Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Ini

Raih koefisien UEFA tertinggi pada musim 2021/2022

Saat bicara sepak bola, kita secara tradisional akan terpaku pada tim-tim sepak bola pria. Jarang yang tertarik membahas lebih dalam soal sepak bola perempuan. Bila belum begitu familier, sebenarnya kita bisa mencoba mengulik tim terkuat dulu. Tanpa disangka, bukan Barcelona atau Chelsea yang mendominasi kejuaraan sepak bola perempuan internasional. Tim sepak bola perempuan terkuat saat ini adalah Olympique Lyonnais Féminin.

Dengan raihan koefisien UEFA yang mencapai 111 ribu poin pada 2022, mereka unggul di atas Barcelona dan Wolfburg pada urutan kedua dan ketiga yang raihan poinnya masih di bawah 100 ribu. Apa kunci sukses mereka?

1. Terbentuk pada 2004 dan hanya butuh waktu singkat untuk mendominasi liga Prancis 

Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Inipara pemain Olympique Lyonnais Feminin saat merayakan gelar juara Prancis (instagram.com/olfeminin)

Olympique Lyonnaise dulunya merupakan bagian dari klub Lyon Olympique Universitair yang mewadahi beberapa cabang olahraga. Melansir laman resmi mereka, pada tahun 1950, mereka memisahkan diri di bawah pimpinan Armand Groslevin dan membentuk klub yang fokus pada cabang olahraga sepak bola dengan nama Olympique Lyonnaise.

Barulah pada tahun 2004, di bawah pimpinan Jean Michael Aulas, didirikanlah tim sepak bola perempuan yang kemudian dikenal sebagai Olympique Lyonnaise Feminin. Sejak saat itu, tim ini mendominasi liga utama Prancis dengan torehan 15 gelar juara. Bahkan, 14 di antaranya mereka dapatkan secara berturut-turut selama tahun 2007 hingga 2020.

2. Dominasi atas Eropa tak terbendung dengan 8 kali gelar juara UEFA Women's Champions League

Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Inipemain Olympique Lyonnais Feminin merayakan gelar juara UWCL 2021/22 (instagram.com/olfeminin)

Tak hanya di level domestik, Olympique Lyon Feminin juga berjaya di Eropa. Mereka berhasil merebut 8 gelar juara UEFA Women's Champions League. Lima di antaranya mereka rebut secara berturut-turut pada tahun 2016 hingga 2020. Pada musim 2020/2021, mereka berhasil lolos sampai babak final. Namun, dominasi mereka dipatahkan Barcelona yang merebut gelar juara. 

Terakhir, mereka kembali memenangkan turnamen bergengsi di Eropa tersebut pada musim 2021/22 lalu ketika menekuk Barcelona dengan skor 3-1 di Turin, Italia. Ini membuat mereka jadi tim dengan torehan gelar juara Eropa terbanyak.

Baca Juga: Habis Kontrak, 5 Pemain Top Ini Diboyong Olympique Lyon secara Gratis

3. Rumah untuk nama-nama prominen dalam sepak bola perempuan 

Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Inipemain Olympique Lyonnais Feminin dalam laga melawan PSG (www.ol.fr)

Cemerlangnya prestasi Olympique Lyon Feminin adalah hasil akumulasi dari kontribusi para staf dan pemain. Sebagai informasi, tim ini merupakan rumah untuk nama-nama penting dalam sepak bola perempuan dunia. Sebut saja Ada Hergerberg, pemain berkebangsaan Norwegia yang pernah merengkuh Ballon d'Or Féminin.

Belum lagi pemain-pemain kunci tim nasional seperti Megan Rapinoe dan Alex Morgan (Amerika Serikat), Saki Kumagai (Jepang), Lucy Bronze (Inggris), hingga Dzsenifer Marozsán (Jerman). Tak lupa jajaran staf dan pelatih seperti Sonia Bompastor dan Camille Abily yang keduanya pernah jadi pemain kunci Tim Nasional Perempuan Prancis.

4. Kunci suksesnya adalah prinsip kesetaraan gender

Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Inipara pemain dan staf Olympique Lyon Feminin di ruang ganti (instagram.com/olfeminin)

Jean-Michel Aulas, presiden klub seperti diliput Rory Smith dari New York Times, menyatakan bahwa kunci dari kesuksesan tim perempuan Lyon tak lepas dari prinsip kesetaraan gender yang ia pegang sejak awal pendirian. Menurutnya, klub tidak pernah membedakan fasilitas yang didapat antara tim pria dan perempuan. 

Smith juga mewawancarai Lucy Bronze dan agennya tentang impresi mereka terhadap klub. Menurut agen Lucy Bronze, pemainnya terkesima dengan lingkungan yang mendukung karena ia menemukan talenta-talenta terbaik saat bermain untuk Lyon. Ia juga menyoroti fakta bahwa tak ada perlakuan berlebihan yang diberikan pada pemain dengan tujuan memanjakan. Semua yang mereka dapat adalah fasilitas standar yang sama persis dengan yang tim pria dapatkan. 

Julien Pretot dari Reuters juga pernah meliput isu ini. Ia mewawancarai Carolin Simon yang mengaku mendapatkan respek dari para pemain tim pria. Meskipun tak menampik keberadaan jarak pendapatan yang signifikan antara atlet perempuan dan laki-laki, ia mengaku respek adalah satu langkah lebih dekat untuk membabat jarak antara sepak bola perempuan dan laki-laki.

The Guardian mengkurasi pengakuan dari seorang koresponden surat kabar nasional Prancis, Dahbia Hattabi, yang melihat betapa dekat dan naturalnya interaksi antarstaf perempuan dan pria di klub tersebut. Hal serupa ditemukan Laetitia Béraud yang juga seorang jurnalis sepak bola Prancis. Ia menemukan bahwa kesetaraan gender dan sikap saling respek sudah ditanamkan sejak kecil lewat tim akademi mereka.

Bahkan, Béraud juga melihat bagaimana tim pria dengan antusiasnya menonton sesi latihan tim perempuan sambil menunggu giliran mereka memakai lapangan. Hal ini biasanya tidak ditemukan di klub sepak bola lain yang memisahkan antara kamp latihan tim pria dan perempuan. 

Aulas juga mengaku bahwa klub tidak pernah mendorong kompetisi antara tim perempuan dan pria dalam klubnya. Kedua kubu adalah satu kesatuan. Ini menjelaskan mengapa tim perempuan yang prestasinya lebih menonjol dibanding tim pria tidak menimbulkan kecemburuan dan rasa iri ataupun minder dari para punggawa pria Olympique Lyonnais. 

Kunci lainnya dibocorkan pelatih Bompastor lewat liputan yang menyatakan bahwa klub turut memikirkan urusan kesehatan mental para pemain. Baik pemain pria maupun perempuan akan mendapatkan sesi yoga dan meditasi yang porsinya sama guna membantu mereka mengelola emosi saat mendapat tekanan psikologi.

5. Punya sister club yang bermarkas di Amerika Serikat dengan nama OL Reign 

Olympique Lyonnais Feminin, Tim Sepak Bola Perempuan Terkuat Saat Inipemain OL Reign meladeni permintaan tanda tangan penggemar (instagram.com/olreign)

Dengan dominasi di level Eropa yang belum terkalahkan, OL Groupe yang menaungi klub tersebut memutuskan untuk melebarkan sayap mereka ke benua lain. Prospek menarik datang dari Amerika Serikat yang kini cabang olahraga sepak bolanya mulai menunjukkan perkembangan pesat, termasuk tim perempuan. 

Pada 2020 lalu, OL Groupe mengakuisisi kepemilikan Reign FC, salah satu klub yang berlaga di National Women’s Soccer League (NWSL), liga utama sepak bola perempuan di Amerika Serikat. Dengan begitu, klub tersebut mengadopsi nama OL Reign. Tak hanya dari segi teknis, Olympique Lyonnais juga progresif melihat peluang bisnis. 

 

Dari tim sepak bola perempuan terkuat di dunia ini kita belajar tentang pentingnya memberi akses yang sama untuk atlet tanpa melihat status gendernya. Ia bisa jadi angin segar untuk sepak bola perempuan mengingat selama ini atensi dan aliran dana lebih banyak mengucur ke sepak bola pria.

Baca Juga: 5 Eks Pesepak Bola Ini Jadi Pimpinan Tim Sepak Bola, Ada Beckham!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya