Peraturan Adu Penalti dan Cara Tentukan Pemenangnya

Cara paling objektif tentukan pemenang di fase gugur

Ketika memasuki fase gugur, pertandingan tak lagi bisa berakhir dengan hasil imbang. Pemenang harus ditentukan saat itu juga. Itulah mengapa kemudian ada waktu tambahan 2 x 15 menit yang harus dilalui kedua tim. 

Bila ternyata waktu tambahan tersebut belum juga bisa menentukan kemenangan salah satu tim, maka adu penalti jadi jalan terakhirnya. Buat kamu yang belum paham, simak dulu bagaimana aturan serta cara menentukan pemenang adu penalti lewat ulasan berikut, ya! 

1. Sejarah adu penalti

Peraturan Adu Penalti dan Cara Tentukan Pemenangnyalaga semifinal Piala Dunia 1982 antara Prancis lawan Jerman Barat (fifa.com)

Melansir situs resmi Olimpiade, adu penalti baru diperkenalkan pada Piala Dunia 1970. Sebelum itu, bila laga berlangsung sengit sampai waktu tambahan dan hasilnya tetap imbang, pemenang akan ditentukan melalui undian koin. Hal ini untuk menghindari pertandingan ulang yang dianggap tidak efisien karena menyita waktu dan biaya. Tentu undian ini terasa kurang adil karena bertumpu pada keberuntungan semata. 

Seorang mantan jurnalis yang kemudian menjabat sekretaris umum Israel Football Association (IFA), Joseph Dagan akhirnya mencetuskan adu penalti sebagai cara menentukan pemenang yang lebih objektif. Inisiatifnya dipicu oleh kekecewaan atas tersingkirnya Israel dari Olimpiade Meksiko 1968 karena kalah undian usai bermain imbang dengan Bulgaria pada perempat final. 

Melalui proses lobi untuk mengumpulkan pendukung, ide Dagan akhirnya disetujui International Football Association Board (IFAB), sebuah badan independen khusus mengatur regulasi dalam sepak bola. Aplikasi adu penalti baru terjadi pada semifinal Piala Dunia 1982 yang mempertemukan Jerman Barat dan Prancis. 

2. Aturan main adu penalti

Peraturan Adu Penalti dan Cara Tentukan PemenangnyaDominik Livakovic saat menepis tendangan penalti Jepang pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 (instagram.com/hns_cff)

Ada beberapa aturan dalam adu penalti, diantaranya:

  • Tim diminta untuk menentukan lima penendang pertama dan kiper yang akan dimainkan. Mereka haruslah pemain yang berada di lapangan saat peluit panjang akhir waktu tambahan berbunyi.
  • Pemain cadangan yang belum masuk lapangan dan pemain yang ditarik ke bangku cadangan tidak diperbolehkan disertakan sebagai penendang penalti. Kecuali bila semua pemain yang berada di lapangan sudah melakukan tendangan (termasuk kiper) dan belum bisa ditentukan siapa pemenangnya. 
  • Adu penalti dilakukan bergilir antar tim A dan tim B. Tiap tim dapat jatah tendangan sebanyak 5 kali. Bila pada prosesnya sudah terlihat tim yang unggul, adu penalti bisa berakhir lebih cepat tanpa harus melalui proses lima tendangan untuk masing-masing tim.
  • Namun, bila sampai 5 kali ronde belum juga ditemukan tim yang unggul, jumlah tendangan akan ditambah. Pada sesi tambahan ini, bila penendang tim A berhasil mencetak gol dan penendang tim B gagal, tim A akan langsung otomatis dinyatakan sebagai pemenang. 
  • Untuk menentukan tim mana dulu yang melakukan tendangan, wasit akan mengundi dengan koin seperti saat akan menentukan tim yang berhak melakukan sepak mula pada awal pertandingan. 
  • Soal posisi, salah satu kaki kiper harus berada tepat di garis gawang atau di belakangnya. Bila kedua kaki kiper berada di depan garis gawang, wasit akan memberi peringatan atau meminta tendangan diulang. 

Baca Juga: 5 Kiper Spesialis Adu Penalti Piala Dunia, Pahlawan Tim!

3. Bedanya dengan tendangan penalti biasa

Peraturan Adu Penalti dan Cara Tentukan Pemenangnyahadiah tendangan penalti yang diberikan pada Argentina saat melawan Polandia (instagram.com/fifaworldcup)

Meski sama-sama dilakukan dari titik penalti yang jaraknya 11 meter dari garis gawang, adu penalti berbeda dengan tendangan penalti biasa. Simak perbedaannya dibawah ini!

  • Tendangan penalti diberikan pada sebuah tim yang menyerang bila mereka dilanggar di kotak penalti oleh tim yang sedang bertahan. 
  • Ketika tendangan dilakukan dan berhasil ditepis kiper, pantulannya boleh ditendang lagi ke arah gawang dan bisa saja berbuah gol.
  • Sementara itu, tendangan dalam adu penalti hanya dilakukan sekali. Pantulan hasil tepisan dari kiper tidak boleh ditendang kembali ke arah gawang.

4. Tetap jadi jalan pulang tersadis untuk tim yang kalah

Peraturan Adu Penalti dan Cara Tentukan Pemenangnyapemain Jepang usai kalah adu penalti dari Kroasia pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 (instagram.com/fifaworldcup)

Sampai sekarang adu penalti dianggap sebagai cara paling objektif untuk menentukan pemenang pada fase gugur sebuah turnamen. Namun, ia tetap jadi jalan pulang yang sadis untuk tim yang kalah. Momen adu penalti selalu menegangkan dan dramatis. Tidak hanya skill, banyak faktor yang mempengaruhi hasilnya, termasuk mentalitas dan keberuntungan. 

Tak sedikit pemain bintang yang gagal mencetak gol saat melakukan adu penalti. Beberapa juga bahkan dicemooh karena menendang dari titik yang jaraknya dekat dengan garis gawang dianggap sepele. Padahal, tentu semua tidak sesederhana yang dilihat. Saat adu penalti, tidak hanya penendang yang jadi sorotan. Penjaga gawang biasanya ikut terangkat namanya bila berhasil mematahkan tendangan lawan. 

Perlu jadi catatan, hasil adu penalti tidak akan menentukan siapa pemenang pertandingan. Dalam catatan rekaman pertandingan, laga yang berakhir dengan adu penalti berarti seri. Hasil adu penalti hanya digunakan untuk menentukan satu tim yang berhak melaju ke babak selanjutnya. 

5. Ada wacana ide baru yang bakal diperkenalkan pada fase grup Piala Dunia 2026

Selama ini, adu penalti hanya bisa kita temukan pada fase gugur. Melansir Diario AS, ada wacana bahwa sistem ini akan diperkenalkan pertama kalinya pada babak penyisihan grup empat tahun mendatang.

Piala Dunia 2026 akan diikuti 48 tim. Mereka akan dibagi dalam 16 grup yang berarti satu grup akan diisi tiga tim saja. Dengan format ini, perebutan poin akan lebih susah dan diwacanakan akan ada adu penalti sebelum matchday tiap grup dimulai. 

Meski begitu, format baru ini masih butuh diskusi dan pematangan format lebih lanjut. Banyak pihak yang keberatan dan mengritiknya karena dianggap akan mengurangi greget persaingan. Namun, di sisi lain FIFA berniat melibatkan lebih banyak negara di dalam turnamen akbar tersebut. Terutama tim-tim yang lebih lemah dan berada di luar yurisdiksi UEFA. 

Baca Juga: Catatan Penting Adu Penalti di Piala Dunia, Banyak Suguhkan Drama!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya