5 Hal yang Bisa Gagalkan Liverpool Juara Liga Inggris Musim Ini
premierleague.com
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Liverpool, trofi juara Liga Inggris sudah lama diimpikan. 30 tahun sudah puasa gelar sejak 1989, Liverpool selalu gagal berpesta lagi. Bahkan di era Premier League (sejak 1992), The Anfield Gank tak pernah merasakannya.
Potensi juara terbuka lebar tahun ini. Liverpool berada di jalur juara dengan terus berada di puncak klasemen. Belakangan memang disalip Manchester City yang sudah memainkan pekan ke-27 lebih awal dengan koleksi poin sama-sama 65 poin dan hanya unggul selisih gol.
Namun jalan Liverpool juga cukup terjal di sisa 12 laga lagi. Ada beberapa hal yang bisa mengubur ambisi juara pasukan Juergen Klopp.
1. Minim pelapis di sektor belakang
liverpoolfc.comPertahanan Liverpool nyaris selalu disorot setiap musim. Selalu punya barisan penyerang dahsyat namun tak diimbangi dengan kokohnya lini belakang. Tahun ini menjadi pembeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya Liverpool menjadi tim yang paling sedikit kebobolan hingga pekan ke-26 dengan hanya 15 gol.
Virgil van Dijk menjadi pemain paling diandalkan. Belum sekalipun dia absen di Premier League. Dari data soccerway, bek asal Belanda itu tak pernah absen dari 26 laga EPL. Bersama Dejan Lovren dan Joel Matip yang cedera.
Joe Gomez yang berposisi asli sebagai bek kanan juga kerap dipasang sebagai stoper. Gomez saat ini sedang cedera patah kaki dan naik meja operasi. Padahal dia satu-satunya pelapis Trent Alexander-Arnold di posisi full back kanan. Keputusan blunder Liverpool adalah meminjamkan Nathael Clyne ke Bournemouth.
Akibatnya saat Arnold cedera, Liverpool terpaksa menaruh James Milner. Apesnya Milner marah di kartu merah wasit saat bersua Crystal Palace dan laga berikutnya memasang sang kapten Jordan Henderson. Padahal keduanya berada di pos asli gelandang.
2. Allison tanpa pelapis sepadan
talksport.comDirekrutnya kiper asal Brasil, Alisson Becker menjadi salah satu alasan kuat lebih baiknya pertahanan Liverpool musim ini. Kerap blundernya Loris Karius musim lalu turut andil menggagalkan Liverpool meraih trofi Liga Champions. Namun musim ini Karius tersingkir ke Besiktas dan Allison bisa diandalkan.
Dari data soccerway, dari 26 laga Premier League Alisson tak pernah absen. Begitu juga di Liga Champions. Hanya saja Alisson tak punya pelapis sepadan. Simon Mignolet tahun lalu saja tergeser oleh Karius.
Musim ini Mignolet hanya dua kali tampil dan bukan di Premier League. Bahkan berakhir dengan kekalahan 1-2 dari Wolverhampton yang menyingkirkan Liverpool dari Piala FA. Maka, Liverpool pantas was-was jika Alisson absen.
Baca Juga: Pulih dari Cedera, Kingsley Coman Siap Tampil Hadapi Liverpool
3. Masih ketergantungan dengan Mohamed Salah
Editor’s picks
Liverpool EchoMohamed Salah sempat dianggap pemain 'One Season Wonder' atau hanya bersinar di satu musim saja. Musim lalu Salah memang menjadi primadona dengan 49 gol dari 62 penampilan.
Musim ini Salah memang masih tajam memuncaki top skor dengan 17 gol sama dengan jumlah gol penyerang Manchester City, Sergio Aguero. Bedanya musim ini pemain lain juga tak kalah menonjol. Dari data soccerway, Sadio Mane sudah mencetak 12 gol dari 24 laga. Dua gol lebih banyak dari total 29 laga Premier League musim lalu.
Beruntung bagi Liverpool musim ini Piala Afrika digelar Juni mendatang saat kompetisi Eropa sudah tuntas. Jika tidak mereka bisa kehilangan dua bintang sekaligus, Salah dan Mane.
4. Banyak rintangan di jadwal sisa
Sky SportLiverpool memang punya satu tabungan pertandingan. Namun mereka masih harus berhadapan dengan tiga lawan berat. Dari jadwal di premierleague.com, mereka harus menghadapi Manchester United (24/2), Tottenham (31/3), Chelsea (13/4). Belum lagi derby Merseyside kontra Everton (3/3).
Sementara Manchester City tinggal menghadapi Manchester United (16/3) dan Tottenham (20/4). Dua lawan berat sebelumnya berhasil mereka tumpas dengan sempurna yakni Arsenal (3-1) dan Chelsea (6-0).
5. Pengalaman buruk di penghujung musim
EPLiverpool punya pengalaman buruk di penghujung laga yang bisa membuat mereka terpeleset. Musim 2008/2009 dan musim 2013/2014 Liverpool punya ending yang menyedihkan.
Dinukil dari buku autobiografi Steven Gerrard, My Story, mereka menguasai puncak klasemen hingga sepertiga akhir. Menjadi juara paruh musim 2008/2009, Liverpool malah finish di bawah MU dengan selisih empat poin.
Bahkan di musim 2013/2014, Liverpool di puncak hingga tiga laga sisa. Namun mereka terpeleset lawan Chelsea yang terkenal dengan insiden terpelesetnya Steven Gerrard dan hasil imbang kontra Crystal Palace hingga disalip Manchester City.
"Sudah sejak lama saya ingin memenangkan Liga Primer bersama Liverpool, sehingga sekarang setelah kesempatan itu pergi untuk selamanya, saya tidak bisa mengontrol diri. Air mata saya terus mengalir," kata Gerrard dalam bukunya.
Liverpool tentu tak berharap Deja Vu lagi karena musim ini kembali menjadi rival Manchester City. Selain itu Liverpool di bawah Jurgen Klopp juga kerap gagal saat trofi ada di depan mata.
Tiga final dilalui Klopp dengan posisi runner up di Liverpool. Final piala liga Inggris tahun 2016, final Liga Eropa tahun 2017 dan final Liga Champions tahun 2018 semuanya diakhiri dengan runner up.
Baca Juga: Dikudeta Hanya Dua Hari, Liverpool Kini Kembali Kuasai Puncak Klasemen
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Berita Terkini Lainnya
