5 Fakta di Balik Degradasi AS Saint-Etienne ke Ligue 2

Terdegradasi setelah bertahan di Ligue 1 selama 18 tahun

AS Saint-Etienne merupakan salah satu tim elite sekaligus klub tersukses di Prancis. Klub berjuluk Les Verts ini sudah mengoleksi 10 gelar juara Ligue 1.  

Sayangnya, dominasi dan nama besar Saint-Etienne di Prancis telah memudar dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan, tim asal Kota Saint-Etienne itu harus rela terdegradasi ke kasta kedua setelah tampil buruk sepanjang musim 2021/2022. 

Meski penampilan buruk dituding sebagai faktor utama degradasi Saint-Etienne musim ini, terdapat beberapa fakta lain di balik kemunduran yang dialami oleh Saint-Etienne dari divisi utama Liga Prancis. Simak ulasan lengkapnya berikut ini! 

1. Terdegradasi usai kalah dramatis dalam laga play-off

Saint-Etienne harus rela tampil di kompetisi kasta kedua setelah mengalami kekalahan dalam pertandingan play-off degradasi yang digelar, Minggu (29/5/2022), di Stade Geoffroy-Guichard. Les Verts mengalami kekalahan usai menyerah lewat drama adu penalti oleh tim peringkat ketiga Ligue 2, Auxerre. 

Dua pertandingan play-off antara Saint-Etienne vs. Auxerre ini berjalan cukup panas sebab menjadi pertarungan hidup mati bagi keduanya. Hal itulah yang menyebabkan keduanya tampil lebih hati-hati sehingga membuahkan hasil imbang dengan agregat 2-2. 

Sayangnya, usai adu penalti antara kedua tim, pendukung Saint-Etienne masuk ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan. Suporter masuk ke lapangan dengan membawa obor dan kembang api hingga disebut-sebut sempat terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian, dilansir The Athletic

2. Saint Etienne terdegradasi setelah bertahan di Ligue 1 selama 18 tahun

5 Fakta di Balik Degradasi AS Saint-Etienne ke Ligue 2Pemain Saint-Etienne yang merayakan gol. (instagram.com/asseofficiel)

Terdegradasinya Saint-Etienne ini membuat mereka harus mengulangi pahitnya turun kasta setelah bertahan selama 18 tahun di Ligue 1. Les Verts diketahui berhasil promosi ke divisi utama usai memastikan diri sebagai juara Ligue 2 pada 2003/2004. 

Sebelum mengalami degradasi di musim ini, Saint-Etienne juga sudah beberapa kali terperosok dan harus turun kasta. Tim berseragam hijau ini terdegradasi untuk pertama kalinya pada musim 1961/1962. Kemudian, mereka langsung kembali ke divisi utama pada 1962/1963. 

Lebih dari 30 tahun kemudian, tim ini kembali turun kasta untuk kedua kalinya di musim 1995/1996. Setelah mengarungi tiga musim di Ligue 2, Saint-Etienne akhirnya kembali ke Ligue 1 dengan status sebagai juara divisi kedua. 

Baca Juga: 5 Fakta Degradasi Girondins Bordeaux ke Ligue 2 Musim 2022/2023

3. Mengalami kemunduran dalam tiga musim terakhir

5 Fakta di Balik Degradasi AS Saint-Etienne ke Ligue 2Pemain AS Saint-Étienne yang merayakan kemenangan di Ligue 1. (instagram.com/asseofficiel)

Terdegradasinya Saint-Etienne dari divisi utama Liga Prancis ini memang tak lain disebabkan penampilan buruknya sepanjang musim 2021/2022. Namun, kemunduran yang dialami Saint-Etienne rupanya sudah terjadi dalam tiga musim terakhir. 

Pasalnya, di musim 2019/2022, Les Verts hanya bertengger di posisi ke 17 klasemen akhir Ligue 1; hanya satu tingkat di atas play-off degradasi. Pada 2020/2021, Saint-Etienne sempat mengalami kemajuan setelah mampu mengkhiri musim pada peringkat 11 klasemen akhir. 

Padahal, dalam satu dekade terakhir Saint-Etienne berhasil menduduki posisi 10 hingga lima besar Ligue 1. Bahkan, tim ini sempat menjadi langganan wakil Prancis dalam kompetisi Liga Europa, tepatnya di musim 2012/2013, 2014/2015, 2015/2016, 2016/2017, dan 2019/2020. 

4. Sudah alami delapan kali pergantian kursi kepelatihan dalam lima tahun terakhir

Fakta lain yang menyelimuti terdegradasinya Saint-Etienne adalah faktor manajerial yang belum stabil. Selama lima tahun terakhir, skuad Les Verts sudah mengalami beberapa kali pergantian kursi kepelatihan. Hal ini mulai terjadi usai kepergian Christophe Galtier pada musim panas 2017. 

Dari delapan orang pelatih, hanya dua pelatih yang mampu bertahan cukup lama di Saint-Etienne, yakni Jean-Louis Gasset dan Claude Puel. Keduanya berhasil membawa tim yang berbasis di Stade Geoffroy-Guichard untuk bertengger di papan atas dan papan tengah klasemen Ligue 1. 

Akan tetapi, Claude Puel akhirnya dipecat pada Desember 2021 menyusul buruknya penampilan tim asuhannya. Lalu, Julien Sable mengambil alih kursi kepelatihan selama delapan hari sebelum akhirnya diserahkan kepada Pascal Dupraz hingga saat ini. 

Meski tidak mampu membawa Saint-Etienne keluar dari zona degradasi, setidaknya Dupraz berhasil mengantarkan timnya untuk masuk zona play-off. Pun pada akhirnya tim berseragam hijau ini harus merelakan nasibnya tampil di kasta kedua. 

5. Pemilik Saint Etienne memutuskan menjual klubnya sejak tahun lalu

Menyusul terdegradasinya Saint-Etienne musim ini, sang pemilik, Roland Romeyer dan Bernard Calazzo, mengumumkan kepastian penjualan klub. Sebenarnya klub ini sudah coba dilego mulai musim lalu. Namun, klub asal kota tetangga Lyon itu belum juga laku sampai detik ini.

Dilaporkan Sport, Romeyer dan Calazzo angkat bicara bahwa klub yang dinaunginya selama ini akan dijual kepada pembeli yang tepat. Keduanya juga mengaku tidak ingin meninggalkan klub begitu saja dan ingin menyerahkannya ke tangan yang tepat. 

Pembeli potensial Les Verst  adalah seorang miliarder asal New Jersey, Amerika Serikat, yakni David Blitzer. Pebisnis itu diketahui sudah memiliki saham di beberapa klub Eropa, seperti Crystal Palace (Inggris), FC Augsburg (Jerman), ADO Den Haag (Belanda), dan Waasland-Beveren (Belgia). 

Kabar terdegradasinya Saint-Etienne ke Ligue 2 memang menjadi hal yang cukup disayangkan mengingat klub ini memiliki sejarah panjang dan dikenal sebagai salah satu klub tersukses di Prancis. Bagaimanapun keadaannya, Les Verts harus berjuang keras agar tidak terjerembab di Ligue 2 dan bisa kembali berkompetisi di Ligue 1 secepatnya. 

Baca Juga: 5 Fakta di Balik Suksesnya FC Toulouse Kembali ke Ligue 1

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya