3 Kontroversi Pencoretan Pemain Sepanjang Piala Dunia

Andre Onana diskors FECAFOOT  

Perselisihan dalam tim adalah hal yang sebenarnya lumrah terjadi. Tak menutup kemungkinan terjadi pada tim yang sedang berpartisipasi dalam ajang sebesar Piala Dunia. Kemelut tersebut bisa saja dipicu oleh keributan pemain dengan pelatih, atau lainnya, hingga berbuntut pada skors atau bahkan pemulangan lebih awal. 

Sepanjang sejarah gelaran Piala Dunia, ada beberapa tim yang terlibat konflik internal dan terpaksa mencoret pemainnya di tengah turnamen. Berikut daftarnya seperti dikutip berbagai sumber.

1. Prancis (Piala Dunia 2010)

3 Kontroversi Pencoretan Pemain Sepanjang Piala DuniaPrancis melawan Uruguay di Piala Dunia 2010 (twitter.com/FIFAWorldCup)

Kemelut yang cukup parah pernah terjadi pada gelaran Piala Dunia 2010, Afrika Selatan. Saat itu, Prancis yang pada edisi sebelumnya menjadi finalis, masih ditukangi Raymond Domenech. 

Sayangnya pada 2010, performa mereka turun drastis. Prancis gagal lolos ke babak 16 besar usai hanya berhasil mengumpulkan satu poin pada fase grup. Melansir CNN International, konflik internal dimulai dari perselisihan Nicolas Anelka dengan Domenech ketika laga kontra Meksiko. 

French Football Federation (FFF) kemudian mencoret Anelka dari daftar pemain Prancis. Hal ini memicu protes para pemain Prancis lainnya. FFF kemudian menambah daftar pemain yang dikeluarkan dari skuad, termasuk Patrice Evra, Franck Ribery, dan Jeremy Toulalan. Keempatnya juga harus berurusan dengan Komisi Disiplin FFF usai turnamen tersebut selesai. 

Baca Juga: Tak Main Lawan Serbia, Onana Dicoret dari Skuad Kamerun

2. Ghana (Piala Dunia 2014)

3 Kontroversi Pencoretan Pemain Sepanjang Piala Duniapertandingan Ghana melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 2014 (fifa.com)

Hal serupa terjadi pada Ghana pada Piala Dunia 2014, Brasil. Melansir The Guardian, Sulley Muntari dan Kevin-Prince Boateng diskors oleh Komisi Disiplin Federasi Sepak bola Ghana (GFA) karena dua insiden yang berbeda.

Menurut pernyataan resmi GFA, Muntari dipulangkan awal karena dianggap melakukan serangan fisik terhadap salah seorang pengurus GFA saat rapat. Sementara, Boateng dianggap melontarkan hinaan verbal pada pelatih pada sesi latihan. 

Sebelumnya, sempat ada konflik internal di skuad Ghana menjelang Piala Dunia 2014 terkait gaji yang belum dibayarkan. Sama dengan Prancis pada Piala Dunia 2010, saat itu Ghana hanya berhasil mengumpulkan satu poin sepanjang penyisihan grup dan tersingkir dari turnamen usai melakoni tiga pertandingan.  

3. Kamerun (Piala Dunia 2022)

3 Kontroversi Pencoretan Pemain Sepanjang Piala DuniaAndre Onana, kiper Kamerun (instagram.com/andreonana.24)

Hal sama terjadi pada Piala Dunia 2022. Giliran Andre Onana, kiper Kamerun yang diskors oleh FECAFOOT (Federasi Sepak Bola Kamerun). Hal ini diketahui karena Onana tak diturunkan pada laga kedua Kamerun di Grup G melawan Serbia. Namanya juga tidak dicantumkan dalam daftar pemain pengganti. 

Onana sebelumnya adalah pilihan utama Rigobert Song saat timnya bersua dengan Swiss. Melansir BBC, alasan diskorsnya Onana adalah perbedaan pendapat dengan Song. Hal ini dikonfirmasi Presiden FECAFOOT, Samuel Eto'o, yang menyatakan dukungan penuh pada keputusan dan strategi yang dipilih oleh Song selaku pelatih. 

Song kabarnya sempat melayangkan kritik terhadap Onana karena terlalu agresif dan sering meninggalkan posnya untuk membantu serangan atau mengamankan bola sedini mungkin. Itu tak sesuai dengan skema Song, yang mau Onana fokus menjaga area kotak penalti. Dari sinilah konflik terjadi.

Menurut The Athletic, sejauh ini Onana belum dipulangkan dari Qatar. Pihak FECAFOOT menyatakan, skorsing Onana hanya berlaku sementara. Artinya, dia masih punya peluang diturunkan pada laga pamungkas Kamerun di fase grup. 

4. Konflik internal berpengaruh pada performa tim di Piala Dunia? 

3 Kontroversi Pencoretan Pemain Sepanjang Piala Duniadua kiper Kamerun di Piala Dunia 2022 (instagram.com/fecafootofficiel)

Merujuk pengalaman Prancis dan Ghana pada Piala Dunia 2010 dan 2014, perselisihan internal memang berbanding lurus dengan performa selama turnamen. Namun, dalam kasus Kamerun, mereka justru berhasil mempertahankan peluang untuk lanjut ke babak 16 besar usai menahan imbang Serbia 3-3 pada Senin (28/11/2022). 

Sejauh ini hanya Brasil perwakilan Grup G yang sudah mengamankan posisinya di babak 16 besar Piala Dunia 2022. Tiga tim lain, Swiss, Serbia, dan Kamerun harus berjuang meraih poin dan mencetak gol untuk bisa bertahan di Qatar. 

Baca Juga: Terhentinya Catatan Buruk Kamerun di Piala Dunia

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Satria Permana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya