Nostalgia, 10 Momen Memorable Sepak Bola Sepanjang 1990an

Masih diingat hingga detik ini

Menjadi olahraga paling populer di dunia, sepak bola tidak henti-hentinya menghadirkan momen-momen yang terus diingat sepanjang masa. Mulai aksi konyol, selebrasi yang menghibur, hingga gol dramatis yang berujung kemenangan.

Nah, berikut deretan momen memorable di lapangan hijau sepanjang dekade 1990-an.

1. Treble Winners Manchester United

https://www.youtube.com/embed/XXczJ0tGrK0

Musim 1998/1999 mungkin menjadi musim yang paling diingat fans MU dan penggemar sepakbola pada umumnya. Pasalnya, di musim tersebut, Setan Merah sukses menyandingkan tiga gelar bergengsi, yaitu Premier League, Piala FA, dan Liga Champions Eropa.

Setelah menggenggam titel Liga Inggris dan FA Cup, Setan Merah ditunggu jawara Jerman, Bayern Munchen, di partai final Liga Champions. Berlangsung di Camp Nou, kandang Barcelona, final ini masih menjadi salah satu final paling dramatis dalam sejarah kompetisi antar-klub paling elit di Benua Biru.

MU sepertinya akan gagal merebut Si Kuping Besar setelah tertinggal satu gol berkat sepakan bebas Mario Basler yang bertahan hingga menit ke-90. Namun, keajaiban datang saat wasit memberikan tambahan waktu selama tiga menit.

Dua tendangan sudut David Beckham berujung pada dua gol telat yang dicetak Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer. Membalikkan kedudukan menjadi 2-1, MU pun sukses meraih titel Liga Champions kedua mereka setelah tahun 1968.

2. Penalti Gagal Roberto Baggio

https://www.youtube.com/embed/fpbkRApq9qY

Pada Piala Dunia 1994, Roberto Baggio diharapkan dapat mengantarkan Italia untuk merengkuh titel keempat mereka sepanjang sejarah. Harapan yang wajar mengingat sinar Baggio kala itu tengah terang-terangnya setelah menjadi Pemain Terbaik Dunia 1993.

Si Kuncir Kuda sebenarnya tampil baik di awal turnamen, sekaligus membawa Gli Azzurri menembus babak final. Namun, partai pamungkas di AS ternyata menjadi momen paling menyedihkan dalam sejarah pemain ini.

Pada 17 Juli 1994, partai melawan Brazil di Stadion Rose Bowl, AS berlangsung alot. Kedudukan 0-0 hingga 2x15 extra time memaksa kedua tim melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti.

Kegagalan Daniele Massaro dan keberhasilan Dunga membuat skor 3-2 untuk Brazil. Baggio pun maju menjadi eksekutor kelima dan dituntut mencetak angka untuk memperpanjang napas timnya.

Sayangnya, sang striker tak mampu memikul beban berat di pundaknya. Tendangan 12 pas-nya melayang jauh di atas gawang Claudio Taffarel. Tim Samba sukses meraih titel keempat, sedangkan Baggio dan seluruh publik Italia harus tertunduk lesu.

3. Tendangan kungfu Eric Cantona

https://www.youtube.com/embed/Xl5plowl8Sg

Siapa yang menyangsikan kehebatan Eric Cantona di lapangan hijau? Ia adalah Raja Old Trafford dan masih menjadi legenda Setan Merah. Namun, skill menawan Cantona tidak diimbangi dengan kecakapannya dalam mengontrol emosi.

Partai versus Crystal Palace pada 25 Januari 1995 menjadi laga yang benar-benar sulit bagi pria Perancis. Provokasi bek tuan rumah, Richard Shaw, membuat permainan Cantona tidak berkembang. Sayangnya, wasit seolah abai terhadap pelanggaran yang dilakukan Shaw kepada dirinya.

Karena sudah tidak tahan, pada babak kedua, Cantona melancarkan tendangan kepada sang lawan. Meski wasit tidak melihat, namun hakim garis menyaksikan peristiwa tersebut. Kartu merah pun melayang untuk si nomor tujuh.

Sebenarnya, Cantona menerima keputusan wasit. Tetapi, dalam perjalanan menuju ruang ganti, ia mendapatkan ejekan dari fans Palace bernama Matthew Simmons. Sialan! Pulanglah ke Perancis! Demikian kira-kira bunyi ejekan Simmons.

Meradang, Simmons tidak hanya mendapatkan atensi Cantona, tetapi juga tendangan ala kungfu ke arah dadanya. Tak cukup di situ, Cantona lalu melayangkan serangkaian pukulan ke Simmons sebelum dilerai.

Atas aksinya, Cantona akhirnya dihukum larangan bertanding hingga bulan September 1995 plus kerja sosial. Hingga kini, insiden tendangan kungfu di Sellhurst Park itu terus dikenang oleh publik dunia.

4. Kartu merah David Beckham

https://www.youtube.com/embed/zWsEuczNj48

Merupakan salah satu pemain muda menjanjikan, David Beckham menjadi harapan publik Inggris dalam gelaran Piala Dunia 1998. Sayangnya, perhelatan di Perancis malah menjadi momen paling buruk dalam karir sang pemain.

Saat bersua Argentina dalam babak 16 besar, Becks melakukan aksi konyol yang membuatnya menerima kartu merah. Ketika terjatuh, Diego Simeone menerjang Becks dari belakang dengan keras, dan wasit sebenarnya meniup peluit tanda pelanggaran.

Namun, entah apa yang dipikirkan Beckham kala itu. Dalam posisi masih tengkurap, ia malah mengayunkan kaki kanannya ke arah Simeone yang tengah berjalan mundur. Gelandang Argentina pun terhuyung-huyung, jatuh secara dramatis, dan berhasil memprovokasi wasit untuk menghadiahi Beckham kartu merah. 

Meski berhasil memaksakan skor 2-2 dengan 10 pemain, Inggris akhirnya harus rela angkat koper setelah kalah 3-4 dalam babak tos-tosan. 10 Heroic Lions, One Stupid Boy, demikian tulis Daily Mirror menanggapi aksi Becks muda.

Baca Juga: 5 Insiden Sepak Bola Era 2000-an yang Mustahil Dilupakan

5. Gol bunuh diri & kematian Escobar

https://www.youtube.com/embed/qFjke_ahBYY

Sebenarnya, gol bunuh diri tidak jarang dilakukan oleh pemain sepakbola. Namun, gol ke gawang sendiri yang dilakukan Andres Escobar terasa ironis karena berujung kematian pada dirinya.

Escobar memimpin timnas Kolombia saat bertanding di Piala Dunia 1994. Dengan performa yang bagus selama babak kualifikasi, Kolombia oleh Pele bahkan diprediksi bisa lolos minimal sampai babak semifinal.

Sayangnya, kampanye Kolombia tidak berjalan mulus. Mereka harus kalah 1-3 dari Romania di partai pembuka. Pada pertandingan kedua melawan AS, di sinilah tragedi tersebut berawal.

Pada menit ke-35, sang kapten mencoba memotong crossing pemain AS, John Harkes, sambil merentangkan kaki. Nahas, bola potongan Escobar justru mengarah masuk ke gawang sendiri. Kolombia pun harus takluk 1-2 dalam partai tersebut.

Meski menang dalam laga terakhir versus Swiss, namun Kolombia harus angkat koper dari ajang empat tahunan. Ini setelah Romania sukses mengandaskan tuan rumah AS.

