Hawk Eye yang Bantu Wasit Jaga Fair Play di Olahraga

Ini salah satu kemajuan teknologi di olahraga

Teknologi Hawk Eye diperkenalkan di dunia olahraga pada tahun 2000an. Mungkin banyak orang lebih mengenal sistem VAR, yang menjadi topik hangat di sepak bola. Tujuan dari Hawk Eye sendiri adalah melihat posisi terakhir pemain, dan bola. Hal ini agar diskusi antara pemain dan wasit dapat terjalin dengan baik agar olahraga tetap menjunjung tinggi fairplay. 

Lalu bagiamana fakta-fakta di balik teknologi yang membantu wasit ini? Mari simak ulasannya berikut ini.

1. Dr. Paul Hawkins, penemu Hawk Eye tahun 2001

5 Fakta Teknologi Hawk Eye yang Bantu Wasit Jaga Fair Play di Olahragasolent.ac.uk

The Guardian menyebutkan Hawk Eye diciptakan oleh pria asal Inggris Paul Hawkins. Awalnya teknologi ini diciptakan untuk pertandingan cricket. Tujuan dari Hawk Eye sendiri adalah melihat posisi terakhir pemain, dan bola. Fungsinya adalah agar diskusi antara pemain, dan sang wasit dapat terjalin dengan baik. Begitu juga olahraga yang menjunjung tinggi fairplay. 

2. Mengurangi human error di Grand Slam 2007

5 Fakta Teknologi Hawk Eye yang Bantu Wasit Jaga Fair Play di Olahragaradiotimes.com

Tenis adalah olahraga yang sangat ketat dan wajar bila banyak pemain yang kadang merasa dirugikan atas keputusan wasit. Dikutip oleh Al Ja Zeera, menjadi wasit di turnamen tenis bukan hal yang mudah. Mereka harus memiliki kesabaran ekstra, dan mata yang jeli. Dan tentu bukan hal baru bila pemain kecewa dan memutuskan meninggalkan lapangan setelah keputusan wasit.

Berdasarkan Reuters, Hawk Eye sendiri baru di perkenalkan di dunia tenis tahun 2005, untuk ajang ITF.  Australian Open 2007 adalah ajang Grand Slam pertama yang menggunakan teknologi Haw Eye. Fungsinya adalah melihat posisi akurasi bola tenis pada lapangan.

Baca Juga: 10 Bintang Sepak Bola Termahal di Dunia Saat Ini, Ada Idolamu?

3. Roland Garros tanpa Hawk Eye

5 Fakta Teknologi Hawk Eye yang Bantu Wasit Jaga Fair Play di Olahraganytimes.com

Dikutip The New York Times, dan Express, Roland Garros menjadi satu-satunya Grand Slam yang tidak menggunakan Hawk Eye. Menurut direktur turnamen Jeremy Botton, melihat bekas bola tenis pada tanah liat lebih mudah di banding pada lapangan lainnya. Namun tidak dengan pemain, menurut BBC pemain tenis profesional akan tahu bagaimana posisi bola mereka.

Teknologi ini juga di gunakan pemain untuk mengalihkan konsentrasi lawan mereka dalam pertandingan. Menurut mantan pemain Jheni Osman, Hawk Eye memberi pemain tenis tekanan mental dan itu kemungkinan akan mempengaruhi permainan mereka.

4. Hawk Eye pada sepak bola tahun 2012

https://www.youtube.com/embed/exEHTO-YnuE

Penemuan Hawk Eye ini yang juga di gunakan pada goal line pertandingan sepak bola. Goal Line ini di adaptasi oleh FIFA setelah beberapa keputusan wasit yang merugikan beberapa tim. Contohnya seperti Piala Dunia 2010, dimana gol Frank Lampard tidak di akui. Seperti yang diliput oleh BBC, Sepp Blatter sendiri mengatakan apa yang terjadi dengan Inggris kala itu mendorong penggunaan sistem ini pada dunia bola atau lebih tepatnya dengan kata-kata VAR sekarang.

Tidak hanya pada tenis, Hawk Eye di gunakan di pertandingan lain seperti badminton, dan Cricket.

5. Mengubah sejarah

5 Fakta Teknologi Hawk Eye yang Bantu Wasit Jaga Fair Play di Olahragasi.com

Dikutip oleh Sports Illustrated sejak di temukan Hawk Eye, permainan tenis pun berubah. Hanya 30 persen pemain yang benar saat melakukan runding, atau challenge dengan Hawk Eye. Sedangkan 70 persen wasit, atau chair umpire benar atas keputusan mereka.

Selain itu posisi utama Hawk Eye tetap jalan meskipun ada pemadaman listrik, atau fans yang sengaja menutupi kamera. Sehingga permainan tetap bisa berjalan adil. Tidak semua chair umpire bisa menggunakan sistem Hawk Eye. Hanya chair umpire atau wasit internasional, atau yang memiliki Gold Badge yang bisa menggunakan fasilitas ini selama pertandingan.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Sepak Bola Indonesia yang Membuat Dunia Tercengang

Yohana Belinda Photo Verified Writer Yohana Belinda

you only live once

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Efendi Ari Wibowo

Berita Terkini Lainnya