Merasa Dirugikan, Persikad 1999 Protes ke Asprov PSSI Jawa Barat

Keluhkan perubahan jadwal pertandingan dadakan

Depok, IDN Times - Klub asal Depok, Persikad 1999, melayangkan protes kepada Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Barat. Hal itu buntut dari kekecewaaan atas perubahan jadwal hingga kepemimpinan wasit saat pertandingan Liga 3 seri 2 Jawa Barat 2022 dilangsungkan.

CEO Persikad 1999, Handiyana Julindri Sihombing mengatakan, klubnya menuntut Asprov PSSI untuk membatalkan hasil pertandingan melawan Al Jabbar FC. Pihaknya meminta laga 8 besar Liga 3 ditunda.

"Jika tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan melakukan aksi dengan tuntutan yang sama ke PSSI Pusat di Jakarta," ujar Handiyana kepada IDN Times, Jumat (30/9/2022).

1. Protes kepemimpinan wasit

Merasa Dirugikan, Persikad 1999 Protes ke Asprov PSSI Jawa BaratCEO Persikad 1999, Handiyana Juliandri Sihombing. (Istimewa)

Handiyana menuturkan, selama gelaran Liga 3 Seri 2 Jawa Barat 2022, kepemimpinan wasit saat laga Persikad 1999, dinilai gampang memberikan kartu kepada pemain bahkan pelatih. Hal itu terjadi saat klub berjuluk Srigala Margonda ini tampil di babak 16 besar dan 8 besar. 

Saat laga 8 besar melawan Tim asal Cirebon, Al Jabbar FC, bahkan sang pengadil bernama Sepri Wedi, asal Kabupaten Sumedang, memberikan keputusan yang merugikan. Hal itu pun sudah disampaikan dalam surat keberatan dan protes kepada Ketua
Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Barat.

"Sudah kami layangkan protes sejak 27 September 2022, namun hingga saat ini belum
mendapat tanggapan dan jawaban yang pasti," kata Handiyana.

Bukan tanpa bukti, Handiyana menyebut pada pertandingan tersebut terdapat pemukulan terhadap kapten tim Persikad 1999, Wisnu Aditya Manti, yang dilakukan pemain Al Jabbar. Namun, kejadian itu luput dari pandangan wasit. Alhasil, tak ada sanksi yang diberikan kepada lawan.

Selanjutnya, ada pelanggaran keras pada babak pertama tepatnya menit 18 dan menit 22 yang dilakukan kepada pemain Persikad 1999, Rafjan Bayauw. Dia dinilai dijatuhkan di dalam kotak penalti, tetapi wasit tak menggubrisnya.

"Ironisnya, gol kedua menit 90'+2 keputusan wasit menetapkan tendangan penalti. Jelas
keputusan yang salah, karena pemain kami Michael Pattinasarany, sama sekali tidak
melakukan pelanggaran di kotak penalti terhadap pemain lawan. Sudah jelas pemain lawan justru melakukan diving," ujar Handiyana.

Baca Juga: Pengaturan Skor Liga 3, Bambang Suryo Divonis 2 Tahun Penjara

2. Protes perubahan jadwal yang dilakukan PSSI Jawa Barat

Merasa Dirugikan, Persikad 1999 Protes ke Asprov PSSI Jawa BaratSkuad Persikad 1999 asal Kota Depok. (Istimewa)

Persikad 1999 juga merasa dirugikan atas perubahan jadwal yang diberikan Asprov PSSI Jawa Barat. 

"Sangat mengejutkan jadwal pertandingan tersebut bisa diubah seenaknya ketika mulai memasuki babak 16 besar dan 8 besar bahkan semifinal," ucap Handiyana.

Handiyana menjelaskan, perubahan dinilai menguntungkan tim tuan rumah. PSGJ Cirebon dan Pesik Kuningan selalu bermain pada pukul 15:30 WIB. Mereka tak lagi mengacu pada jadwal pertandingan yang dirilis pada 13 September 2022.

Mereka beralasan, hal itu merupakan keistimewaaan tuan rumah yang bisa dipindahkan jadwal kick-off-nya jadi sore.

"Itu yang bilang Manager Kompetisi Asprov PSSI Jawa Barat, Taufik melalui Grup WhatsApp Liga 3 Seri 2 Jawa Barat," kata Handiyana. 

Perubahan jadwal tersebut, dinilai berimbas negatif kepada tim peserta lainnya, khususnya terkait persiapan tim teknis maupun non teknis, termasuk Persikad 1999.

3. Sesali penunjukan wasit yang sama secara beruntun

Merasa Dirugikan, Persikad 1999 Protes ke Asprov PSSI Jawa Barat

Kejanggalan lain yang dilakukan panitia Liga 3 Seri 2 Jawa Barat 2022, terkait penetapan penugasan wasit memimpin pertandingan. Hal itu dinilai sangat mempengaruhi psikologis tim.

"Kejanggalannya adalah panitia menugaskan wasit yang sama secara berturut-turut bernama Sepri Wadi asal Kabupaten Sumedang untuk memimpin laga Persikad 1999 melawan Mutiara 97 di babak 16 Besar," kata Handiyana.

Bahkan wasit tersebut ditunjuk kembali untuk memimpin laga Persikad 1999 melawan Al Jabbar di babak 8 besar. Padahal, Handiyana percaya, banyak sekali jumlah wasit yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan kualitas yang baik.

Dia menilai, hal itu cukup ironi, karena Jawa Barat dinilai sebagai penyumbang wasit terbanyak dalam gelaran Liga 1 dan Liga 2.

"Wajar kami bertanya, ada apakah hal tersebut sampai terjadi apa harus 'diamankan' laga krusial Persikad 1999 dengan wasit khusus seperti itu," kata Handiyana menutup pembicaraan.

Baca Juga: Tumbangkan PSAD, Pelita Medan Soccer Percaya Diri Hadapi Liga 3

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya