Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? 

Nama Khvicha Kvaratskhelia melejit

Meski dikenal sebagai negara dengan penduduk yang mencintai sepak bola, prestasi Timnas Georgia tidak bisa dibilang baik. Sejak lepas dari Uni Soviet pada 1990 serta resmi jadi anggota FIFA dan UEFA, mereka belum pernah lolos ke Piala Dunia maupun Piala Eropa.

Prestasi klub asal Georgia juga terpuruk saat bersaing dengan tim Eropa lainnya. Siapa yang mengenal Dinamo Tbilisi atau Dinamo Batumi? Mungkin ini pertama kalinya mendengar nama dua klub terbesar di Georgia tersebut.  

Meski begitu, sejak 2020, negara mungil di Kaukasus Selatan tersebut mengalami peningkatan performa yang tidak bisa diabaikan. Beberapa percaya kehadiran pemain bertalenta spesial, seperti Khvicha Kvaratskelia, jadi faktor terbesar kebangkitan sepak bola Georgia di level internasional.

1. Kejayaan terakhir mereka terjadi pada 1990-an

Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? Kakhaber Tskhadadze, bintang timnas Georgia era 1990-an (instagram.com/nakrebi)

Prestasi terbesar sepak bola Georgia usai hengkang dari Uni Soviet adalah menempati posisi ketiga Grup 7 Kualifikasi Euro 1996. Saat itu, mereka sempat mengalahkan Wales dua kali dengan skor 5-0 dan 1-0.

Mereka juga mengalahkan Bulgaria 1 kali serta menghantam Albania 2 kali. Namun, Georgia harus menelan kekalahan di lima pertandingan lain. Bulgaria dan Jerman akhirnya lolos sebagai perwakilan Grup 7 yang berhak melenggang ke Euro 1996.

Pada 1990-an, Georgia digawangi beberapa pemain prominen. Itu termasuk Temur Ketsbaia, Georgi Kinkladze, dan Kakhaber Tskhadadze.

2. Sepak bola Georgia sempat terpuruk pada awal 2000-an karena korupsi

Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? Alexander Iashvili, bintang Timnas Georgia tahun 2000-an (instagram.com/nakrebi)

Kejayaan tak berlangsung lama. Melansir tulisan Alastair Watt untuk Futbolgrad,  Georgia dilanda krisis ekonomi akibat korupsi berkepanjangan yang dilakukan pemimpin diktator mereka, Eduard Shevardnadze (1995—2003). Dampaknya terasa betul pada 2000-an, ketika klub-klub sepak bola kesulitan merawat stadion, bahkan menggaji pemain. 

Tidak banyak perubahan yang terjadi ketika Shevardnadze digantikan Mikheil Saakashvili yang menjanjikan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi lewat privatisasi dan kapitalisme. Alhasil, banyak pesepak bola Georgia yang merantau ke luar negeri. Tujuan utama mereka adalah Rusia dan Ukraina karena kesamaan bahasa dan kemudahan mengurus dokumen.

Beberapa bisa mencapai Eropa Barat seperti Levan Kobiashvili (SC Freiburg dan Schalke 04), Kakha Kaladze (AC Milan), Alexander Iashvili (Freiburg, Karlsruhe), Tornike Okriashvili (KAA Gent), dan Shota Arveladze (Rangers). Itu pun harus dilalui dengan susah payah mengingat warga negara Georgia perlu mengurus banyak dokumen untuk bisa tinggal di Uni Eropa. Masih melansir Futbolgrad, tak sedikit yang gagal dapat visa kerja dan harus mengubur mimpi bermain di Eropa.

Baca Juga: 5 Pemain Georgia yang Pernah Berkarier di Serie A, Termasuk Kvara

3. Hampir lolos ke Euro 2020, tetapi kalah di laga playoff terakhir

Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? Giorgi Mamardashvili (instagram.com/nakrebi)

Sepanjang 2000-an hingga 2010-an, Timnas Georgia tidak menunjukkan performa apik. Mereka terpuruk di berbagai fase kualifikasi Piala Dunia dan Piala Eropa dengan menempati posisi bawah klasemen. 

Puncaknya, pada Kualifikasi Euro 2020, Georgia berhasil mengakhiri fase kualifikasi dengan menempati posisi empat Grup D. Mereka pun berhak melaju ke babak playoff dan menang pada fase pertama melawan Belarus.

Sayangnya, pada fase kedua playoff, mereka kalah dari Makedonia Utara dengan skor tipis 0-1. Meski gagal melaju ke Euro 2020, ini merupakan pencapaian terbaik mereka sejak 1996.

4. Jadi salah satu tim yang progresif sepanjang gelaran UEFA Nations League 

Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? Timnas Georgia (instagram.com/nakrebi)

Georgia mengalami peningkatan performa yang signifikan di UEFA Nations League dan beberapa pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2022. Mereka dinobatkan sebagai tim pertama yang berhasil promosi pada UEFA Nations League 2018/2019 dari Liga D (tingkatan terendah). 

Usai naik kasta ke Liga C, mereka mampu mempertahankan kestabilan performa dan bertahan di liga yang sama untuk 2022/2023. Menariknya, pada 2022/2023 ini, Timnas Georgia yang tergabung dengan Bulgaria, Gibraltar, dan Makedonia Utara berhasil memuncaki klasemen tanpa pernah kalah. Dengan hasil itu, Georgia siap menghantui Liga B pada UEFA Nations League musim berikutnya. 

Performa mereka juga mengalami peningkatan pada Kualifikasi Piala Dunia 2022. Awalnya, Georgia lebih sering kalah, tetapi pada beberapa pertandingan pemungkas, mereka merebut tiga poin saat bersua Yunani, Kosovo, dan Swedia. Meski begitu, tiga kemenangan tersebut belum bisa membawa mereka debut di Piala Dunia.

5. Inikah generasi emas sepak bola Georgia?

Menilik Kebangkitan Sepak Bola Georgia, Faktor Satu Pemain? Khvicha Kvaratskhelia dan Willy Sagnol (fifa.com)

Ada beberapa faktor yang membuat Georgia mengalami peningkatan performa sejak 2020. Apalagi dengan kehadiran sosok Khvicha Kvaratskhelia yang saat ini menjadi pemain Georgia paling prolifik di tim nasional.

Pada UEFA Nations League 2022/2023, sang bintang sudah membubuhkan 5 gol dan 3 assist dari 6 pertandingan. Kvaratskhelia sudah mencetak total 10 gol dari 19 pertandingan bersama tim senior Georgia. Ia kini bertengger sebagai top scorer untuk negaranya. 

Tak hanya Kvara, Giorgi Mamardashvili dan Zuriko Davitashvili juga cukup baik. Mereka berada di bawah asuhan Willy Sagnol, mantan pemain Timnas Prancis yang menggantikan posisi Vladimir Weiss sejak Februari 2021. Sagnol pernah jadi pelatih Girondins Bordeaux dan pelatih sementara Bayern Muenchen. Baru sekali ini ia menjabat sebagai pelatih tim nasional.

Melansir wawancaranya dengan FIFA, Sagnol ingin Georgia mengadopsi sepak bola modern yang mengandalkan transisi dan pergerakan cepat. Ia tak ragu mengambil risiko dengan mendorong pemainnya merebut bola, bukan hanya bertahan dan menunggu.

Tampaknya pendekatan Sagnol mulai tampak sepanjang UEFA Nations League dan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Tantangan berikutnya untuk Sagnol dan Georgia bisa kamu nantikan pada 2023 ini seiring bergulirnya fase Kualifikasi Euro 2024.

Baca Juga: Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya