Dua Musim Beruntun, 8 Pemain Ini Jadi Top Skor di Dua Klub Berbeda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat pindah klub, umumnya pemain harus beradaptasi terlebih dahulu dengan suasana serta taktik baru. Ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan, tidak sedikit pesepak bola yang kariernya mandek lantaran memutuskan berganti seragam.
Namun, sejumlah penyerang ini membuktikan bahwa kualitas tidak bisa berbohong. Walau membela klub yang berbeda, ketajaman mereka tidak lantas surut. Bahkan, para pemain ini masih sanggup menjadi top skor kompetisi secara beruntun dengan dua tim yang berbeda. Siapa saja mereka?
Baca Juga: 7 Striker yang Menjadi Top Skor Liga di Tiga Klub yang Berbeda
1. Alan Shearer
Saat masih aktif bermain, Alan Shearer merupakan penyerang yang sangat subur. Bahkan, seperti dilansir laman resmi Premier League, hingga kini ia masih menempati daftar pencetak gol terbanyak di kasta teratas Liga Inggris dengan total 260 gol.
Shearer adalah top skor liga sebanyak tiga kali. Shearer meraihnya dua kali bersama Blackburn Rovers pada musim 1994/1995 dan 1995/1996. Lalu, kala pindah ke Newcastle United pada 1996/1997, Shearer kembali menjadi pencetak gol terbanyak.
2. Robin van Persie
Selain Shearer, pemain lain yang pernah meraih gelar top skor Premier League untuk dua klub yang berbeda adalah Robin van Persie. Penyerang berpaspor Belanda ini pernah dinobatkan menjadi raja gol liga saat berseragam Arsenal dan Manchester United.
Ketika bermain bersama The Gunners, van Persie meraih titel top skor musim 2011/2012 dengan catatan 30 gol. Semusim berikutnya, ia mempertahankan gelar itu berkat torehan 26 gol bersama Manchester United. Di saat yang sama, ia juga merebut trofi Premier League.
3. Stephane Guivarc'h
Guivarc'h adalah salah satu anggota Timnas Prancis kala merebut Piala Dunia di kandang sendiri pada tahun 1998. Sayangnya, kesuksesan tersebut tidak dibarengi kemampuannya di depan gawang. Enam kali tampil di Piala Dunia, ia gagal mencetak sebiji gol pun.
Hal tersebut berbanding terbalik saat di klub. Ia adalah top skor Ligue 1 dua kali beruntun di dua tim yang berbeda. Pada musim 1996/1997, Guivarc'h meraihnya saat membela Rennes. Semusim berikutnya, sepatu emas kembali diterima saat berseragam Auxerre.
4. Hugo Sanchez
Sanchez pernah empat kali menjadi raja gol LaLiga secara beruntun. Gelar pertama diraihnya bersama Atletico Madrid pada musim 1984/1985. Kemudian, saat membelot ke Real Madrid, ia meraih El Pichichi musim 1985/1986, 1986/1987, dan 1987/1988.
Kemampuan penyerang berpaspor Meksiko ini dalam merobek gawang lawan memang tidak perlu diragukan. Bahkan, seperti dikutip Marca, ia pernah mencetak 38 gol pada musim 1989/1990 yang seluruhnya dihasilkan hanya melalui satu kali sentuhan.
Editor’s picks
5. Quini
Sebelum kehadiran Sanchez, daftar top skor Liga Spanyol dikuasai oleh talenta lokal bernama Quini. Ia setidaknya mendapatkan El Pichichi sebanyak lima kali. Tiga diraihnya ketika membela Sporting Gijon, sedangkan dua lainnya kala berseragam Barcelona.
Quini membuktikan bahwa ia mampu beradaptasi dengan suasana tim yang baru. Saat pindah ke Barcelona musim 1980/1981, Quini meraih top skor La Liga dengan 20 gol. Semusim sebelumnya, ia adalah raja gol kompetisi bersama Sporting Gijon dengan 24 gol.
6. Gabriel Barbosa
Besar bersama Santos, pemain yang punya julukan Gabigol ini diboyong Inter Milan pada tahun 2016. Sayangnya, La Beneamata gagal melihat potensi Barbosa dan akhirnya meminjamkannya ke sejumlah klub, seperti Benfica, Santos, dan Flamengo.
Seakan ingin menunjukkan bahwa klub salah membuangnya, Gabigol mengamuk selama masa peminjaman. Ia meraih gelar top skor Liga Brazil tahun 2018 bersama Santos. Setahun kemudian, ia kembali merebut titel serupa saat bersama Flamengo.
7. Santiago Silva
Pemain kelahiran Uruguay ini meraih kejayaan di Argentina. Silva tercatat pernah menjadi top skor liga secara beruntun di dua klub berbeda. Pada tahun 2010, ia mencetak 14 gol bersama Banfield dan ia bikin 11 gol bareng Velez Sarsfield setahun kemudian.
Sekadar informasi, sebelum seperti sekarang, satu musim Liga Argentina dulunya dibagi menjadi dua, yakni Apertura (pembukaan) dan Clausura (penutupan). Nah, ketika merebut dua kali Sepatu Emas, Santiago Silva melakukan semuanya pada Liga Apertura.
8. Cristian Gonzales
Selain dari luar negeri, Liga Indonesia pun melahirkan seorang pemain yang mampu meraih top skor dua musim beruntun di dua klub berbeda. Ia adalah Cristian Gonzales yang merebut penghargaan tersebut ketika bermain di Persik Kediri dan Persib Bandung.
El Loco, demikian julukannya, meraih Sepatu Emas musim 2007/2008 bersama Macan Putih, sekaligus gelar top skor ketiga beruntun. Lalu, saat menyeberang ke Persib Bandung pada 2008/2009, ia kembali menjadi raja gol, kali ini bersanding dengan Boaz Solossa.
Sederet penyerang di atas membuktikan bahwa berganti seragam bukan berarti performa langsung anjlok. Malah, tidak sedikit yang akhirnya menjadi legenda di tim baru mereka.
Baca Juga: 5 Pemain yang Menjadi Top Skor di 5 Liga Top Eropa Sejauh Ini
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.