Hampir sepekan setelah Kolombia tersisih, Escobar ditemukan tewas. Kabarnya, ia ditembaki sekelompok orang, dengan enam peluru menembus tubuhnya. Walau sempat dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

6. Scorpion Kick Rene Higuita

https://www.youtube.com/embed/TRj3dKKp9tI

Rene Higuita adalah salah satu penjaga gawang yang dikenal eksentrik. Tidak hanya penampilannya yang khas, dengan rambut gimbal, performa El Loco di lapangan juga tak jarang mencuri perhatian.

Salah satu aksi Higuita yang paling diingat hingga detik ini adalah tendangan ala kalajengking. Ia melakukannya kala melakoni sebuah partai persahabatan melawan Inggris pada tahun 1995 silam.

Saat itu, gelandang Inggris, Jamie Redknapp, melepaskan sebuah tendangan jarak jauh yang tidak terlalu kencang. Sebenarnya, bola itu dapat ditangkap dengan mudah oleh Higuita. Namun, alih-alih menangkap, sang kiper malah menghalau bola itu menggunakan kakinya dari belakang dengan posisi layaknya kalajengking. 

7. Denmark juara Piala Eropa 1992

https://www.youtube.com/embed/pDe2N9ykR6A

Jika kamu bertanya-tanya asal julukan tim Dinamit untuk Denmark, momen inilah jawabannya. Berstatus bukan tim unggulan, Denmark malah meledak dan merengkuh titel Piala Eropa 1992.

Sebenarnya, Peter Schmeichel dkk kala itu tidak lolos ke Swedia, tuan rumah Euro 1992. Namun, karena Yugoslavia didiskualifikasi karena sanksi PBB, maka Denmark ditunjuk menjadi pengganti.

Bergabung di Grup I bersama tuan rumah Inggris, dan Perancis, Denmark mampu meraih posisi runner up dan lolos ke babak empat besar. Di partai semifinal, Denmark bertemu Belanda yang berstatus sebagai juara bertahan.

Memaksakan hasil imbang 2-2, Denmark berhasil mengirim pulang Tim Oranye setelah menang 5-4 di babak adu penalti. Di partai puncak, mereka sudah ditunggu tim Goliath lainnya, Jerman.

Ternyata, kejutan Denmark berlanjut di Ullevi, Gothenburg, tempat final berlangsung. Juara Dunia tiga kali dibuat tak berkutik dan dikalahkan dua gol tak berbalas, hasil kreasi John Jensen dan Vilfort. Tim besutan Richard Moller-Nielsen pun sukses mengangkat trofi Piala Eropa.

8. Solo Run Michael Owen

https://www.youtube.com/embed/I4qeDBad2Go

Inggris memang harus tersingkir pada babak 16 besar Piala Dunia 1998 setelah kalah versus Argentina. Namun, dalam partai itu, selain kartu merah Beckham, aksi solo run Michael Owen menjadi salah satu momen yang mencuri perhatian.

Belum genap 19 tahun, Owen sebenarnya hanya menjadi ban serep bagi duet Alan Shearer dan Teddy Sheringham. Tetapi, karena tampil moncer selama babak penyisihan, pelatih Glenn Hoddle memutuskan untuk memasang Owen sebagai starter, berduet dengan sang kapten.

Kedudukan imbang 1-1, dan Si Anak Ajaib menunjukkan magisnya. Menerima umpan dari David Beckham, Owen berlari kencang sambil menggiring bola dari tengah lapangan, melewati dua bek Tim Tango. Di dalam kotak penalti, setelah melakukan tekukan kejutan ke kanan, ia melepaskan tendangan kencang yang tidak bisa ditahan Carlos Roa. Gol yang lantas melambungkan nama penggawa Liverpool di sepakbola internasional.

9. Freekick Roberto Carlos

https://www.youtube.com/embed/3ECoR__tJNQ

Salah satu bek kiri terbaik di dunia ini sebenarnya sudah melahirkan banyak gol melalui sepakan bebas. Namun, freekick pria Brazil ke gawang Fabian Barthez dalam Turnoi de France 1997 masih menjadi salah satu yang menyita perhatian.

Kala itu, Carlos mampu mencetak gol via freekick indah ke gawang Barthez saat Brazil bersua tuan rumah Perancis. Tendangan kaki kiri Carlos yang awalnya dikira bakal melenceng jauh ke luar, tiba-tiba berbelok arah, kemudian meluncur deras ke sudut kiri gawang Barthez.

Banyak studi yang kemudian meneliti gol tersebut. Salah satu yang cukup populer dilakukan oleh Guillaume Dupeux, Anne Le Goff, David Quere, dan Christophe Clanet yang dimuat dalam New Journal of Physics bulan September 2010.

Menurut empat ilmuwan Perancis ini, arah bola hasil sepakan Carlos mulanya menyimpang dari lintasan. Namun, karena kekuatan yang beraksi pada saat yang tepat, dan keuntungan jarak tendangan yang panjang, tiba-tiba arahnya berubah dan akhirnya sulit diprediksi kiper.

 

10. Sepak Bola gajah Indonesia vs Thailand

https://www.youtube.com/embed/DYegvcpVOyM

Sebenarnya ini bukan merupakan momen yang patut dibanggakan. Sebaliknya, ini adalah catatan buruk dalam sejarah persepakbolaan Tanah Air dan Asia Tenggara.

Dalam Piala Tiger 1998 (kini Piala AFF), Indonesia dan Thailand tergabung dalam Grup A. Sama-sama sudah memastikan lolos ke fase berikutnya, kedua tim menggelar partai terakhir untuk menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup.

Nah, baik tim Garuda maupun Gajah Putih agaknya ogah bertemu Vietnam di babak empat besar. Meski berstatus sebagai runner up Grup B di bawah Singapura, namun performa Vietnam saat itu memang moncer dan sangat menakutkan, terlebih mereka berstatus sebagai tuan rumah.

Jika Thailand hanya butuh hasil seri agar bisa menjadi runner up Grup A dan terhindar dari Vietnam, maka Indonesia harus kalah. Karena itu, pertandingan di Stadion Thong Nhat yang awalnya berjalan seru, menjadi tidak normal.

Miro Baldo Bento dan Aji Santoso mampu mencetak gol bagi Indonesia, sedangkan Thailand membalas via Krisada Piandit dan Therdsak Chaiman. Kedudukan normal 2-2 bertahan hingga menit ke-90, dan  akhirnya insiden memalukan itu terjadi.

Palang pintu Indonesia, Mursyid Effendi, dengan sengaja menendang bola masuk ke gawang sendiri. Kiper Kurnia Sandy hanya terdiam, dan akhirnya Timnas Garuda sukses menjalankan misi menjadi runner up dan terhindar dari Vietnam.

Nahasnya, Indonesia dan Thailand justru sama-sama tersingkir di babak semifinal. Sebaliknya, Singapura, yang sebelumnya dianggap sebelah mata, membuat kejutan dengan menumbangkan Vietnam 1-0 di partai akhir.

Pertandingan janggal itu pun menjadi perhatian serius FIFA. Setelah melakukan investigasi, badan sepakbola tertinggi dunia memutuskan menghukum Mursyid Effendi larangan bermain sepak bola di pentas internasional seumur hidup, sedangkan Indonesia dan Thailand dihukum denda masing-masing 40 ribu dolar AS.

Masih ada momen-momen lain sepanjang dekade 1990-an yang terus diingat. Ludah Frank Rijkaard untuk Rudi Voller pada Piala Dunia 1990, gol Dennis Bergkamp ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998, final Liga Champions 1993/1994 antara AC Milan vs Barcelona, atau selebrasi tarian perut Roger Milla, misalnya.

Kalau kamu, mana yang jadi favorit?

Baca Juga: 5 Duet Bek Tengah Tangguh yang Pernah Berjaya di Sepak Bola Eropa

Binar Photo Verified Writer Binar

Penggemar Radiohead dan kopi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya